fasilitator dalam menyiapkan tempat pelelangan atau Kantor Penjualan Bersama KPB di Kota Surabaya. Investor adalah pihak yang memberi
dana talangan sementara sebelum gula tersebut dibeli. Hal ini dapat meningkatkan posisi tawar petani dengan jaminan fidusia tanaman tebu
itu sendiri yang ditanam. Dana talangan dari investor harus diatas atau minimum sama dengan HPP Harga Patokan Petani yang dikeluarkan
oleh pemerintah. Berdasarkan Tabel 11. dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Bila petani memiliki 100 kg tebu dengan rendemen 7, maka yang didapatkan petani tersebut 70 dari 7 kg gula atau sebesar 4,9 kg.
Petani mendapatkan bagiannya dalam 2 bentuk yaitu uang tunai dan natura gula yang dihasilkan. Jika harga lelang sesuai HPP tahun 2010
sebesar Rp. 6.350,- maka petani mendapat uang sebesar Rp. 28.003,5 dan gula sebanyak 490 gram 10 dari 4,9 kg.
4.2. Profil Tentang Informan Penelitian
Informan atau orang yang memberikan informasi sangat dibutuhkan sebagai upaya mendapatkan suatu jawaban dari permasalahan penelitian
mengenai kinerja kelembagaan agribisnis tebu di PG Gempolkrep. Dalam hal ini peneliti terlebih dahulu mengetahui informasi awal mengenai obyek
penelitian sehingga sebelum melakukan interview peneliti terlebih dahulu memilih key person atau informant leader yang tepat. Dimana dari
informant leader akan didapatkan informan lain yang mendukung
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
penelitian, sehingga semua informasi yang didapat berasal dari pihak- pihak yang berkompeten untuk memberikan informasi yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Berdasarkan atas informasi dari informan PG Gempolkrep ini peneliti mendapatkan informasi mengenai individu lain dari
lembaga-lembaga lain yang dapat menjawab jawaban atas pertanyaan- pertanyaan yang diajukan. Informan tersebut terdiri dari 8 orang PG
Gempolkrep, 2 orang perwakilan petani tebu, 3 orang perwakilan koperasi, 1 orang perwakilan APTR, 1 orang Disbun Propinsi Jawa Timur, 2 orang
Dishutbun Kabupaten Mojokerto, 1 orang P3GI dan 2 orang dari BBP2TP Surabaya. Total informan dalam penelitian ini sejumlah 20 orang.
Informan pertama dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai informant leader adalah Bapak Abdul Khamid, Kepala Bagian Tanaman
PG Gempolkrep. Kepala Bagian Tanaman memiliki tugas pokok sebagai berikut :
1. Menyediakan bahan baku tebu yang berkualitas untuk kebutuhan giling minimum sesuai sasaran RKAP dan berorientasi profit.
2. Mengoptimalkan produktivitas di lahan memperhatikan konservasi lahan menjaga kelestarian dan kesuburannya.
3. Memberikan pelayanan yang baik kepada petani 4. Menyediakan bibit unggul dan bermutu dalam jumlah cukup sesuai
yang dibutuhkan Petani dan PG Gempolkrep 5. Merencanakan, mengunakan serta mengendalikan biaya Bagian
Tanaman secara efektif dan efisien.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
6. Membina SDM Bagian Tanaman agar berkembang dan berdaya guna secara optimal serta terciptanya iklim kerja yang sinergi.
7. Selalu mengali potensi lahan baik luas maupun produktivitas diwilayah kerjanya.
Bapak Abdul Khamid adalah orang kepercayaan Administratur PG Gempolkrep untuk bagian tanaman. Bapak Khamid berusia 50 tahun
dengan masa kerja 20 tahun, berdasarkan informasi dari Beliau maka didapatkan informan lain yang berkompeten dalam membantu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian ini. Informan berikutnya adalah Bapak Basuki Rachmad, 47 tahun
dengan masa kerja 26 tahun, di PG Gempolkrep sebagai Sinder Kebun Kepala SKK dan Bagian Perencanaan Produksi Tanaman, serta Bapak
Fauzi, Sinder Kebun Kepala SKK dan Bagian Agronomi. SKK PG Gempolkrep, 50 tahun dengan masa kerja 25 tahun memiliki tugas pokok
sebagai berikut : 1. Menyediakan bahan baku tebu yang berkualitas dari rayon sesuai
sasaran produksi dan produktivitas yang telah ditetapkan. 2. Koordinasi dengan litbang dalam menyelenggarakan dan menyediakan
bibit Kebun Bibit Datar KBD tepat waktu, jumlah, mutu dan jenis untuk memenuhi kebutuhan di rayonnya.
3. Merencanakan, menggunakan dan mengendalikan seluruh biaya operasional.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4. Membina semua karyawan yang ada dirayonnya untuk kesmpurnaan tugas.
5. Menjalin kerja sama dengan lembaga terkait. Bapak Agus Minhandoko, Sinder Kebun Kepala SKK dan Kepala
Tebang Angkut, 45 tahun dengan lama kerja 23 tahun adalah informan yang mengetahui proses tebang angkut, dimana merupakan salah satu
fase produksi yang terpenting. Tugas pokok Kepala Tebang Angkut adalah sebagai berikut :
1. Menyediakan tebu layak giling sesuai kebutuhan Pabrik harian dalam jumlah maupun mutunya.
2. Menyiapkan sarana dan prasarana Tebang Angkut. 3. Membina kaaryawan yang berada dalam lingkungan sub bagian
Tebang Angkut. 4. Menyusun rencana anggaran biaya, PMK dan melaksanakan
pengendalian biaya Tebang Angkut. 5. Memberikan pelayanan terbaik kepada petani.
