Persiapan Bibit Kegiatan Budidaya Petani Tebu Di Wilayah Kerja PG Gempolkrep 1. Pengolahan Tanah

untuk menggemburkan tanah, meratakan tanah dan sekaligus membersihkan lahan dari gulma maupun akar tebu yang tertinggal, 2 tahap bajak dua, fungsi bajak dua tidak jauh berbeda dengan bajak satu, namun untuk bajak dua penggemburan tanah lebih ditingkatkan, 3 tahap ketiga adalah kair, yang merupakan tahap pembuatan saluran untuk jalannya air. Sistem mekanisasi di PG Gempolkrep menggunakan faktor leng 760 leng dengan panjang juringan mengikuti panjangnya kebun dan jumlah bibit per leng 40 bibit dengan 2 mata tunas.

4.3.2. Persiapan Bibit

Bibit merupakan salah satu bahan tanam yang berpengaruh pada tujuan penanaman. Jika bibit yang digunakan baik maka diharapkan hasil produksi tebu yang diperoleh akan baik pula. Oleh karena itu bibit yang akan ditanam harus benar-benar diperhatikan kesehatannya. Kebutuhan akan bibit tanaman dalam jumlah besar, berkualitas, bebas hama dan penyakit harus tersedia dalam waktu singkat seringkali tidak dapat dipenuhi bila menggunakan metode konvensional baik secara generatif maupun vegetatif. Umumnya metode yang digunakan adalah konvensional vegeratif yaitu perbanyakan vegetatif tanaman tebu dengan cara stek batang, sedangkan metode tidak konvensional in-conventional menggunakan metode in vitro atau kultur jaringan agar mendapatkan bibit tebu dalam jumlah yang banyak namun dalam waktu yang singkat dan tahan penyakit. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Pada metode konvensional terdapat beberapa jenis bibit yang digunakan, yaitu bibit bagal, bibit top stek dan bibit rayungan. Bibit bagal adalah bibit yang mata tunasnya belum tumbuh, cara mendapatkannya dengan memotong bibit yang masih berupa lonjoran tebu yang diperoleh dari KBD Kebun Bibit Datar, sebelum dilakukan pemotongan bibit lonjoran dibersihkan dahulu daun keringnya atau biasa disebut proses pengelentekan. Bibit top stek adalah bibit yang berasal dari tebu yang akan digiling atau sudah melalui proses keprasan pertama. Bentuk dari bibit top stek sama dengan bibit bagal, yaitu bibit yang mata tunasnya belum tumbuh dan dalam 1 batang terdiri 1-2 mata tunas, dimana alasan menggunakan bibit top stek karena dapat menghemat biaya. Sedangkan bibit rayungan adalah bibit yang mata tunasnya telah tumbuh. Satu stek terdiri atas 1-2 tunas. Setelah bibit rayungan dipotong, bibit harus segera ditanam, karena bila terlalu lama didiamkan bibit cepat kering. Petani di PG Gempolkrep banyak melakukan pembibitan sendiri, karena harga bibit dari PG Gempolkrep dirasa mahal. Namun pengolahan pembibitan sendiri hanya dilakukan oleh petani yang mandiri atau memiliki modal besar, karena tebu yang dihasilkan bukan untuk digiling Kebun Tebu Giling KTG melainkan hanya sebagai bibit saja. Bibit yang bermutu baik adalah bibit yang telah bersertifikat oleh BBP2TP Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Dimana kebun pembibitan telah diperiksa berdasarkan persentase terjangkitnya penyakit, persentase Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber varietas lain yang tercampur, serta kemungkinan besar taksasi yang dihasilkan. Sedangkan menurut Anonim 2002, bibit yang bermutu baik yaitu yang mempunyai daya tumbuh 90, tingkat kemurnian 95, habitus batang normal sesuai klon, dan berasal dari KBD yang sehat. Sutardjo 1999, mengemukakan bahwa agar terjamin kemurnian galur dan kebersihan bibit atau bahan tanam yang bebas dari hama dan penyakit diselenggarakan tahapan pembibitan yang terdiri dari lima tingkatan, terdiri dari: 1. Kebun Bibit Pokok Utama KBPU KBPU adalah kebun bibit yang diselenggarakan oleh P3GI di Pasuruan. Kualitas bibit dan kemurniannya berada di bawah pengawasan pemulia tanaman. Bahan tanam yang dipergunakan KBPU berasal dari stek batang atau kultur jaringan, serta melalui seleksi ketat kemurnian galur dan kesehatan bibit melalui perawatan air panas Hot Water Treatment HWT 50 C. 2. Kebun Bibit Pokok KBP KBP adalah kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyedia bahan tanam bagi KBN. KBP menggunakan bahan tanam dari KBPU dan dilaksanakan di wilayah kerja pabrik gula PG. Luas KBP yang diperlukan sekitar 8 x luas KBN untuk pola A lahan sawah dan 8,5 x luas KBN untuk pola B lahan tegalan. Pelaksana sertifikasi KBP adalah Petugas Fungsional P3GI. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 3. Kebun Bibit Nenek KBN KBN adalah kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyedia bahan tanam bagi KBI. KBN menggunakan bahan tanam dari KBP dan dilaksanakan di wilayah PG. Luas KBN yang diperlukan sekitar 8 x luas KBI untuk pola A dan 8,5 x luas KBI untuk pola B. Pelaksana sertifikasi KBN adalah Petugas Fungsional BBP2TP Surabaya. 4. Kebun Bibit Induk KBI KBI adalah kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyedia bahan tanam bagi KBD. KBI menggunakan bahan tanam dari KBN dan dilaksanakan di wilayah PG. Luas KBI yang diperlukan sekitar 10 x luas KBD untuk pola A dan pola B. Pelaksana sertifikasi KBI adalah Petugas Fungsional BBP2TP Surabaya. 5. Kebun Bibit Datar KBD KBD adalah kebun pembibitan yang diselenggarakan sebagai penyedia bahan tanam bagi KTG baik di sawah maupun tegalan. Lokasi KBD ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi kebun yang akan ditanami. Keadaan tanah diharapkan subur, drainase baik dan mudah diairi serta pada lahan yang bebas dari tunas tebu yang lama. Luas KBD yang diperlukan sekitar 10 x luas KTG. KBD dilakukan di masing-masing kesinderan disetiap wilayah. Pelaksana sertifikasi KBD adalah Petugas Fungsional BBP2TP Surabaya. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Secara umum penyelenggaraan pembibitan harus dilakukan pada lahan yang subur, pengairannya terjamin dan transportasinya mudah. Berikut standar teknis bulan tanam dapat dilihat pada Tabel 12. : Tabel 12. Pedoman Penyelenggaraan Pembibitan dan Masa Tanam No Kategori Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des 1 KBP Pola A Pola B 2 KBN Pola A Pola B 3 KBI Pola A Pola B 4 KBD Pola A Pola B 5 TSSTRS TSTTRT Sumber : Data Primer Bagian Tanaman PG Gempolkrep, 2011 Keterangan : Pola A : Lahan Sawah Pola B : Lahan Tegalan TSSTRS : Tebu Sewa Sawah Tebu Rakyat Sawah TSTTRT : Tebu Sewa Tegalan Tebu Rakyat Tegalan Bibit untuk kebun percobaan dan kebun tebu giling KTG kebun produksi berasal dari KBD. Bibit yang digunakan merupakan tebu yang ditebang pada saat tanaman bibit tebu berumur 6-8 bulan.

4.3.3. Penanaman