2.2.3. Kondisi Gula Jawa Timur
Rendahnya produksi gula nasional antara lain disebabkan tidak efisiennya pabrik-pabrik gula. Pada tahun 2006 telah dicanangkan
Gerakan Peningkatan Rendemen Tebu di Jawa Timur untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tebu sehingga mampu
mendukung keberhasilan Program Swasembada Gula Nasional. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 45 Tahun 2006 tentang Petunjuk
Teknis Gerakan Peningkatan Rendemen Tebu di Jawa Timur yang ditetapkan di Surabaya tanggal 28 Agustus 2006, merupakan landasan
operasional bagi gerakan tersebut, dalam pelaksanaannya didasari pula pada keterpaduan dan harmonisasi pelaku praktisi gula, khususnya antara
petani dan pabrik gula PG. Upaya peningkatan rendemen tebu mencakup aspek teknis di bidang on-farm meliputi penataan varietas,
pemupukan, kontrak giling, dan monitoring perencanaan tebangan tebu dengan aplikasi pertanian terukur; Tebang Angkut; dan off-farm.
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia P3GI juga memberikan gambaran bahwa upaya swasembada
gula akan dicapai, walaupun hal tersebut memerlukan waktu yang cukup lama. Upaya untuk melakukan swasembada gula dapat dilakukan dengan
cara : 1 meningkatkan efisiensi usaha tani; 2 memperbaiki sistem penyaluran sarana produksi; 3 menerapkan usaha tani terpadu; 4
membina sistem kelompok tani dan koperasi; dan 5 meningkatkan peran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
serta petani dalam usaha tani tebu. Berikut data produksi, produktivitas gula, dan rendemen di Jawa Timur dapat dilihat di Tabel 7.
Tabel 7. Produksi, Produktivitas Gula, dan Rendemen di Jawa Timur Tahun 2004 - 2009
Tahun Gula
Rendemen Produksi Ton
Produktivitas Ton Ha
2004 921.178,00
6,14 7,27
2005 1.048.734,47
6,19 6,76
2006 1.099.186,38
6,32 7,34
2007 1.205.997,40
6,12 6,92
2008 1.245.207,69
6,20 7,77
2009 1.079.236,68
5,80 7,33
Sumber : Data Primer Disbun Propinsi Jawa Timur Bagian Usahatani, 2010
2.2.4. Agribisnis Tebu