mengalami  peningkatan  motivasi  belajar  siswa  dengan  kondisi  awal    61, setelah  tindakan  siklus  I  mengalami  peningkatan  sebesar  18  menjadi  79,
dan  pada  siklus  II  mengalami  peningkatan  sebesar  8  menjadi  87. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukan dengan persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM yaitu sebesar 89 atau 32 siswa dan pada pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 11 menjadi 100 atau 36 siswa.
Berdasarkan  ketiga  penelitian  di  atas  terbukti  bahwa  role  play  dapat meningkatkan keterlibatan, minat, motivasi, keaktifan belajar, prestasi belajar,
dan  kemampuan  mengapresiasi  puisi.  Perbedaan  ketiga  penelitian  di  atas dengan  penelitian  ini  terdapat  pada  variabel  yang  diteliti  dan  subjek
penelitiannya.  Penelitian  ini  menggunakan  variabel  keaktifan  dan  prestasi belajar. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas IV SD Negeri Daratan. Untuk
itu,  peneliti  akan  mencoba  meneliti  tentang  keaktifan  dan  prestasi  belajar menggunakan metode role play.
F. Kerangka Pikir
Pelajaran  IPS  merupakan  salah  satu  mata  pelajaran  yang membosankan.  IPS  dianggap  sebagai  mata  pelajaran  yang  menakutkan
karena  kebanyakan  siswa  mengira  banyak  hafalan  yang  harus  dihafalkan agar  memperoleh  prestasi  belajar  yang  baik.  Dalam  konteks  ini  penulis
mengambil  batasan  permasalahan ekonomi mengenai  materi perkembangan teknologi.  Mempelajari  sesuatu  permasalahan  yang  sesuai  dengan  dunia
global  pada  masa  sekarang  ini  merupakan  suatu  hal  yang  sulit  bagi  siswa
SD.  Siswa  SD  belum  dapat  memikirkan  suatu  konsep  yang  sesuai  dengan permasalahan  global  yang  terjadi  di  sekarang  ini.  Siswa  SD  masih  dalam
tahap  operasional  konkrit,  di  mana  siswa  dalam  menerima  pelajaran  harus terdapat interaksi inderawi siswa dengan benda-benda dan peristiwa konkrit
di lingkungan sehingga tidak menyulitkan siswa dalam menerima pelajaran. Pada mata pelajaran IPS kelas IV materi perkembangan teknologi di
SD  Negeri  Daratan  prestasi  belajar  dan  keaktifan  siswa  masih  rendah. Terbukti  dengan  rata-rata  nilai  pada  materi  tersebut  pada  tahun  ajaran
20102011  adalah  69,81  dan  56,25  siswa  mencapai  KKM.  Pada  tahun ajaran  20112012  rata-rata  nilai  adalah  69,53  dan  sebesar  60,72  siswa
mencapai  KKM.  Begitu  juga  dengan  hasil  observasi  yang  peneliti  lakukan, keaktifan siswa hanya 28,65 atau kurang aktif.
Metode  role  play  akan  menyajikan  situasi  pembelajaran  yang memberi  kesempatan  siswa  untuk  mendramatisasikan  suatu  tindakan  atau
tingkah  laku  tertentu  untuk  memahami  suatu  materi  tertentu.  Sesuai pendapat  Hamalik  2003:92  yang  memaparkan  bahwa  pembelajaran
dilaksanakan  dengan  titik  berat  pada  keaktifan  siswa  dan  guru  bertindak sebagai  fasilitator  dan  nara  sumber,  yang  memberikan  kemudahan  bagi
siswa untuk belajar. Hal tersebut menjelaskan bahwa keaktifan belajar siswa penting dalam sebuah pembelajaran. Selain itu menurut Daryanto 2011: 5
hasil belajar merupakan produk yang harus ditingkatkan dan terkait dengan proses  pembelajaran,  sarana  pembelajaran,  guru,  atau  siswa  itu  sendiri.
Sesuai  pendapat  tersebut  prestasi  belajar  juga  penting  dalam  sebuah pembelajaran.
Salah  satu  faktor  yang  dapat  meningkatkan  keaktifan  dan  prestasi belajar adalah metode role play. Hal ini sesuai dengan pendapat Zaini 2008:
99 mengungkapkan role play dapat membuktikan diri sebagai suatu media yang  ampuh,  di  mana  saja  terdapat  peran-peran  yang  dapat  didefinisikan
dengan  jelas,  yang  memiliki  interaksi  yang  mungkin  dieksplorasi  dalam keadaan  yang  bersifat  simulasi.  Metode  role  play  akan  menyajikan  suatu
pembelajaran  bentuk  dari  permainan  pendidikan  yang  di  dalamnya  terjadi permainan  peran  yang  berpusat  pada  anak  secara  aktif  dan  kreatif  dalam
pembelajaran  guna  memperoleh  pemahaman  materi  yang  dipelajari.  Siswa dapat  lebih  aktif  dalam  belajar  dan  dapat  memperoleh  lebih  banyak
pengalaman daripada mereka  yang hanya melihat materi.  Melalui role play diharapkan  siswa  akan  aktif  dan  mendapat  pengetahuan  yang  bermakna
sehingga prestasi belajar siswa juga meningkat. Penelitian  ini  menggunakan  metode  role  play  dikarenakan  peneliti
ingin mencoba memberikan solusi terhadap upaya pembelajaran yang dapat meningkatkan  keaktifan  dan  prestasi  belajar.  Apabila  metode  role  play
diterapkan pada pembelajaran IPS, maka keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Daratan akan meningkat.
G. Hipotesis Tindakan