Peranan dan Kinerja Balai Besar Perbenihan dan

No. Kegiatan Lembaga Yang Bermitra Kewajiban Tanggapan Kinerja LPP dari Lembaga Yang Bermitra Berdasarkan tanggapan PG Gempolkrep terhadap kinerja LPP adalah baik. LPP selalu berusaha meningkatkan kerjasama dengan pelaku industri untuk pelaksanaan dan pelatihan peningkatan profesionalisme, hal ini sesuai dengan rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional. Sumber : Data Olahan Berdasarkan Informasi Informan, 2011 Pada Tabel 35. menunjukkan peran LPP diperlukan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia demi meningkatkan kinerja kelembagaan agribisnis, khususnya di lingkup internal BUMN Perkebunan dan secara umum di lingkungan disekitarnya.

5.3.4.10. Peranan dan Kinerja Balai Besar Perbenihan dan

Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan BBP2TP Surabaya adalah salah satu lembaga pemerintah yang memiliki fungsi sebagai pelaksana pengujian mutu dan sertifikasi benih perkebunan dalam rangka pemberian sertifikat layak edar. Oleh karena itu dapat dilihat peranan dan kinerja BBP2TP Surabaya dalam kelembagaan agribisnis tebu di PG Gempolkrep seperti Tabel 36. Tabel 36. Peranan dan Kinerja BBP2TP Surabaya Terhadap Lembaga Lain No. Kegiatan Lembaga Yang Bermitra Kewajiban Tanggapan Kinerja BBP2TP Sby dari Lembaga Yang Bermitra 1 Taksasi produksi tebu pada lahan yang didaftarkan PG Gempolkrep Melaksanakan sertifikasi bibit tebu KBN, KBI, dan KBD yang dimiliki TS Menurut Ibu Revi “….butuh koordinasi agar pelaksanaan sertifikasi tepat waktu, karena mempengaruhi mutu bibit” Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber No. Kegiatan Lembaga Yang Bermitra Kewajiban Tanggapan Kinerja BBP2TP Sby dari Lembaga Yang Bermitra Berdasarkan tanggapan PG Gempolkrep terhadap kinerja BBP2TP Surabaya adalah kurang baik. BBP2TP Surabaya diharapkan selalu berusaha meningkatkan pelayanan, dalam mengawal program akselerasi peningkatan produktivitas gula, hal ini sesuai dengan rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional. 2 Taksasi kebun produksi milik sendiri TR Petani tebu rakyat Melaksanakan sertifikasi bibit tebu untuk KBI dan KBD milik sendiri TR - 3 Koordinasi pembibitan P3GI Berkoordinasi dalam penyediaan bibit tebu Menurut Ibu Sih “….kerjasama dan koordinasi sudah terjalin dengan baik, sama-sama saling membantu” Berdasarkan tanggapan P3GI terhadap kinerja BBP2TP Surabaya adalah baik. BBP2TP Surabaya selalu berusaha meningkatkan pelayanan, dalam mengawal program akselerasi peningkatan produktivitas gula, hal ini sesuai dengan rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional. Sumber : Data Olahan Berdasarkan Informasi Informan, 2011 Berdasarkan Tabel 36. menunjukkan bahwa kinerja BBP2TP Surabaya sudah cukup baik, namun dibutuhkan perbaikan dalam hal koordinasi dan komunikasi. Visi BBP2TP Surabaya adalah menjadi lembaga rujukan dalam pengawasan mutu dan teknologi terapan perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan yang professional dapat terwujud bilamana koordinasi dan komunikasi antar lembaga berjalan lancar. Hal ini nantinya juga akan mempengaruhi kinerja kelembagaan agribisnis, khususnya agribisnis tebu di PG Gempolkrep, Mojokerto, Jawa Timur. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

5.4. Rincian Ketidaksesuaian Kelembagaan Agribisnis Tebu di PG Gempolkrep

Kelembagaan merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang kerangka dasar perumusan kebijakan dan pembangunan pertanian untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan dibuat untuk membuat lancar, terjamin, teratur, dan mengurangi ketidakefisiensinya transaksi ekonomi. Menurut Johson 1989 dalam Singgih 2009, mengemukakan bahwa sumber daya alam SDA, sumber daya manusia SDM, teknologi dan kelembagaan merupakan empat faktor penggerak dalam pembangunan pertanian. Keempat faktor tersebut merupakan syarat kecukupan untuk mencapai pembangunan yang dikehendaki. Artinya apabila salah satu atau lebih faktor tersebut tidak dipenuhi, maka tujuan untuk mencapai keadaan tertentu tidak akan terjadi. Mubyarto 1997 dalam Singgih 2009, mengemukakan bahwa lembaga atau kelembagaan adalah organisasi atau kaidah-kaidah baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Kelembagaan dapat diarti sebagai aturan representasi rule of representation yaitu, mengatur permasalahan siapa yang berhak dan bagaimana peran partisipasi terhadap suatu kegiatan dalam proses pengambilan keputusan. Aturan representasi menentukan alokasi dan distribusi sumberdaya. Tubbs 1984 dan Hanel 1989 dalam Yustika Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber