5.3.3.2. Peranan dan Kinerja Petani PG Gempolkrep
Petani adalah salah satu faktor sentral dalam budidaya tebu. Petani sangat bergantung dari hasil tumbuhnya tanaman tebu yang merupakan
bahan baku utama pembuatan gula dan tetes. PG Gempolkrep memiliki wilayah kerja di 3 Kabupaten dan 1 Kota,
yaitu Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, serta Kota Mojokerto. Total petani di PG Gempolkrep adalah 3467 orang.
Pada Tabel 18. akan ditunjukkan jumlah petani di masing-masing Kabupaten dan Kota, serta kisaran luas lahan yang garapannya.
Tabel 18. Data Jumlah Petani dan Kisaran Luas Lahan Petani PG Gempolkrep
No. Wilayah
Jumlah Petani
orang Luas Lahan Petani Ha
2 2 - 5
5
1 Kab. Mojokerto
2179 123
1652 404
2 Kota Mojokerto
120 3
92 25
3 Kab. Jombang
786 30
529 227
4 Kab. Lamongan
382 15
342 25
Total Petani 3467
171 2615
681
Sumber : Data Olahan Bagian QC dan Litbang PG Gempolkrep, 2011 Berdasarkan Tabel 18. dapat diketahui bahwa potensi petani tebu
PG Gempolkrep ada di wilayah Kabupaten Mojokerto dengan jumlah 2179 orang atau sekitar 62 dari total petani PG Gempolkrep. Hal ini
dimungkinkan karena lokasi PG Gempolkrep sendiri berada di Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan informasi dari Bapak Epa Bagian TU Hasil 2011,
pada umumnya petani dapat memilih konsumen pembeli tebu yang dihasilkannya dengan beberapa alasan, antara lain :
1. Lokasi Pabrik Gula yang paling terdekat dengan lokasi kebun tebunya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Lokasi Pabrik Gula yang strategis, memudahkan transportasi dan proses tebang angkut.
3. Pelayanan Pabrik Gula yang prima, baik segi teknis maupun permodalan.
Oleh karena itu salah satu alasan pelayanan Pabrik Gula dapat menentukan pilihan petani dalam melakukan perjanjian kontrak kerjanya.
Pada Tabel 18. juga menunjukkan adanya 171 petani atau sekitar 4,93 yang memiliki lahan kurang dari 2 Ha. Padahal sesuai keputusan,
hanya petani tebu yang menggarap kebun seluas minimal 2 Ha yang mendapatkan bantuan fasilitas kredit. Maka dari itu petani memutuskan
untuk bersama membentuk kelompok tani dalam mendaftarkan diri dan melakukan kontrak kerja kepada PG Gempolkrep, sehingga nantinya juga
merasakan bantuan permodalan dari Bank Pelaksana Bank Pemberi Kredit melalui fasilitas KKPE, PMUK atau PKBL.
Petani dalam melaksanakan kemitraan ini tetap harus memenuhi persyaratan yang ditentukan PG Gempolkrep. Awalnya berdasarkan
rekomendasi dari petugas penyuluh lapangan PPL Hutbun Kabupaten Mojokerto dan Sinder Kebun Wilayah SKW PG Gempolkrep, PG
Gempolkrep memilah atau break down areal yang berpotensi sebagai Calon Petani Calon Lahan CPCL. Kemudian setiap petani mendaftarkan
arealnya kepada PG Gempolkrep sebagai CPCL, setelah pengajuan areal akan diukur luas lahannya oleh juru gambar menggunakan alat GPS
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Global Positioning System. Setelah itu penandatanganan perjanjian kerjasama antara PG Gempolkrep, koperasi dan petani tebu itu sendiri.
Petani tidak hanya bermitra dengan PG Gempolkrep dan koperasi, namun juga dengan APTR, Disbun Propinsi Jawa Timur, Dishutbun
Kabupaten Mojokerto, P3GI, LPP, dan BBP2TP Surabaya, secara terperinci dalam Tabel 19.
Tabel 19. Peranan dan Kinerja Petani PG Gempolkrep Terhadap Lembaga Lain
No. Kegiatan
Lembaga Yang Bermitra
Kewajiban
Tanggapan Kinerja Petani
dari Lembaga Yang Bermitra
1 Pendaftaran
petani PG
Gempolkrep Memenuhi
persyaratan pendaftaran dan
persyaratan perjanjian
kontrak
yang telah disepakati
petani Menurut
Pak Febri
“……petani di PG
GK umumnya
memenuhi persyaratan,
baik
teknis budidaya
dan non
teknis biaya
garap produksi,
namun terkadang
kalau
tidak dikontrol petani
suka nakal,
menjual tebunya di PG
lain, terutama
petani mandiri yang
tidak terikat kredit di
PG” Berdasarkan tanggapan PG Gempolkrep terhadap kinerja petani adalah
baik. Petani telah menjalankan pengembangan tanaman dengan penerapan budidaya standar dan pengembangan kerjasama dengan
Pabrik Gula dan lembaga pendukung lainnya, hal ini sesuai rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
No. Kegiatan
Lembaga Yang Bermitra
Kewajiban
Tanggapan Kinerja Petani
dari Lembaga Yang Bermitra
2 Penyaluran
dana kredit,
pupuk, mengelolah
transportasi tebang angkut
Koperasi Membayar iuran
pokok dan wajib, memenuhi
ketentuan yang telah disepakati
RAT
Rapat Anggota
Tahunan Menurut
Pak Suroto
“……petani di KPTR
Nira Mentari sudah
berjalan sesuai prosedur,
petani
bebas memilih
koperasi yang dapat
membantunya terutama
masalah permodalan”
Berdasarkan tanggapan Koperasi terhadap kinerja petani adalah baik. Petani telah menjalankan penguatan organisasi petani dan kemampuan
SDM, hal ini sesuai rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional.