Informan berikutnya adalah Bapak Febri Ari Marpaung, Sinder Kebun Wilayah SKW Kecamatan Gedeg, 27 tahun dengan lama bekerja
4 tahun dan Bapak Rohsudiyanto, SKW Kecamatan Kemlagi, 41 tahun dengan masa kerja 21 tahun. Tugas pokok seorang SKW antara lain :
1. Merealisasikan Areal Tebu Rakyat sesuai rencana SKK TR. 2. Mengelola areal tebu rakyat secara instensif untuk mencapai sasaran
produksi dan pendapatan petani.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
3. Merencanakan dan mengendalikan biaya operasional. Informan lainnya adalah Bapak Epafroditus, 34 tahun dengan lama
kerja 6 tahun. Sekarang bertugas pada bagian TU Hasil. Tugas pokok Bapak Epafroditus adalah mengkoordinir tugas-tugas administrasi hasil
dengan uraian tugas sebagai berikut : 1. Menyelesaikan administrasi produksi gula dan tetes
2. Menyelesaikan administrasi pengeluaran gula dan tetes 3. Melaksanakan Stock Opname Tetes
4. Melaksanakan Stock Opname Gula 5. Menyelesaikan bagi hasil efektif PBHE
6. Membuat berita acara tetes 7. Mengadministrasi Hutang Piutang Petani
8. Membuat laporan produksi gula efektif akhir giling 9. Koordinasi dengan APTR
Informan dari bagian Quality Control QC adalah Ibu Revi Binarsi, 43 tahun. Seorang Ibu yang paling senior di bidang QC PG Gempolkrep.
Ibu Revi menduduki jabatan Koordinator Laboratorium QC. Bagian QC memiliki tugas memastikan potensi lahan tebu dan kapan tebu tersebut
dapat dipanen. Data total luas lahan tebu yang bermitra dengan PG Gempolkrep didapat dari bagian tersebut. Selain itu bagian QC juga
memiliki tugas untuk menentukan berapa rendemen yang dihasilkan, hal ini yang menentukan prosentase pembagian gula antara petani dan PG
Gempolkrep.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Informan berikutnya adalah perwakilan petani tebu, pertama adalah Bapak Agus berusia 25 tahun, petani tebu di wilayah kecamatan Gedeg.
Petani tebu selama 7 tahun. Pak Agus memiliki lahan tebu seluas 4 Ha dan menyewa lahan seluas 8 Ha. Pak Agus hanya seorang petani,
sehingga menggarap lahan tebunya sendiri. Pak Agus adalah salah satu petani mandiri karena biaya penggarapan dan tebang angkut dibiaya
sendiri. Pak Agus juga memiliki truk sendiri untuk mengangkut tebunya ke meja giling PG Gempolkrep. Kedua adalah Bapak Budi berusia 39 tahun,
salah satu petani wilayah kecamatan Gedeg yang menjadi anggota koperasi Nira Mentari Kecamatan Gedeg. Pak Budi tidak memiliki lahan
sendiri, beliau hanya menyewa lahan seluas 7 Ha. Pak Budi baru saja menjadi seorang petani tebu selama 4 tahun.
Informan dari koperasi petani tebu yang membantu penelitian ini ada 3 orang, yaitu Bapak Suroto berusia 60 tahun, beliau adalah Ketua
KPTR Nira Mentari Kecamatan Gedeg, Bapak Ponidi umur 63 tahun adalah Wakil Ketua KPTR Nira Mentari Kecamatan Gedeg, Mojokerto
serta Bapak Mubin yang berposisi sebagai Ketua KUD Dewi Sartika Kecamatan Sumobito, Jombang yang semua bermitra dengan PG
Gempolkrep. Informan dari asosiasi petani tebu yang membantu memberi informasi adalah Bapak Jujug, Ketua APTR Citra Manis Kecamatan
Gedeg, Mojokerto. Informan Disbun Propinsi Jawa Timur adalah Ibu Erna Susilowati,
48 tahun dengan masa kerja selama 24 tahun pada Bagian Usahatani,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
sedangkan dari Dishutbun Kabupaten Mojokerto adalah Bapak Ali Budiono, 52 tahun dengan masa kerja 29 tahun sebagai Kepala Bidang
Produksi dan Pengembangan, dan Bapak Al Musyafir, 55 tahun dengan masa kerja 35 tahun sebagai Kepala Seksi Sarana Produksi. Informan dari
P3GI adalah Ibu Sih Marjayanti, 46 tahun dengan pengalaman kerja selama 21 tahun sebagai peneliti budidaya tanaman tebu serta bagian
Sertifikasi. Dan informan dari BBP2TP Surabaya adalah Bapak Edy Purwodarminto, Kepala Seksi Pelayanan dan Teknis Bidang Perbenihan,
dan Bapak PH Padang sebagai Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya BBP2TP Surabaya.
4.3. Kegiatan Budidaya Petani Tebu Di Wilayah Kerja PG Gempolkrep 4.3.1. Pengolahan Tanah