Sedangkan  Supardi  2011:206  menyatakan  bahwa  metode  role  play adalah  salah  satu  bentuk  dari  metode  simulasi,  yaitu  metode  mengajar
dengan  menirukan  suatu  perbuatan  atau  kegiatan.  Peniruan  ini  bersifat pura-pura, namun dapat memperjelas materi pelajaran yang dilakukan.
Berdasarkan  uraian  di  atas  peneliti  menyimpulkan  bahwa  metode role  play
adalah  suatu  metode  pembelajaran  bentuk  dari  permainan pendidikan yang di dalamnya terjadi permainan peran yang berpusat pada
anak  secara  aktif  dan  kreatif  dalam  pembelajaran  guna  memperoleh pemahaman materi yang telah dipelajari.
2. Karakteristik Metode Role Play
Zaini  2008:99  menyatakan  bahwa  dalam  proses  role  play  peserta diminta untuk:
a.  Mengandaikan  suatu  peran  khusus,  apakah  sebagai  mereka  sendiri atau sebagai orang lain.
b.  Masuk  dalam  suatu  situasi  yangg  bersifat  simulasi  atau  sekenario, yang dipilih berdasarkan relevansi dengan pengetahuan yang sedang
dipelajari peserta atau materi kurikulum. c.  Bertindak  persis  sebagaimana    pandangan  mereka    terhadap  orang
yang  diperankan  dalam  situasi-situasi  tertentu  ini,  dengan menyepakati  untuk  bertindak  “seolah-olah”  peran-peran  tersebut
adalah  peran  mereka  sendiri  dan  bertindak  berdasarkan  asumsi tersebut.
d.  Menggunakan pengalaman-pengalaman peran yang sama pada masa lalu untuk  mengisi gab  yang hilang dalam suatu peran singkat  yang
ditentukan.
3. Langkah-langkah Metode Role Play
Suyatno  2009  :  123  mengungkapkan  langkah-langkah  metode role play
adalah sebagai berikut: a.  Guru menyusunmenyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
b.  Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum KBM.
c.  Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang. d.  Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
e.  Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan. f.  Setiap siswa duduk di kelompoknya, sambil memerhatikan dan
mengamati skenario yang sedang diperagakan. g.  Setelah  selesai  dipentaskan,  setiap  siswa  diberikan  kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas. h.  Setiap kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
i.  Guru memeberikan kesimpulan secara umum. j.  Evaluasi.
k.  Penutup. Zaini  2008:104  menyatakan  bahwa  role  play  dibagi  menjadi  3
fase yaitu: a.  Perencanaan dan persiapan
1  Mengenal peserta didik. 2  Menentukan tujuan pembelajaran.
3  Kapan menggunakan role play. 4  Mengidentifikasi skenario.
5  Menempatkan peran. 6  Mempertimbangkan hambatan.
7  Merencanakan waktu yang baik. 8  Mengumpulkan sumber informasi yang relevan.
b.  Interaksi 1  Membangun aturan dasar.
2  Mengeksplisitkan tujuan pembelajaran. 3  Membuat langkah yang jelas.
4  Mengurangi ketakutan di depan publik. 5  Menggambarkan skenario atau situasi.
6  Mengalokasikan peran. 7  Memberi informasi yang cukup.
8  Menjelaskan peran pengajar apakah sebagai pengamat atau
pemeran. 9  Memulai role play.
10 Menghentikan role play. c.  Refleksi dan evaluasi.
1  Membawa  peserta  didik  keluar  dari  peran  yang dimainkannya.
2  Meminta  peserta  didik  secara  individu  mengekspresikan pengalaman belajarnya.
3  Mengkonsolidasikan ide-ide. 4  Memfasilitasi suatu analisi kelompok evaluasi.
5  Menyusun agenda masa depan.
Berdasarkan  langkah-langkah  yang  dipaparkan  oleh  Suyatno 2009:123  dan  Zaini  2008:104  peneliti  menyimpulkan  langkah-
langkah role play sebagai berikut: a.  Perencanaan dan persiapan.
1  Mengenal peserta didik. 2  Menentukan tujuan pembelajaran.
3  Mengumpulkan sumber informasi yang relevan. 4  Menentukan waktu menggunakan role play.
5  Menyiapkan  skenario  yang  akan  ditampilkan,  meliputi: menempatkan  peran  dan  merencanakan  waktu  yang  baik
dengan mempertimbangkan hambatan. 6  Membangun aturan dalam pembelajaran role play.
7  Menunjuk siswa untuk mempelajari skenario sebelum KBM. b.  Interaksi.
a.  Membentuk  kelompok  siswa  yang  anggotanya  disesuaikan dengan peran.
b.  Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. c.  Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
skenario yang sudah dipersiapkan. d.  Setiap siswa duduk di kelompoknya, sambil memerhatikan dan
mengamati skenario yang sedang diperagakan. c.  Refleksi dan evaluasi.
1  Membawa peserta didik keluar dari peran yang dimainkannya. 2  Siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja untuk membahas.
3  Kelompok menyampaikan hasil diskusinya. 4  Siswa memberi tanggapan mengenai hasil ringkasan kelompok
lain. 5  Siswa  bertanya  antar  kelompok  satu  dengan  kelompok  lain
mengenai ringkasan masing-masing kelompok. 6  Siswa menanggapi setiap pendapat yang disampaikan.
7  Siswa bersama guru merangkum materi pembelajaran. 8  Memberikan kesimpulan secara umum.
9  Siswa secara
individu mengekspresikan
pengalaman belajarnya.
10 Siswa mengkonsolidasikan ide-ide. 11 Siswa mengerjakan tes hasil belajar.
12 Salam dan penutup.
4. Kelebihan Metode Role Play