4.3.5. Taksasi Produksi
Tanaman tebu yang akan dipanen harus layak giling dan layak tebang, maka perlu dilakukan taksasi meliputi Taksasi Desember dan
Taksasi Maret. 1. Taksasi Desember
Dilaksanakan pada bulan Desember, yang melaksanakan adalah SKW yang dibantu oleh petani dan koperasi. Pada taksasi produksi yang
dilihat adalah penampakan secara visual luasan areal, jenis varietas, masa tanam, dan jumlah batang tebu sehingga dapat diperkirakan
berapa produksi yang dihasilkan. 2. Taksasi Maret
Dilaksanakan pada bulan Maret, yang melaksanakan adalah ketua kelompok Petugas PTRI Pelayanan Tebu Rakyat Intensifikasi,
petugas tebang angkut PG, perwakilan koperasi, PPL-Hutbun dengan coordinator kegiatan SKW PG Gempolkrep. Taksasi Maret yang
dihitung yaitu jumlah leng, jumlah batang per leng, tinggi batang, berapa batang per meter, sehingga dapat diperkirakan berapa
produktivitas tebu yang diperoleh dalam satu areal kebun.
4.3.6. Panen
Panen adalah kegiatan pengambilan atau penebangan tanaman yang sudah mencapai tingkat kemasakan maksimal. Hal ini tergantung
dari varietas tebu yang ditanam. Apabila tebu yang digunakan memiliki kemasakan awal seperti : PS851, PS 862, PSBM 901, maka panen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dilakukan pada umur tanaman 10-12 bulan. Jika tebu memiliki kemasakan tengah seperti : Kidang Kencana, Kentung, PSJT 941, GMP, maka
dipanen pada umur tanaman 12-14 bulan. Dan tebu yang ditanam memiliki tipe kemasakan akhir seperti : PS 864, Bululawang, maka
panen dapat dilakukan waktu tanaman berumur lebih dari 14 bulan.
Gambar 8. Proses Panen Tebu Giling Kebun tebu yang ditemui dalam keadaan terbakar harus ditebang
terlebih dahulu daripada kebun yang lain maksimal selama 2 hari tebu harus habis tertebang. Penebangan tebu dilakukan tidak sampai ke akar
tebu melainkan dipotong rata tanah. Hal ini dikarenakan agar tanaman tebu masih bias tumbuh kembali tanaman keprasan. Proses keprasan
hanya bias dilakukan 1 kali. Batang tebu diikat masing-masing sebanyak 50 batang, kemudian
diangkut kedalam truk untuk mempermudah sebelum masuk ke meja giling PG Gempolkrep. Tebu diangkat oleh petani tenaga angkut
menggunakan tangga, tebu-tebu diletakkan secara memanjang pada dasar truk. Lama penebangan tebu sampai denga tebu giling tidak lebih
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dari 20 jam, jika lebih dari 20 jam maka tebu tersebut wayu proses pembentukan gula menjadi sulit lama.
Tebu yang telah ditebang harus memiliki kriteria MBS, yaitu Masak, Bersih dan Segar.Masak apabila tebu yang siap dipanen pada tingkat
kemasakan optimal mengacu pada sifat fisik dan kimia tebu tersebut. Bersih apabila tebu yang ditebang bebas dari pucukan, daduk, akar,
tanah, dll. Segar apabila tanaman tebu sejak ditebang hingga diangkut dalam transportasi yang selanjutnya dikirim sampai di PG Gempolkrep
tidak melebihi batas waktu yang ditentukan, maksimal 3 hari. Tingginya kotoran akan meningkatkan kehilangan kadar rendemen dalam proses
produksi gula di pabrik.
Gambar 9. Tebu Hasil Panen Siap Digiling Menurut Supriyadi 1992, penebangan tebu harus bersih dari
pucukan dan daduk, karena pucuk yang terikut digiling dapat menurunkan rendemen tebu. Pucuk tebu memiliki kadar gula sedikit sekali. Oleh karena
itu, pada saat tebu ditebang diusahakan agar mutu tebangnya baik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
dengan kotoran maksimal 5, karena jika melebihi 5 akan menurunkan kadar rendemen gula yang dihasilkan.
Angkutan tebang dan tenaga angkut diatur oleh Kepala SKK Tebang Angkut PG Gempolkrep. Kegiatan tebang angkut ini dibedakan
menjadi 3, yaitu : 1. Tebang oleh pabrik gula PG
Tebangan sepenuhnya dilakukan dan dibiayai oleh PG dan tebu yang ditebang adalah tebu milik PG sendiri TS
2. Tebang oleh koperasi Mandoran Tebangan yang biasa disebut tebang mandoran hamparan kelompok.
Tebangan dilakukan oleh koperasi pada areal yang termasuk dalam wilayah kerja PG Gempolkrep, tebu yang ditebang adalah tebu rakyat
TR. Biasanya biaya tebangan sesuai dengan persetujuan petani di Rapat Anggota Tahunan koperasi masing-masing.
3. Tebang sendiri angkut sendiri TSAS Tebangan yang seluruh tenaga tebang, transportasi, upah tebang
dibiayai sendiri atau ditanggung petani sendiri secara mandiri tanpa kredit. Tebu yang ditebang adalah tebu rakyat TR.
Tenaga dan angkutan tebang angkut secara umum dilakukan secara kontrak selama 1-2 bulan sebelum waktu giling. Dalam mengatur
jadwal tebang angkut di kantor tebang angkut PG Gempolkrep dibagi atas 2 bagian, yaitu :
1. Seksi penerimaan terdiri dari mandor 1 koordinator emplacement
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Seksi tebang angkut yang memiliki tugas menjaga kestabilan dan mutu bahan baku selama masa giling produksi.
Sistem tebang yang umum digunakan di wilayah kerja PG Gempolkrep yaitu langsung kolong atau TSAS, maksudnya setiap
menebang 50 batang tebu langsung diikat menggunakan daun tebu, dikumpulkan dan dikirim ke meja giling PG Gempolkrep. Masing-masing
wilayah melalui sinder tebang PG dan koperasi membuat RTH Rencana Tebang Harian yang telah diketahui oleh SKW, kemudian diajukan
kepada Kepala SKK Tebang Angkut, setelahnya SPTA Surat Perintah Tebang Angkut siap dikeluarkan untuk petani-petani yang siap
melaksanakan kegiatan tebang angkut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Informan Dalam Penelitian
Informan dalam penelitian ini sangat berpengaruh dalam keakuratan dan keabsahan data. Semua informasi dari informan yang
dideskripsikan nantinya akan dianalisis, selain didukung oleh penelitian terdahulu dan studi kepustakaan yang mendukung. Total informan dalam
penelitian ini adalah 20 orang yang terdiri atas : • 8 orang dari PG Gempolkrep
• 2 orang dari perwakilan petani tebu rakyat PTR • 3 orang dari perwakilan koperasi
• 1 orang dari perwakilan APTR • 1 orang dari Disbun Propinsi Jawa Timur
• 2 orang dari Dishutbun Kabupaten Mojokerto • 1 orang dari P3GI, dan
• 2 orang dari BBP2TP Surabaya. Para informan diatas memiliki usia, pengalaman masa kerja dan
latar belakang pendidikan yang berbeda yang ditunjukkan pada Tabel 13, sehingga dapat menggambarkan seberapa akurat informasi yang telah
mereka berikan kepada peneliti. Secara berurutan akan ditunjukkan informasi mengenai usia, pengalaman masa kerja dan latar belakang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber