Pelaksanaan siklus II sudah terlaksana dengan baik dan menunjukkan peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan dengan
tercapainya indikator persentase keaktifan siswa yang ditargetkan mencapai 80 menjadi 91,4. Tingkat prestasi siswa juga
mengalami peningkatan dan mencapai target yang rata-rata ditargetkan 80 menjadi 84,35. Sedangkan persentase jumlah siswa
mencapai KKM ditargetkan 80 menjadi 100. Karena target akhir sudah terpenuhi maka penelitian dihentikan pada siklus II.
B. Pembahasan
1. Penerapan Metode Role Play
Pembelajaran menggunakan metode role play yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-langkah yang diambil dari teori
Suyatno 2009 : 123 dan Zaini 2008:104 yang memuat tiga langkah yaitu langkah perencanaan dan persiapan, interaksi, serta refleksi dan
evaluasi. Pada penelitian ini dilakukan pada siklus I dan siklus II dengan penerapan langkah-langkah pembelajaran yang sama di setiap
pertemuannya. Langkah perencanaan dan persiapan dilakukan sebelum diadakan
pelaksanaan siklus dan pada pertemuan pertama. Sebelum diadakan penelitian, peneliti menyiapkan naskah sesuai materi. Perencanaan dan
persiapan pada pertemuan pertama yaitu meliputi beberapa langkah sebagai berikut. Role play pada siklus I yaitu mengenai materi
perkembangan teknologi pada indikator pembelajaran pemahaman. Drama berjudul “Lisa dan Perkembangan Teknologi” yang dimainkan dalam 2
kali permainan drama dan diperankan oleh 6 tokoh dan 1 narator yaitu ibu, ayah, Lisa, Anton, petugas pom, Bu Ratmi, dan narator. Tindakan pertama
pada pertemuan pertama yaitu guru membuka pelajaran dan mempersensi siswa. Setelah itu guru melakukan apersepsi sekaligus memberikan
motivasi dengan menyanyikan lagu “Tukang Pos”. Guru memberikan pertanyaan mengenai lagu yaitu, “Siapa yang pernah melihat tukang pos?”
lalu siswa menjawab, “Saya pernah, Bu.” Berikut ini merupakan gambar- gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 2. Menyanyikan lagu ” Tukang Pos” Setelah itu guru memperlihatkan gambar mengenai lagu yang
dinyanyikan berupa gambar tukang pos, sepeda pos, amplop surat, dan juga perangko asli. Hal ini bertujuan agar siswa mendapat pandangan
mengenai drama yang akan dimainkan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pelajaran bahwa akan bermain role play. Guru bertanya kepada
siswa, berikut ini contoh percakapan guru dengan siswa, “Siapa yang pernah bermain drama sebelumnya?”. Ada salah satu siswa menjawab,
“Saya sudah pernah di gereja, Bu.” Lalu ada yang menjawab lagi, “Aku
wes tau, neng balai desa, Bu. Dadi ande-ande lumut ”. Maksudnya saya
sudah pernah bermain peran di balai desa Bu, sebagai Ande-ande Lumut. Namun masih ada beberapa yang belum pernah bermain peran. Untuk itu
pada siklus I ini, guru berencana membuat semua siswa merasakan bagaimana bermain peran, maka guru akan membagi siswa menjadi 2
kelompok dan terdapat 2 kali permainan drama. Lalu, siswa dibagi menjadi 2 kelompok dan masing-masing kelompok dibagikan LKS dan
masing-masing siswa mendapatkan naskah role play. Setelah itu guru menjelaskan LKS kepada siswa sebelum mereka mendiskusikan LKS yang
berisi rangkaian kegiatan role play. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 3. Siswa melihat gambar amplop Siswa melalukan diskusi mengenai rencana bermain role play pada
pertemuan kedua meliputi membagi peran, perencanaan role play, dan latihan role play. Siswa berdiskusi dan berlatih menggunakan properti
yang sudah disediakan oleh guru. Berikut ini salah satu contoh percakapan siswa dengan siswa lainnya,
“Ya, kowe dadi Bu Ratmi wae yo, kowe kan koyo ibu-ibu
.” Maksudnya kamu jadi Bu Ratmi saja ya kamu kan mirip seorang ibu. Mereka berdiskusi dan saling memberikan pendapat
