I Am atau Aspek Kepribadian Positif
keterampilan sosial dan interpersonal atau kompetensi sosial Grotberg, 1995. Individu mempelajari keterampilan ini melalui
interaksinya dengan orang lain. Selain itu, keterampilan ini juga diperoleh melalui siapapun yang mengajar mereka, contohnya
orangtua, guru, teman, dll. Keterampilan yang dimaksud terdiri dari : 1 Komunikasi
Remaja mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka pada orang lain. Selain itu, mereka juga mampu
mendengarkan perkataan orang lain dan memahami apa yang orang lain rasakan.
2 Pemecahan masalah Remaja dapat melihat permasalahan yang terjadi dari
berbagai sudut pandang sehingga mereka dapat menentukan cara mengatasinya.
3 Mengolah perasaan dan impuls-impuls Remaja mampu mengenali perasaan dan emosi dalam
dirinya. Dengan demikian, mereka dapat berperilaku tanpa menyakiti perasaannya sendiri dan orang lain.
4 Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain Remaja memiliki pengetahuan terhadap temperamennya
sendiri dan orang lain. Hal ini membantu mereka dalam bertindak.
5 Menjalin hubungan dengan saling percaya
Remaja dapat menemukan orang lain orangtua, guru, teman atau orang dewasa lain untuk meminta bantuan, berbagi
perasaan dan perhatian. Perkembangan resiliensi merupakan salah satu dari proses
perkembangan manusia yang sehat. Proses tersebut terjadi antara kepribadian dan lingkungan individu. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan resiliensi pada remaja dibutuhkan interaksi dari ketiga aspek tersebut. Akan tetapi, agar interaksi yang terjadi antar ketiganya
berhasil, diperlukan lingkungan sosial remaja yang berkualitas. Apabila antara aspek-aspek yang berasal atribut internal dan
eksternal seimbang, maka resiliensi dapat tercapai. Sebagai contoh, remaja yang mendapatkan kehangatan dan dukungan dari guru mendukung remaja
untuk mengembangkan perilaku positif dengan teman dan orang dewasa lainnya. Selain itu, orangtua juga didukung untuk lebih terlibat dalam
kehidupan anak-anak mereka. Dalam suatu keadaan, dapat ditemukan remaja yang tidak memperoleh dukungan dari orang dewasa di luar
keluarga mereka. Remaja tersebut mungkin saja masih mampu mengembangkan resiliensi, khususnya apabila orangtua, saudaranya atau
teman-temannya memberikan dukungan. Pada remaja lainnya, mungkin mereka tidak memiliki kesehatan yang baik dan gaya berpikir yang kurang
jelas. Pada dasarnya mereka masih mampu mengembangkan resiliensi apabila mereka memiliki kemampuan coping yang efektif, karakter