Kelembagaan Landasan Teori 1. Tebu

2.2.7. Kelembagaan

Kelembagaan merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang kerangka dasar perumusan kebijakan dan pembangunan pertanian untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kelembagaan yang dimaksud disini adalah suatu aturan yang dikenal, diikuti dan ditegakkan secara baik oleh anggota masyarakat, yang member naungan dan hambatan constraints bagi individu atau anggota masyarakat. Kelembagaan memberi nafas dan ruang gerak bagi tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi, yang sebenarnya memiliki ruh kehidupan karena suatu kelembagaan. Kelembagaan dibuat untuk membuat lancar, terjamin, teratur, dan mengurangi ketidakefisiensinya transaksi ekonomi. Menurut Johson 1989 dalam Singgih 2009, mengemukakan bahwa sumber daya alam SDA, sumber daya manusia SDM, teknologi dan kelembagaan merupakan empat faktor penggerak dalam pembangunan pertanian. Keempat faktor tersebut merupakan syarat kecukupan untuk mencapai pembangunan yang dikehendaki. Artinya apabila salah satu atau lebih faktor tersebut tidak dipenuhi, maka tujuan untuk mencapai keadaan tertentu tidak akan terjadi. Mubyarto 1997 dalam Singgih 2009, mengemukakan bahwa lembaga atau kelembagaan adalah organisasi atau kaidah-kaidah baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber masyarakat tertentu baik dalam kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya mencapai tujuan tertentu. Soentoro 2002 dalam Singgih 2009, kelembagaan mengandung dua pengertian yaitu disebut institusi atau pranata dan organisasi. Pengertian kelembagaan sebagai organisasi lebih mudah dikenali dalam bentuk nyata seperti Koperasi Unit Desa KUD, bank, pemerintah, dan sebagainya. Sedangkan pengertian kelembagaan sebagai pranata dapat dikenali melalui pemahaman unsur-unsurnya. Shaffer dan Schmid dalam Pakpahan 1989 menyatakan kelembagaan ditinjau dari sudut organisasi merupakan sistem organisasi dan kontrol terhadap sumberdaya. Dipandang dari sudut individu, kelembagaan merupakan gugus kesempatan bagi individu dalam membuat keputusan dan melaksanakan aktivitasnya. Pakpahan 1989 mengemukakan suatu kelembagaan dicirikan oleh 3 hal utama : 1 Batas yurisdiksi yurisdiction of boundary; 2 Hak kepemilikan property right, dan 3 Aturan representasi rule of representation. Batasan yurisdiksi berarti hak hukum atas batas wilayah kekuasaan atau batas otoritas yang dimiliki oleh suatu lembaga, atau mengandung makna kedua-duanya. Penentuan siapa dan apa yang tercakup dalam suatu organisasi atau masyarakat ditentukan oleh batas yurisdiksi. Oleh karena itu dalam mengembangkan kelembagaan dalam rangka pengembangan agribisnis harus jelas batas yurisdiksinya, sebagai ilustrasi apakah petani akan dilibatkan didasarkan atas pemilihan varietas, Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber bagaimana penggunaan pupuk, atau dalam satu-kesatuan teknik budidaya. Konsep property atau pemilikan sendiri muncul dari konsep hak right dan kewajiban obligations yang diatur hukum, adat, dan tradisi, atau konsensus yang mengatur hubungan antar anggota masyarakat dalam hal kepentingannya terhadap sumberdaya Pakpahan, 1990. Tidak seorang pun yang dapat menyatakan hak milik tanpa pengesahan dari masyarakat dimana dia berada. Hak kepemilikan juga merupakan sumber kekuatan untuk akses dan kontrol terhadap sumberdaya Schmid, 1960 dalam Pakpahan, 1990. Dalam konteks ini, apakah petani yang akan diikutsertakan adalah petani pemilik, penyewa, penggarap, atau siapa- siapa yang penting berstatus sebagai petani. Aturan representasi rule of representation mengatur permasalahan siapa yang berhak berpartisipasi terhadap apa dalam proses pengambilan keputusan. Aturan representasi menentukan alokasi dan distribusi sumberdaya. Dipandang dari segi ekonomi, aturan representasi mempengaruhi ongkos membuat keputusan. Ongkos transaksi yang tinggi dapat menyebabkan output tidak bernilai untuk berproduksi. Oleh karena itu, perlu dicari suatu mekanisme representasi yang efisien sehingga dapat menurunkan ongkos transaksi. Pergeseran sistem panen dengan kroyokan kearah sistem tebasan ternyata menurunkan biaya. Tubbs 1984 dan Hanel 1989 menyatakan bahwa pengambilan keputusan atas dasar grup proses akan meningkatkan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber loyalitas, kerjasama, motovasi, dukungan anggota pada asosiasi dan mengurangi tekanan internal serta biaya transaksi yang pada akhirnya aka meningkatkan performa kelembagaan. Menurut Challen dalam Yustika 2010, mengungkapkan beberapa karakteristik umum dari kelembagaan, yakni : 1. Kelembagaan secara social diorganisasi dan didukung Scott, 1989, yang biasanya kelembagaan membedakan setiap rintangan-rintangan atas perilaku manusia, misalnya halangan biologis biological constraints dan rintangan fisik physical constraints. 2. Kelembagaan adalah aturan-aturan formal dan konvensi informal, serta tata perilaku codes of behavior North, 1990. 3. Kelembagaan secara perlahan-lahan berubah atas kegiatan-kegiatan yang telah dipandu maupun dihalangi. 4. Kelembagaan juga mengatur larangan-larangan prohibitions dan persyaratan-persyaratan conditional permissions North, 1990.

2.2.8. Ekonomi Kelembagaan