mengenai role play yang akan dimainkan. Setelah diskusi selesai setiap kelompok membacakan rencana bermain role play di depan kelas. Guru
dan siswa membuat kesepakatan mengenai rencana role play yaitu, semua siswa bermain role play, ada 2 kali permainan drama, saat kelompok
lawan bermain drama kelompok yang lainnya mengamatinya, berlaku untuk semua kelompok, dan setelah semuanya bermain role play siswa
saling memberikan tanggapan terhadap permainan role play yang dimainkan. Siswa yang bertanya dan memberikan tanggapan mendapatkan
bintang penghargaan. Lalu kegiatan dilanjutkan merangkum dan menyimpulkan
pelajaran, merefleksikan
pelajaran secara
lisan, menyampaikan pembelajaran berikutnya, dan penutup. Berikut ini
merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 4. Siswa mendiskusikan rencana role play Langkah interaksi serta refleksi dan evaluasi dilakukan pada
pertemuan kedua. Pelajaran diawali dengan doa dan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru memberikan motivasi berupa
Yel-yel. Siswa berkumpul sesuai kelompok dan mempersiapkan role play yang akan dimainkan. Guru membagi LKS kepada siswa. Guru memanggil
siswa sesuai peran yang disepakati pada pertemuan sebelumnya pada
kelompok 1. Kelompok 2 duduk memperhatikan role play yang dimainkan kelompok 1. Sambil mengisi LKS kegiatan belajar I berupa
tanggapan permainan role play. Kelompok 1 memainkan drama. Semua siap dalam melakukan permainan drama. Suara dalam bermain sudah
keras, akan tetapi siswa yang berperan sebagai ibu masih kurang keras dan kurang menjiwai dalam bermain. Siswa tersebut masih sangat terpaku
dengan teks. Dalam naskah ada gerak yang seharusnya dapat diekspresikan lebih, namun pada permainan hanya bergerak sedikit dan
tidak maksimal. Kelompok ke-2 kurang baik dalam memperhatikan permainan role play kelompok 1, masih ada beberapa siswa yang masih
sibuk menghafalkan naskah yang akan mereka mainkan. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 5. Role play kelompok 1 Setelah itu, giliran kelompok 2 yang bermain dan kelompok 1 yang
memperhatikan. Kelompok 1 memperhatikan permainan role play kelompok 2. Permainan kelompok 2 kurang begitu baik. Mereka sangat
tidak ekspresif dalam bermain peran. Suara sangat lemah dan tidak terdengar baik oleh siswa maupun observer. Mereka juga tidak banyak
bergerak. Ada juga beberapa siswa yang ketika masuk peran harus
diingatkan sehingga membuat permainan role play terganggu. Permainan role play
kelompok 1 lebih baik dari permaian role play kelompok 2. Akan tetapi kedua kelompok masih sama-sama kurang dalam memanfaatkan
properti drama, masih tepaku pada teks, dan kurang ekspresif. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 6. Role play kelompok 2 Kegiatan dilanjutkan siswa mendiskusikan LKS kegiatan belajar II
yaitu mengenai materi. Siswa memperoleh pemahaman dari permainan role play
yang telah dimainkan. Siswa menyimpulkan sendiri pemahaman apa yang didapat dengan menjawab soal-soal pada kegiatan belajar II yang
terdiri dari 11 soal. Diantara dua kelompok sudah baik dalam menjawab soal dan memperoleh pemahaman yang baik mengenai materi yang
dikemas dalam metode role play. Lalu siswa mendemonstrasikan hasil diskusi di depan kelas. Setelah itu, antar kelompok memberikan tanggapan
atas permainan kelompok lain. Berikut ini salah satu contoh kelompok memberikan tanggapan pada kelompok lainnya, “Tadi dalam memainkan
drama suara kurang keras, tidak terdengar, dan tidak bergerak” dan salah satu siswa dari kelompok 2 menjawab, “Iya, saya minta maaf saya masih
merasa malu untuk bergerak.” Siswa yang mau bertanya atau menanggapi
mendapatkan bintang. Bagi kelompok yang kurang setuju mengenai jawaban soal dari kelompok lain juga menanggapi jawaban mereka.
