93
Peranan ini mungkin dipegang oleh suami, istri,anak, atau anggota lain dalam rumah tangga. Pemberi pengaruh influencer adalah individu yang opininya
dicari sehubungan dengan kriteria yang harus digunakan oleh keluarga dalam pembelian mana yang paling cocok dengan kriterian evaluasi. Dalam
mengambil keputusan tentu keluarga juga melihat variabel lain seperti harga. Pada data distribusi pasien terhadap variabel harga dimana 80 pasien
menyatakan bahwa harga atau tarif untuk pelayanan di RSIA Kemang Medical Care kurang sesuai antara keterjangkauan pasien, harga dan pelayanan.
Keluarga tentu memberi pengaruh terhadap pertimbangan harga dalam mengambil keputusan yang tentunya disesuaikan dengan keadaan keluarga
pasien. Tidak hanya menjadi influencer, keluarga juga bisa menjadi decider
atau pengambil keputusan. Keputusan untuk memilih atau tidak memilih juga bisa dilakukan oleh keluarga. Engel, Blackwell, Miniard 1994 mengatakan
bahwa peranan keluarga dalam pembelian salah satunya adalah sebagai pengambil keputusan decider. Pengambil keputusan adalah orang dengan
wewenang kekuasaan keuangan untuk memilih bagaimana uang keluarga akan dibelanjakan dan produk atau merek mana yang akan dipilih.
Dalam memutuskan untuk bersalin di rumah sakit, pasien ibu hamil mungkin tidak menjadi pengambil keputusan langsung. Karena dalam keluarga,
ada keputusan yang dibuat bersama, ada yang diputuskan oleh suami, atau
94
mungkin yang dilakukan oleh istri sendiri. Karena wewenang untuk membuat keputusan pembelian tergantung pada tipe keluarga menurut Kotler 2009 yaitu
autonomic jumlah keputusan diambil oleh suami istri sama banyaknya, husband domination sebagian besar diputuskan oleh suami, wife domination
sebagian besar pembelian diputuskan oleh istri, dan syncratic sebagian besar keputusan dilakukan bersama-sama. Rumah sakit perlu mengetahui macam-
macam peranan anggota keluarga pasien yang bertindak sebagai pengambil inisiatif, pemberi pengaruh,pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai jasa
pelayanan.
6.3 Hubungan Usia dengan Keputusan Memilih Tempat Persalinan
Semakin besar angka usia seseorang, maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki. Tingginya pengetahuan dapat dilihat dari tingkat
pendidikan ibu. Hal ini terlihat dari karakteristik pasien ibu hamil dengan mayoritas tingkat pendidikan setara akademiperguruan tinggi sebanyak 98
orang 92,5. Pengetahuan tentang usia yang beresiko terhadap kehamilan ibu telah dimengerti oleh mayoritas pasien. Dengan tingginya pendidikan pasien
juga berpengaruh kepada besarnya tingkat kesadaran akan penggunan pelayanan kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik kandungan dan kebidanan sadar untuk
mengggunakan layanan kesehatan sebagai pemenuhan kebutuhannya di usia kehamilan. Tidak hanya pemenuhan kebutuhan, pemenuhan keinginan dengan
selera yang berbeda juga menjadi pengaruh bagi pasien ibu hamil untuk
95
memilih melahirkan di mana. Karena tingginya pendidikan akan memudahkan seseorang menyerap informasi baru dan mencari informasi. Selain itu, pasien
dengan jenjang pendidikan tinggi mulai kritis terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan persalinan, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan
mereka terhadap pemilihan tempat bersalin. Menurut Depkes RI 2004, tingkat pendidikan khususnya tingkat
pendidikan wanita mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan. Dengan pendidikan yang tinggi seorang wanita tentu dapat mengaplikasikan perilaku
hidup sehat. Tidak hanya aplikasi pada wanita itu sendiri namun kepada keluarga dan lingkungan disekitar sehingga dapat mempengaruhi derajat
kesehatan. Pasien ibu hamil di poliklinik RSIA Kemang Medical Care yang berpendidikan tinggi tentu akan mencari informasi atau aspek
–aspek pisitf dan negative dari suatu produk sebelum mengambil keputusan. Pasien yang
melakukan pelayanan ANC di RSIA Kemang Medical Care, mengumpulkan aspek atau valensi yang sering disebut oleh Clawson dalam Sawastha dan Hani
2000 sebagai nilai sifat dari lingkungan psikologis. Clawson dalam Sawastha dan Hani 2000 menjelaskan bahwa valensi
positif berarti sesuatu yang apabila mengurangi tegangan bila pribadi mendapatkan sesuatu itu, hal ini bersifat menarik. Sedangkan valensi negative
berarti apabila
sesuatu yang
meningkatkan tegangan
bila pribadi
menghampirinya, hal ini bersifat menolak. Dari hasil pengumpulan aspek atau
96
valensi negative dan positif dari produk jasa pelayanan kandungan, kebidanan dan bersalin di RSIA Kemang Medical Care yang dilakukan oleh pasien ibu
hamil, dapat menggambarkan tingkat keinginan, hasrat dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh konsumen dari suatu pembelian.
Hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara usia dengan keputusan pemilihan tempat persalinan di RSIA Kemang Medical Care. Hasil ini sesuai dengan penelitian Syahrial 2001, yang
menyatakan bahwa tidak terbukti adanya hubungan usia ibu dengan keputusan pemilihan tempat bersalin di Jakarta. Demikian juga hasil penelitian Pelangi
2010 dimana tidak ada hubungan antara usia dengan keputusan pasien poliklinik kebidanan RS Bahkti Yudha dalam pemilihan tempat bersalin. Hal ini
juga sama dengan hasil penelitian Khudori 2012 bahwa variabel usia tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan keputusan pemilihan tempat
persalinan di RS IMC. Dari beberapa hasil penelitian diatas, terlihat bahwa keputusan
memilih tempat persalinan bagi ibu hamil di RSIA Kemang Medical Care tidak dipengaruhi oleh usia. Dalam memutuskan tempat untuk persalinan tidak
tergantung pada usia, namun faktor pendidikan yang mempengaruhi yang mempengaruhi pasien sehingga pasien mencari informasi tentang produk yang
akan dibeli dahulu baik aspek positif maupun aspek negatif. Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa pasien yang memutuskan untuk memilih lebih banyak