3 Penyampaian
aspirasi APTR
Menyerahkan pelelangan gula
dan tetes
kepada APTR,
diharapkan harganya di atas
HPP Harga
Patokan Petani dari Pemerintah
Menurut Pak
Jujug “…..petani
sekarang pintar,
sudah bisa
mengupdate informasi
dari internet,
jadi tidak
bisa dibohongi”
Berdasarkan tanggapan APTR terhadap kinerja petani adalah baik. Petani telah menjalankan penguatan organisasi petani dan kemampuan
SDM, hal ini sesuai rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional.
4 Pembinaan
Teknis Disbun
Propinsi Jatim
Mengikuti arahan
dari perwakilan
pemerintah Menurut
Ibu Erna
“……petani sudah
mengikuti arahan dan ikut
menyukseskan program
pemerintah”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
No. Kegiatan
Lembaga Yang Bermitra
Kewajiban
Tanggapan Kinerja Petani
dari Lembaga Yang Bermitra
Berdasarkan tanggapan Disbun Propinsi Jatim terhadap kinerja petani adalah baik. Petani telah menjalankan penguatan organisasi petani,
kemampuan SDM, dan pengembangan kelembagaan petani, hal ini sesuai rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional.
5 Pembinaan
Teknis, penentuan
kebutuhan pupuk
Dishutbun Kab.
Mojokerto Mengikuti
arahan dari
perwakilan pemerintah,
menyerahkan kebutuhan
pupuk
dalam RDKK
Menurut Pak
Ali Budiono
“…..petani cukup aktif, tapi
memang harus tetap dikontrol
agar
dapat memenuhi
kebutuhan gula nasional”
Berdasarkan tanggapan Dishutbun Kab. Mojokerto terhadap kinerja petani adalah baik. Petani telah menjalankan penguatan organisasi
petani, kemampuan SDM, dan pengembangan kelembagaan petani, hal ini sesuai rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional.
6 Pembinaan
Teknologi P3GI
Mengikuti arahan
untuk perkembangan
teknologi budidaya
Menurut Ibu
Sih “……petani dan
petugas PTRI
di PG
Gempolkrep cukup
baik dalam
menerima masukan
dari kami”
Berdasarkan tanggapan P3GI terhadap kinerja petani adalah baik. Petani telah menjalankan penguatan organisasi petani, kemampuan SDM, dan
pengembangan kelembagaan petani, hal ini sesuai rincian kegiatan Program Swasembada Gula Nasional.
7 Pembinaan
Teknis LPP
Mengikuti pembinaan baik
untuk sendiri
maupun keluarga petani
-
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
No. Kegiatan
Lembaga Yang Bermitra
Kewajiban
Tanggapan Kinerja Petani
dari Lembaga Yang Bermitra
8 Taksasi kebun
produksi milik sendiri TR
BBP2TP Surabaya
Melaksanakan pengajuan
sertifikasi bibit
tebu untuk KBI dan KBD milik
sendiri TR Menurut
Pak PH
Padang “…..petani PG
Gempolkrep cukup
baik menjaga
kemurnian varietas,
kesehatan kebun tebunya”
Berdasarkan tanggapan BBP2TP Surabaya terhadap kinerja petani adalah baik. Petani telah menjaga kemurnian vareitas, merupakan salah
satu wujud peningkatan produktivitas menuju Gerakan Peningkatan Rendemen 1, hal ini sesuai rincian kegiatan Program Swasembada
Gula Nasional.
Sumber : Data Olahan Berdasarkan Informasi Informan, 2011 Berdasarkan pada Tabel 19. dapat diketahui bahwa petani di PG
Gempolkrep cukup baik hubungannya dengan lembaga lain. Pada kenyataan di lapangan terkadang ditemui beberapa petani yang bertindak
curang, terutama petani mandiri yang tidak terikat masalah pendanaan dari PG Gempolkrep. Hal ini dapat dimungkinkan karena daya beli di
Pabrik Gula yang lain jauh lebih kompetitif.
5.3.3.3. Peranan dan Kinerja APTR Asosiasi Petani Tebu Rakyat