Penilaian Afektif Penilaian Psikomotorik.
Dosen Pembimbing
Guru Kelas IV
TRANSKIP WAWANCARA DAN DAFTAR HADIR REFLEKSI Transkip Wawancara Akhir Siklus I
Nara Sumber : Painem, S.Pd. SD
Peneliti : “Selamat siang, Bu” Guru
: “Iya, selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?” Peneliti: “Saya ingin mengadakan wawancara Bu, mengenai pelaksanaan role play yang telah
kita la lukan bersama tadi.”
Guru : “Iya tidak apa-apa mbak silahkan saja.”
Peneliti : Saya ingin bertanya mengenai kehadiran siswa Bu, bagaimana dengan kehadiran siswa sebelum diadakannya penelitian?
Guru : Sebelum penelitian ini siswa masih sering harus diingatkan atau dioprak-oprak
ketika akan masuk pelajaran. Peneliti : “Apakah siswa menjawab pertanyaan Anda dengan jelas ketika Anda bertanya, Bu.
Misalnya pada kegiatan apersepsi? Guru : “Bagi siswa yang pintar tentunya mau menjawab pertanyaan dengan jelas, siswa
yang kurang pintar juga ada yang menjawab akan tetapi masih ragu- ragu.”
Peneliti : “Apakah siswa berani mengungkapkan pendapat atau jawaban di depan kelas?” Guru
: Setelah saya beri dorongan dan dengan menggunakan bintang penghargaan siswa menjadi lebih berani mengungkapkan pendapatnya daripada pembelajaran biasanya.
Peneliti : “Apakah siswa memiliki rasa percaya diri untuk mengungkapkan pendapat terhadap pemecahan suatu soal yang diberikan oleh guru?”
Guru : Dengan penggunaan metode role play, rasa percaya diri dalam mengungkapkan
pendapat siswa sedikit demi sedikit terbangun, apalagi setelah permainan drama pada pertemuan kedua, rasa percaya diri siswa sudah baik. Lebih dari 7 siswa sudah mau
mengungkapkan pendapat terhadap pemecahan soal. Pene
liti : “Apakah siswa berani bertanya kepada guru ketika mengalami kesulitan selama pembelajaran?”
Lampiran 11
Guru :” iya, lama kelamaan siswa berani bertanya kepada guru, anak yang tadinya malu
juga sudah sedikit demi sedikit mau bertanya pada guru, siswa juga berani mengungkapkan apabila dia tidak tahu mengenai suatu hal.“
Peneliti :” Apakah siswa berani menyampaikan pendapatnya saat belajar dalam kelompok?
Guru : “Pada pertemuan pertama baru ada 4 atau 5 siswa yang mau berpendapat dalam
kelompok, akan tetapi pada pertemuan kedua sebagian besar dari siswa sudah mau menyampaikan pendapatnya disaat bekerja dalam kelompok, baik menyumbang
jawaban dari soal ataupun memberikan saran bagi kelompok.” Peneliti
: “Apakah siswa memperhatikan ketika sedang ada teman yang menyampaikan pendapat atau gagasannya?”
Guru : “iya sebagian besar dari siswa sejak pertemuan pertama sudah mau
memperhatikan siswa lain dalam berpendapat. Peneliti
: “Apakah siswa memberikan tanggapannya terhadap pendapat yang disampaikan oleh temannya?”
Guru : “Iya, pada pelaksanaan pertemuan kedua saat menyampaikan pendapat bagi
kelompok lain, mereka sudah mau mengungkapkan tanggapannya dan menanggapi tanggapan yang diberikan kelompok lain, meskipun baru beberapa anak saja. “
Peneliti : “Bagaimana partisipasi siswa apabila pembelajaran dikemas menggunakan metode roleplay?”
Guru : “Siswa berpartisipasi dengan baik, siswa terlihat senang dengan diadakan
pembelajaran role play ini. Siswa juga berpartisipasi dengan aktif, karena semua berperan dalam permaianan dra
ma.” Peneliti : “Apakah siswa mengalami kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
metode role play? Contohnya?”
Guru : “Untuk siklus yang pertama anak kurang hafal dengan naskah yang mereka
perankan, sehingga kegiatan role play kurang berkesan dan juga ketika pemilihan peran, pada siklus I siswa sibuk sendiri memilih-milih naskah yang bagiannya
sedikit. Hal tersebut membuat suasana gaduh. Ada juga anak yang belum siap mengikuti role play maka akan mengganggu siswa yang lain. Apabila ada anak
yang belum siap mengikuti akan membuat siswa yang lain heboh. Siswa yang harus diingatkan teman lainnya ketika akan masuk giliran bermain.”
Peneliti : “Apakah siswa bingung melakukan pembelajaran dengan metode role play? “ Guru
: “Seperti pada kesulitan siswa, pada siklus pertama ini siswa masih merasa bingung karena siswa baru sekali melakukan pembelajaran dengan metode role
play . Apabila ada anak yang belum siap mengikuti akan membuat siswa yang lain
heboh. Siswa yang harus diingatkan teman lainnya ketika akan masuk giliran bermain. Tidak semua anak juga sudah pernah melalukan permainan drama. Hal
tersebut menyebabkan siswa kurang percaya diri dan malu. “ Peneliti
: “Apakah metode role play dan media sesuai dengan pembelajaran siswa di kelas?” Guru
: “Tergantung materi yang akan disampaikan dengan metode role play. Untuk materi perkembangan teknologi sangat cocok, karena dengan role play, siswa jadi
mudah mengingat materi. “ Peneliti
: “Bagaimanakah keberhasilan sebelumnya dalam menggunakan metode role play
?” Guru
: “Sebelum menggunakan role play keberhasilan kurang, keaktifan kurang dan nilai rata-rata juga kurang. Sedangkan pada siklus I ini saya lihat siswa banyak yang
benar dalam mengerjakan soal.“ Peneliti
: “Kesulitan apa yang Anda hadapi apabila menggunakan metode role play dalam pembelajaran?”
Guru : “Kesulitan yang saya hadapi ketika melakukan pembelajaran IPS menggunakan
metode role play secara umum baik siklus I adalah menyiapkan siswa untuk melakukan role play. Tidak semua anak sudah pernah melalukan permainan drama.
Hal tersebut menyebabkan siswa kurang percaya diri dan malu. Sedangkan hambatan yang saya temui adalah role play itu membutuh persiapan yang matang,
dan agak panjang dalam pembelajaran role play. Persiapan siswa harus baik, melakukan role play dengan baik agar ceritanya dapat dimengerti maknanya oleh
siswa.” Peneliti
: “Apakah metode role play memberi pengaruh baik untuk pembelajaran siswa di kelas?”