Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tebu

ditanam sampai bisa dipanen mencapai kurang lebih 1 tahun. Untuk pembuatan gula, batang tebu yang sudah dipanen diperas dengan mesin pemeras mesin press di pabrik gula. Sesudah itu, nira atau air perasan tebu tersebut disaring, dimasak, dan diputihkan sehingga menjadi gula pasir yang kita kenal. Dari proses pembuatan tebu tersebut akan dihasilkan gula 5, ampas tebu 90 dan sisanya berupa tetes molasse dan air. Daun tebu yang kering memiliki biomassa yang mempunyai nilai kalori tinggi. Biasanya digunakan sebagai bahan bakar memasak. Dalam konversi energi pabrik gula, daun tebu dan juga ampas batang tebu digunakan untuk bahan bakar boiler, yang uapnya digunakan untuk proses produksi dan pembangkit listrik Anonim, 2007. Komposisi tebu dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Komposisi Tebu Komponen Persentase Sabut 12,5 Nira : 87,5 a. Air 65,6-70 b. Bahan kering : 17,5-21,8 1. Bahan terlarut 3,2-4,4 2. Bahan tidak terlarut 0,4-1,1 Sumber : Anonim, 1992.

2.2.2. Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tebu

Luas areal tanaman perkebunan tebu di Jawa Timur cenderung meningkat, namun produktivitas tebu terus menurun. Dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas tebu serta mendukung keberhasilan Program Swasembada Gula Nasional, di Jawa Timur sejak Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber tahun 2001 dilaksanakan Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional hingga saat ini. Secara garis besar Program Akselerasi diimplementasikan melalui tiga kegiatan, yaitu bongkar ratoon, penguatan kelembagaan, dan rehabilitasi pabrik gula. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja industri gula nasional agar mampu menghasilkan gula secara efisien serta dapat menutupi kebutuhan dalam negeri. Program yang sudah berjalan meliputi kegiatan bongkar ratoon diikuti dengan pemakaian varietas unggul baru, pengairan, penyediaan kredit ketahanan pangan untuk petani tebu, serta upaya penguatan modal usaha kelompok koperasi tebu rakyat. Kegiatan program bongkar ratoon prinsipnya adalah merehabilitasi tanaman tebu yang telah dikepras berulang-ulang, keprasan maksimal yang ditoleransi adalah sebanyak 3 tiga kali. Bongkar ratoon diprioritaskan pada tanaman tebu yang dikepras lebih dari 3 kali. Tanaman dibongkar kemudian diganti dengan tanaman tebu baru. Bibit tanaman tebu penganti merupakan varietas unggul bersertifikat dan direkomendasikan Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia P3GI. Berdasarkan program diatas Propinsi Jawa Timur masih terus berusaha untuk meningkatkan produktivitas tebu guna menyukseskan Program Swasembada Gula Nasional. Berikut ini adalah data perkembangan areal, produksi, dan produktivitas tebu di Jawa Timur dalam kurun waktu 2004 – 2009 : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Tabel 5. Perkembangan Luas Areal Perkebunan, Produksi, dan Produktivitas Tebu Propinsi Jawa Timur Tahun 2004 - 2009 Tahun Luas Areal Ha Tebu Produksi Ton Produktivitas Ton Ha 2004 150.132,09 12.664.376,37 84,35 2005 169.336,99 15.506.586,00 91,57 2006 173.830,14 14.968.431,00 86,11 2007 197.056,65 17.425.615,50 88,43 2008 200.821,90 16.015.546,37 79,75 2009 186.025,65 14.732.643,10 79,20 Sumber : Data Primer Disbun Propinsi Jawa Timur Bagian Usahatani, 2010 Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu wilayah perkebunan tebu di Propinsi Jawa Timur. Luas tanam perkebunan tebu di Kabupaten Mojokerto semakin tahun menunjukkan peningkatan dan dapat dilihat dalam Tabel 6. Tabel 6. Luas Perkebunan Tebu di Kabupaten Mojokerto Tahun 2008 – 2010 No Kecamatan Tahun Ha 2008 2009 2010 1 Puri 934,20 848,10 1.100,40 2 Sooko 531,70 555,90 879,00 3 Trowulan 1.108,20 1.011,10 1.257,00 4 Bangsal 357,70 396,20 325,05 5 Mojoanyar 428,60 339,10 416,20 6 Gedeg 961,70 672,40 928,30 7 Kemlagi 1.194,60 890,20 1.208,70 8 Dawar Blandong 600,80 1.087,30 667,80 9 Jetis 837,80 796,00 1.262,80 10 Mojosari 142,40 193,10 183,86 11 Pungging 270,60 219,90 180,15 12 Ngoro 332,20 338,70 345,17 13 Kutorejo 185,90 202,60 197,48 14 Dlanggu 487,20 337,40 393,70 15 Pacet 124,60 339,40 129,93 16 Jatirejo 820,30 1.215,80 706,00 17 Gondang 345,20 420,40 259,60 18 Trawas 425,90 32,50 37,50 JUMLAH 10.125,60 9.896,00 10.478,635 Sumber : Data Primer Dishutbun Kab. Mojokerto Bagian Sarana Produksi, 2010 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

2.2.3. Kondisi Gula Jawa Timur