Kegiatan role play berlangsung dengan baik. Akan tetapi masih ada kekurangan yang harus diperbaiki. Perbaikan dilakukan untuk
memaksimalkan hasil pada siklus II. Berikut ini merupakan gambar- gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 7. Siswa memberikan tanggapan Perbaikan pada siklus II meliputi: 1 Membagi siswa ke dalam
kelompok yang lebih kecil. Karena pada siklus I hanya dibagi menjadi 2 kelompok dalam melaksanakan diskusi belum maksimal dalam
mengaktifkan siswa, untuk itu pada siklus II siswa dibagi menjasi 3 kelompok. Dengan demikian, peneliti berharap semua siswa dapat aktif
kerja dalam kelompok dan tidak ada siswa yang hanya berdiam. 2 Membuat naskah drama yang lebih sederhana, dalam pelaksanaan siklus I
siswa masih sangat terpaku pada teks, dari hasil wawancara guru kemungkinan karena teks terlalu panjang sehingga peneliti membuat teks
pada siklus II lebih sederhana. 3 Membuat satu permainan drama saja dengan memilih siswa yang akan bermain drama dan sebagai pengamat,
karena pada siklus I kelompok 2 masih belum maksimal dalam
memainkan role play dan masih sibuk meyiapkan permainan mereka sendiri. 4 Persiapan role play lebih dimatangkan.
Pelaksanaan siklus II langkah-langkahnya sama dengan siklus I. Langkah perencanaan dan persiapan dilakukan sebelum diadakan
pelaksanaan siklus dan pada pertemuan pertama. Sebelum diadakan penelitian, peneliti menyiapkan naskah sesuai materi. Perencanaan dan
persiapan pada pertemuan pertama yaitu meliputi beberapa langkah sebagai berikut. Role play pada siklus I yaitu mengenai materi
perkembangan teknologi pada indikator pembelajaran penerapan. Drama berjudul “Jaman Sekarang Semua Serba Mudah” yang dimainkan dalam 1
kali permainan drama dan diperankan oleh 7 tokoh dan 1 narator yaitu Viki, kakek, ibu, tukang penggiling, penabrak, dokter, dan narrator.
Tindakan pertama pada pertemuan pertama sama dengan siklus I yaitu guru membuka pelajaran dan mempersensi siswa. Setelah itu guru
melakukan apersepsi sekaligus memberikan motivasi dengan menyanyikan lagu “Nenek Moyangku”. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang
menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 8. Menyanyikan lagu ”Nenek Moyangku
Guru memperlihatkan gambar mengenai lagu yang dinyanyikan berupa kapal layar, kapal pesiar, lesung, dan mesin penggiling. Hal ini
bertujuan agar siswa mendapat pandangan mengenai drama yang akan dimainkan. Berikut ini contoh percakapan guru dengan siswa. Guru
bertanya kepada siswa, “Nenek moyang kita jaman dahulu berlayar menggunakan apa anak-
anak?”. Siswa serentak menjawab, “Kapal layar, Bu.” Lalu guru bertanya lagi, “Kalau yang ini gambar apa anak-anak?”
siswa menjawab, “Gambar kapal pesiar, Bu.” Guru bertanya lagi, “Mudah mana menggunakan kapal yang ini sambil mengangkat gambar kapal
layar atau yang ini sambil mengangkat gambar kapal pesiar?” Salah satu sisw
a menjawab “Yo penak nganggo kapal pesiar wong nganggo mesin iso banter, Bu
.” Maksudnya ya lebih mudah menggunakan kapal pesiar bu, kapal pesiar kan menggunakan mesin. Dari pertanyaan-
pertanyaan itu siswa menyimpulkan sendiri ada hubungan antara benda yang satu dengan benda yang lain. Kemudian, guru menyampaikan tujuan
pelajaran bahwa mempelajari hal tersebut menggunakan role play. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok dan masing-masing kelompok dibagikan LKS
dan masing-masing siswa mendapatkan naskah role play. Setelah itu guru menjelaskan LKS kepada siswa sebelum mereka mendiskusikan LKS yang
berisi rangkaian kegiatan role play. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 9. Siswa bertanya jawab mengenai gambar Siswa melalukan diskusi mengenai rencana bermain role play pada
pertemuan kedua meliputi membagi peran, perencanaan role play, dan latihan role play seperti pada siklus I. Siswa berdiskusi dan berlatih
menggunakan properti yang sudah disediakan oleh guru. Mereka berdiskusi dan saling memberikan pendapat mengenai role play yang akan
