2. Uji Reliabilitas
Uji  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  tingkat  konsistensi  hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran data dua kali atau lebih gejala yang
sama.  Hasilnya  ditunjukkan  oleh  sebuah  indeks  yang  menunjukkan seberapa  jauh  suatu  alat  ukur  dapat  dipercaya.  Uji  ini  diterapkan  untuk
mengetahui  apakah  responden  telah  menjawab  pertanyaan-pertanyaan secara  konsisten  atau  tidak,  sehingga  kesungguhan  jawabannya  dapat
dipercaya.  Untuk  melihat  relibilitas  instrumen  akan  dihitung  Alpha Cronbach masing-masing instrumen. Menurut Arikunto variabel dikatakan
realibel  jika  memiliki  nilai  Alpha  Cronbach    0,60  dengan  rumus Cronbach’s  Alpha  Coefficient  Suharsimi  Arikunto,  2008  dengan
rumusnya :
r
t b
k k
2 11
1 1
keterangan :
r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyak butir pertanyaan
2
t
= jumlah varians total
J. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis  regresi  berganda  yang  berbasis  ordinary  least  square.  Untuk
meyakinkan bahwa persamaan regresi  yang diperoleh adalah linier dan dapat dipergunakan  valid  untuk  mencari  peramalan,  maka  akan  dilakukan
pengujian asumsi normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji  normalitas  bertujuan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal atau
tidak,  karena  model  regresi  yang  baik  memiliki  distribusi  data  yang normal.Pembuktian  apakah  data  tersebut  memiliki  distribusi  normal  atau
tidak,  dapat  dilihat  pada  bentuk  distribusi  datanya,  yaitu  pada  histogram maupun normal probability plot. Pada histogram, data dikatakan memiliki
distribusi  yang  normal  jika  data  tersebut  berbentuk  seperti  lonceng. Sedangkan  pada  normal  probability  plot,  data  dikatakan  normal  jika  ada
penyebaran  titik –  titik  disekitar  garis  diagonal  dan  penyebarannya
mengikuti  arah  garis  diagonal.  Ghozali  2006  menyebutkan  jika  data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model  regresi  ditemukan  adanya  korelasi  atau  hubungan  yang  signifikan
antar  variabel  bebas.  Dalam  model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak terjadi  korelasi  diantara  variabel  bebas  Ghozali,  2009.  Multikolinearitas
akan menyebabkan koefisien regresi bernilai kecil dan standar error regresi bernilai  besar  sehingga  pengujian  variabel  bebas  secara  individu  akan
menjadi tidak signifikan. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai  tolerance  dan  VIF  Variance  Inflation  Factor.  Apabila  nilai  VIF 10 mengidentifikasikan bahwa model regresi bebas dari multikolinearitas,
sedangkan  untuk  nilai  tolerance  0,1  10  menunjukan  bahwa  model regresi bebas dari multikolinearitas.
3. Uji heteroskedatisitas
Tujuan  pengujian  ini  adalah  untuk  mengetahui  apakah  dalam model  regresi  terjadi  ketidaksamaan  variance  dari  residual  satu
pengamatan  ke  pengamatan  yang  lain.  Jika  variance  dari  residual  satu pengamatan
ke pengamatan
yang lain
tetap, maka
disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau
tidak terjadi heteroskedatisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedatisitas adalah dengan melihat grafik plot antar prediksi
variabel  dependen  ZPRED  dengan  residualnya  SRESID.  Deteksi  ada