loyalitas, kerjasama, motovasi, dukungan anggota pada asosiasi dan mengurangi tekanan internal serta biaya transaksi yang pada akhirnya aka
meningkatkan performa kelembagaan. Menurut Challen dalam Yustika 2010, mengungkapkan beberapa
karakteristik umum dari kelembagaan, yakni : 1. Kelembagaan secara social diorganisasi dan didukung Scott, 1989,
yang biasanya kelembagaan membedakan setiap rintangan-rintangan atas perilaku manusia, misalnya halangan biologis biological
constraints dan rintangan fisik physical constraints. 2. Kelembagaan adalah aturan-aturan formal dan konvensi informal,
serta tata perilaku codes of behavior North, 1990. 3. Kelembagaan secara perlahan-lahan berubah atas kegiatan-kegiatan
yang telah dipandu maupun dihalangi. 4. Kelembagaan juga mengatur larangan-larangan prohibitions dan
persyaratan-persyaratan conditional permissions North, 1990.
2.2.8. Ekonomi Kelembagaan
Ekonomi kelembagaan menyelesaikan persoalan ekonomi yang spesifik sehingga dapat menghasilkan perbaikan yang signifikan. Lebih
detail, ekonomi kelembagaan peduli dengan jawaban-jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan kebijakan publik. Dalam upaya pencarian
penyelesaian atas problem praktis, pendekatan ekonomi kelembagaan mencoba untuk memberi pertimbangan terhadap seluruh aspek dari
masalah tersebut : ekonomi, sosial, psikologi, sejarah, hukum, politik,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
administrasi, dan bahkan teknik. Meskipun ekonomi kelembagaan atau orang-orang yang menggunakannya tidak ahli terhadap seluruh aspek
tersebut, tetapi mereka wajib untuk memahami seluruh area bidang itu, yakni dengan jalan masuk ke dalam situasi masalah spesifik yang
menjadi perhatiannya Whitte, 1988 dalam Yustika, 2010. Ekonomi kelembagaan menurut Pejovich 1995 dalam Yustika
2010, melibatkan interaksi manusia pada dua level yang berbeda, pertama adalah spesifikasi dan perkembangan kelembagaan, kedua
adalah interaksi manusia dalam kelembagaan yang berlaku dan organisasi baik didalam organisasi itu sendiri ataupun antar organisasi
yang berbeda. Dalam konteks agribisnis, kelembagaan adalah aturan yang mempengaruhi pengaturan produksi perusahaan, penyediaan
barang dan jasa, serta mengatur hubungan yang terjalin antar perusahaan. Peraturan perusahaan terdiri dari AD Anggaran Dasar dan
ART Anggaran Rumah Tangga, Peraturan, Pedoman dan Instruksi Kerja INKA, serta Standar Praktek. Standar Praktek Industri adalah standar
darurat dari struktur industri yang mencerminkan keputusan operasional yang dbuat diantara perusahaan-perusahaan pendukung kelembagaan.
Ekonomi kelembagaan mencakup dua arus hubungan two-way relationship : antara ekonomi economics dan kelembagaan institutions.
Maksudnya, pendekatan ini menguliti dampak dari kelembagaan terhadap ekonomi dan sebaliknya, serta pengembangan kelembagaan untuk
merespon pengalaman-pengalaman ekonomi economic experiences
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Kasper dan Streit, 1998. Secara praktikal, aturan main kelembagaan yang tersedia dalam kegiatan ekonomi akan menentukan seberapa efisien
hasil ekonomi yang didapatkan, sekaligus akan menentukan seberapa besar distribusi ekonomi yang diperoleh oleh masing-masing partisipan
Yustika, 2010. Menurut Yustika 2010, Ahli kelembagaan berupaya keras untuk
membuat eksplisit saling keterhubungan dan relasi timbal balik antara satu bagian dengan lainnya dan juga dengan keseluruhan. Ciri ekonomi
kelembagaan bias ditandai dari tiga karakteristik berikut Kapp, 1988 : 1. Adanya kritik umum terhadap anggapan awal preconceptions dan
elemen normatif yang tersembunyi dari analisis ekonomi tradisional konvensional.
2. Pandangan umum proses ekonomi sebagai sebuah sistem terbuka dan sebagia bagian dari jaringan sosio-kultural sebuah hubungan socio-
cultural network of relationship. 3. Penerimaan umum atas prinsip aliran sebab akibat circular causation
sebagai hipotesa utama untuk menjelaskan proses ekonomi, termasuk proses keterbelakangan dan pembangunan.
Tabel 8. Ikhtisar Ekonomi Neoklasik dan Ekonomi Kelembagaan
Elemen Ekonomi Neoklasik
Ekonomi Kelembagaan
Pendekatan Msterialistik
Idealistik Satuan observasi
Komoditas dan harga Transaksi
Tujuan individu Diri sendiri
Diri sendiri dan orang lain Hubungan dgn ilmu-
ilmu sosial lain Hanya ilmu ekonomi
Hampir semua ilmu social Konsep nilai
Nilai dalam pertukaran Nilai dalam penggunaan
Konsep ekonomi Mirip ilmu-ilmu alam
Pendekatan budaya Falsafah
Pra-Dewey Pasca-Dewey
Tingkah laku sosial Percaya free-will
Behaviorist
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Elemen Ekonomi Neoklasik
Ekonomi Kelembagaan
Postulat Keseimbangan
Ketidakseimbangan Fokus
Sebagian particularism Keseluruhan holism
Metode ilmiah Hampir pasti positif
Kebanyakan normatif Data
Kebanyakan kuantitatif Kebanyakan kualitatif
Sistem Tertutup
Terbuka Ekonometrika
Dipakai secara baik Tidak kadang dipakai
Visi ekonomi Mengarah ke statis
Lebih ke arah dinamis Peranan
Memberikan pilihan Merekomendasi pilihan
Sikap terhadap
kegiatan kolektif Melawan
Tidak dapat dihindari Tokoh
Adam Smith,
Alfred Marshall
Thorstein Veblen, John R. Common
Sumber : Yustika, 2010 Perbedaan ekonomi kelembagaan dengan ekonomi neoklasik
dapat dilihat pada Tabel 8, dimana ekonomi neoklasik sangat peduli terhadap perubahan atau konsekuensi yang terjadi akibat perubahan
kegunaan kepuasan individu. Sedangkan ekonomi kelembagaan lebih memfokuskan analisisnya pada transaksi yang terjadi antara dua atau
lebih pelaku ekonomi.
2.2.9. Peranan Kelembagaan Terhadap Agribisnis Tebu