dimainkan. Setelah diskusi selesai setiap kelompok membacakan rencana bermain role play di depan kelas. Guru dan siswa membuat kesepakatan
mengenai rencana role play yaitu, tidak semua siswa bermain role play hanya beberapa siswa yang bermain dan akan ditentukan oleh guru, hanya
ada 1 kali permainan drama, dan siswa yang tidak bermain bertugas mengamati dan mengkritik permainan drama yang dimainkan. Siswa yang
bertanya dan memberikan tanggapan mendapatkan bintang penghargaan. Lalu kegiatan dilanjutkan merangkum dan menyimpulkan pelajaran,
merefleksikan pelajaran secara lisan, menyampaikan pembelajaran berikutnya dengan memberi pengumuman siswa yang akan bermain dalam
pertemuan berikutnya adalah YG, TK, MGL, NI, RM, ARM, SIF, dan LT. Siswa tampak terkejut mendengar pengumuman dari guru, kemudian
kegiatan dilanjutkan penutup. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 10. Siswa mendiskusikan rencana role play Langkah interaksi serta refleksi dan evaluasi dilakukan pada
pertemuan kedua. Seperti biasanya pelajaran diawali dengan doa dan presensi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. guru memberikan
motivasi berupa Yel-yel sama dengan siklus I. Siswa berkumpul sesuai kelompok, siswa yang bertugas sebagai pemain mempersiapkan role play
yang akan dimainkan. Guru membagi LKS kepada siswa. Guru memanggil siswa sesuai peran yang disepakati pada pertemuan sebelumnya pada
kelompok 1. Siswa yang bertugas sebagai pengamat duduk memperhatikan role play yang dimainkan kelompok pemain. Sambil
mengisi LKS kegiatan belajar I berupa tanggapan permainan role play. Kelompok pemaian memainkan drama, Semua siap dalam melakukan
permainan drama. Suara dalam bermain sudah keras, permainan drama lebih menjiwai dan lebih berekspresi. Peran Viki yang ngeyel baik
dimainkan dengan baik oleh TK. Peran ngeyel dan menangis sudah cukup baik walau masih agak tertawa sedikit. Dalam memainkan tokoh ibu,
peran SF mengalami kecelakaan dan menasehati Viki sudah bagus, pemain
yang lain juga sudah baik. Akan tetapi tokoh kakek belum terlihat galak dan belum mengekspesikan ekspresi wajah marah. Gerak dalam
pemaianan role play kali ini sudah jauh lebih baik dari siklus I. Masih ada juga yang menggunakan teks akan tetapi sudah tidak terpaku seperti pada
siklus I. Properti drama sudah dimanfaatkan dengan baik. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 11. Siswa melakukan role play Kegiatan dilanjutkan siswa mendiskusikan LKS kegiatan belajar II
yaitu mengenai materi. Siswa memperoleh pemahaman dari permainan role play
yang telah dimainkan. Siswa menyimpulkan sendiri pemahaman apa yang mereka dapatkan dengan menjawab soal-soal pada kegiatan
belajar II yang terdiri dari 6 soal. Diantara tiga kelompok sudah baik dalam menjawab soal dan memperoleh pemahaman yang baik mengenai
materi yang dikemas dalam metode
role play. Lalu siswa
mendemonstrasikan hasil diskusi di depan kelas. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di atas:
Gambar 12. Siswa mendiskusikan permainan role play Setelah itu kelompok pengamat memberikan tanggapan atas
permainan kelompok pemain. Berikut ini salah satu dialog siswa yang saling memberikan tanggapan. Salah satu siswa memberikan tanggapan
pada kelompok pemain,“Tadi TK memainkan tokoh Viki saat menangis masih tersenyum,” dan TK menanggapi tanggapan, “Iya, saya minta maaf
tetapi saya tadi sudah berusaha untuk menangis.” Ada lagi siswa yang menanggapi, “Tadi SF saat pingsan masih tertawa.” Lalu SF menanggapi,
“ Maaf, hal itu dikarenakan teman-teman menertawai saat saya jatuh pingsan tadi.” Kegiatan tanya jawab dan menanggapi tanggapan sudah
berlangsung lebih aktif dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang mau bertanya atau menanggapi mendapatkan bintang. Pelaksanaan role play
siklus II lebih baik dibandingkan pelaksanaan role play siklus I. Berikut ini merupakan gambar-gambar yang menunjukkan langkah-langkah di
atas:
Gambar 13. Siswa mendapat bintang penghargaan
2. Keaktifan Belajar