Hipotesis Ketiga Uji Hipotesis

Selain itu, keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya self efficacy yang berhubungan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia mengajar, seorang guru pun diharapkan juga mampu memanipulasi mendayagunakan keterbatasan ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar teacher efficacy atau contextual efficacy. Adapun sikap yang dimiliki seorang guru mengenai kecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuannya self acceptance attitude yang nantinya berhubungan secara psikologis dengan sikap penerimaan terhadap orang lain others acceptance attitude. Dengan demikian, dari hasil analisis tersebut dapat juga dikatakan bahwa sikap guru praktikan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetetensi keguruan.

2. Hubungan antara Kemampuan Interaksi Belajar-mengajar

dengan Kompetensi Keguruan Dari hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis kedua yang menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan berhasil ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI keguruan. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi yang menunjukkan bahwa r korelasi sebesar 0,541 atau angka probabilitas sebesar 0,001 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5 atau signifikan value 5. Hal ini berarti kompetensi keguruan dapat dipengaruhi dari tinggi rendahnya kemampuan interaksi belajar- mengajar dalam kegiatan proses belajar-mengajar. Interaksi belajar-mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar guru di satu pihak dengan warga belajar siswa yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Kompetensi ranah karsa guru dalam kemampuan interaksi belajar mengajar guru terdiri atas kecakapan fisik umum yang direfleksikan dan diwujudkan dalam bentuk gerakan dan tindakan umum jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku dan kecakapan fisik khusus yang meliputi keterampilan-keterampilan ekspresi verbal pernyataan lisan dan non verbal pernyataan tindakan tertentu yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar-mengajar. Dengan demikian, dari hasil analisis tersebut dapat juga dikatakan bahwa kemampuan interaksi belajar-mengajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetensi keguruan.

3. Hubungan antara Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL dengan

Kompetensi Keguruan Dari hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis ketiga yang menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan kompetensi keguruan gagal ditolak, artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat dengan kompetensi keguruan. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi hitung yang menunjukkan bahwa r korelasi sebesar -0,583 atau angka probabilitas yang diperoleh sebesar 0,747 yang lebih besar dari taraf signifikansi 5 atau signifikan value 5. Hal ini berarti kompetensi keguruan tidak dapat dipengaruhi dari tinngi rendahnya jumlah nilai mata kuliah prasyarat yang diperoleh oleh guru praktikan. Kompetensi keguruan merupakan hal yang dapat dilatih secara langsung dalam tahap pendidikan pra jabatan guru yang harus dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan nilai melalui berbagai mata kuliah dan kemudian dilanjutkan dalam Program Pengalaman Lapangan PPL. Tinggi rendahnya jumlah nilai mata kuliah prasyarat yang diperoleh oleh guru praktikan, ternyata tidak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kompetensi keguruan. Dalam hal ini, dapat juga dikatakan bahwa kompetensi keguruan dapat dilatih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Peran Guru Pamong dan Minat Mahasiswa Menjadi Guru dengan Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) :Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS

0 4 7

Hubungan antara kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi : survei pada mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi.

0 0 124

Persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk keguruan, prestasi mata kuliah PPL II dan latar belakang orang tua : studi kasus mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

0 0 142

Pengaruh motivasi berprestasi dan prestasi belajar mata kuliah yang menjadi prasyarat PPL II terhadap kemampuan mengajar mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003 yang telah melaksanakan PPL II [periode Juli`06...

0 0 146

SIKAP SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEGURUAN PRAKTIKAN PPL II DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, PRESTASI BELAJAR, MINAT MENJADI GURU, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

0 1 179

Hubungan prestasi belajar mata kuliah-mata kuliah akuntansi mahasiswa dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntasni di sekolah : studi kasus mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial USD Yk.

0 0 106

Hubungan antara sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar, dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan : studi kasus mahasiswa peserta PPL II, program studi pendidikan akuntansi, USD Yogyakarta -

0 0 122

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH YANG MENJADI PRASYARAT PPL II TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA

0 1 144

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI MINAT MAHASISWA MASUK KEGURUAN, PRESTASI MATA KULIAH PPL II DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA

0 0 140

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

0 1 122