Metode Analisis Data Keabsahan Data

14. Peralatan adalah alat-alat yang digunakan selama proses budidaya tebu, dari mulai pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, sampai pasca panen akan diangku ke truk menuju meja giling di Pabrik Gula. 15. Pendidikan adalah pendidikan terakhir secara formal yang telah ditempuh oleh para informan atau key person dalam penelitian ini.

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif yang berasal dari data-data kualitatif informan yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang kinerja kelembagaan agribisnis tebu di PG Gempolkrep. Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang dikumpulkan melalui wawancara maupun dengan observasi di lapangan, termasuk berbagai informasi yang didapat dari informan. Selanjutnya dilakukan reduksi data dengan membuat abstraksi ringkasan inti, yang kemudian disusun dalam satuan-satuan kegiatan. Secara ringkas analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Sedangkan penyajian data adalah kegiatan penyajian sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif dibantu dengan foto, gambar dan tabel, yang bertujuan mempertajam pemahaman peneliti terhadap Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber informasi yang diperoleh. Sedangkan penarikan kesimpulan adalah mencari arti, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab- akibat, dan proposisi. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan, sehingga data-data tersebut teruji validitasnya.

3.7. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara, peneliti mengamati dengan tekun dan seksama supaya kedalam makna yang tersirat dari subjek dapat dijelaskan dan dilaporkan dalam hasil penelitian secara rinci, utuh, dan komprehensif. Memang diakui kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsifan data, dan pada akhirnya sebagai pelapor dari hasil penelitian yang telah dilakukannya. Perlu juga diketahui bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagi instrumen penelitian, karena peranannya tersebut dimana segalanya dari keseluruhan proses penelitian, peneliti sangat berperan dan dominan. Kemampuan peneliti sebagai instrumen penelitian, diwujudkan dalam pelaksanaan di lapangan dengan jalan mengamati dan mencatat berbagai fenomena yang senantiasa dilakukan oleh lembaga- lembaga terkait guna mendapat gambaran dan pemahaman arti dan makna dari segala tindakan, ucapan, dan perkataan itu, serta senantiasa melakukan cross-check data di lapangan kepada beberapa informan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Model triangulasi digunakan dalam penelitian ini, artinya dalam pengumpulan data dan analisis data sekaligus dilakukan, termasuk menggunakan sebagi alat uji keabsahan dan analisis hasil penelitian. Uji keabsahan dapat dilakukan melalui mekanisme uji silang dengan informan lain, termasuk dengan informan penelitian. Triangulasi juga dapat membantu dalam menguji pemahaman peneliti dengan pemahaman informan tentang hal-hal yang diinformasikan informan kepada peneliti. Hal ini perlu dilakukan mengingat dalam penelitian kualitatif, persoalan pemahaman makna suatu hal bisa jadi berbeda antara orang satu dengan yang lainnya. Uji keabsahan melalui triangulasi ini dilakukan karena dalam penelitian kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan alat-alat uji statistik. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan kebenaran alat, sehingga substansi kebenaran tergantung pada kebenran intersubjektif. Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap benar apabila kebenaran itu mewakili kebenaran orang banyak atau kebenaran stakeholder. Kebenaran bukan saja muncul dari wacana etik, namun juga wacana etnik dari lembaga yang diteliti Bungin, 2005. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN