178
RINGKASAN MATERI A.
Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati adalah persetujuan antara pihak Indonesia dengan Belanda tentang status kemerdekaan Indonesia. Perjanjian Linggarjati ditandatangani di Istana Merdeka,
Jakarta pada tanggal 15 November 1946 dan disahkan oleh kedua negara pada tanggal 25 Maret 1947. Perjanjian Linggarjati dilakukan di Linggarjati Jawa Barat. Delegasi Indonesia
dipimpin oleh Perdana Mentri Sutan Syahrir dengan anggota delegasi Mr. Moh. Roem, Mr. Susanto, dan dr. A.K. Gani. Sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Prof. Schermerhorn
dengan anggota Max Van, F. de Boer, dan H.J Van Mook. Isi perjanjian Linggarjati adalah sebagai berikut.
a. Belanda mengakui kekuasaan Republik Indonesia atas Pulau Jawa, Madura, dan Sumatra.
b. Pemerintah Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Republik Indonesia Serikat RIS.
Salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. c.
RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda. Awalnya perjanjian itu disepakati oleh kedua belah pihak dan berjalan normal dan aman.
Namun lama-lama, Belanda mulai ingkar dari kesepakatan. Bahkan pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengultimatum pemerintah RI agar tunduk dan takluk, karena pemerintahan
RI merupakan pemerintahan peralihan yang harus tunduk kepada Belanda. pemerintahan RI menolak keras ultimatum Belanda. Kemudian secara terang-terangan Belanda menyatakan diri
tidak terikat dengan perjanjian Linggarjati dan siap melakukan serangan militer.
B. Agresi Militer Belanda I
Agresi Militer Belanda I dilatarbelakangi oleh penandatangan perjanjian Linggarjati. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan agresi militer 1. Serangan dalam Agresi
Belada Militer 1 dipimpin oleh Letnan Jenderal Simon M. Spoor. Operasi militer ini didukung oleh tiga divisi yaitu angkatan udara, darat dan laut. Belanda menyerang pulau
Jawa dengan pasukan dan persenjataan lengkap. Dalam waktu singkat, pasukan Belanda berhasil menguasai kota besar seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Semarang,
Banyumas, Pemalang, Surabaya, Malang, Gresik, Lumajang, banyuwangi dan Bondowoso, untuk pulau Sumatra, Belanda hanya berhasil menguasai Medan, Padang dan Palembang.
Untuk menghadapi agresi Belanda, pihak Indonesia menerapkan taktik perang gerilya. Secara militer, agresi yang dilakukan berhasil. Keberhasilan ini disebabkan tidak adanya perlawanan
yang berarti dari pasukan RI akibat diputus jalur komunikasi oleh pihak Belanda. Selain itu, persenjataan yang lengkap dan modern dari pihak Belanda membuat serangan itu berjalan
sukses. Agresi militer Belanda mendapat reaksi keras dari dunia Internasional. India dan
Australia di PBB mengusulkan agar masalah Indonesia dan Belanda diselesaikan di Dewan
179
Keamanan PBB. Usul India dan Australia diterima oleh negara-negara lain sehingga pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB mengadakan sidang khusus.
Pada tanggal 4 Agustus, Belanda menghentikan operasi militernya sehingga berakhirlah Agresi militer Belanda 1.
C. Perjanjian Renville
Sekalipun Agresi militer Belanda I sudah berakhir, akan tetapi penjajah belum menyerah dan mereka kembali melakukan agresi militer yang disebut agresi militer
Belanda II. Pada tanggal 19 Desember 1948 Agresi militer Belanda II dimulai. Agresi militer Belanda II diawali dengan perjanjian Renville. Perjanjian ini
ditandatangani di atas geladak kapal Renville. Renville adalah kapal perang milik Amerika Serikat yang sedang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Renville dianggap sebagai tempat yang netral pada saat itu. Perundingan Renville dimulai pada tanggal 8 desember 1947 dan ditengahi oleh
Komisi Tiga Negara yaitu Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. Para delegasi KTN terdiari atas Richard C Kirby Australia, Paul Van Zeeland Belgia dan Frank
B Graham Amerika Serikat. Dalam perundingan Renville, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Mentri
Amir Syarifuddin, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL R. Abdul Kadir Wijoyoatmojo. Perundingan berjalan dengan lancar dan kedua belah
pihak bisa menerima usulan dari KTN. Pada tanggal 17 Januari 1948, kedua belah pihak menandatanganinya. Isi perjanjian Renville adalah :
a. Belanda hanya mengakui wilayah Indonesia atas Jawa Tengah, Yogyakarta,
sebagian kecil Jawa Barat, Jawa Timur dan Sumatra; b.
Tentara Republik Indonesia harus ditarik mundur dari daerah-daerah yang telah diduduki Belanda.
Indonesia sebenarnya telah salah langkah dengan menandatangani Perjanjian Renville. Perjanjian tersebut menyebabkan kedudukan Indonesia terkurung oleh
daerah pendudukan Belanda. Mereka mengajukan protes keras sehingga menyebabkan Kabinet Amir Sjarifuddin jatuh.
180 Lembar Diskusi Siswa
Kelompok : Anggota Kelompok :
1. 4.
2. 5.
3. 6.
Tugas kelompok A. Diskusikan bersama kelompokmu mengenai hal-hal penting tentang perjanjian
Linggarjati dan tulis hasilnya di kertas lipat yang telah disediakan
181 Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
4. 2.
5. 3.
6. Tugas kelompok B.
Diskusikan bersama kelompokmu mengenai hal-hal penting tentang agresi militer Belanda 1 dan tulis hasilnya di kertas lipat yang telah disediakan
182 Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
4. 2.
5. 3.
6. Tugas kelompok C.
Diskusikan bersama kelompokmu mengenai hal-hal penting tentang perjanjian Renville dan tulis hasilnya di kertas lipat yang telah disediakan
183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
: SD Negeri Paliyan 1 Mata Pelajaran
: Ilmu Pendidikan Sosial Kelas
: V Lima Semester
: II Dua Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit Siklus
: II Pertemuan
: III A.
Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar