nilai negatif atau lemah korelasi jika menggunakan taraf signifikansi 5 di bawah 0,05.
Untuk membuktikan penolakan hipotesis, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji
apakah nilai r signifikan atau tidak, dengan membandingkan angka probabilitas dengan taraf signifikansi 5.
Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh angka probabilitas sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan value
0,05, maka Ho berhasil ditolak yang artinya ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan
kompetensi keguruan pada guru praktikan. Jadi pernyataan yang menyatakan semakin tinggi sikap guru praktikan, maka semakin
tinggi kompetensi keguruan guru praktikan, diterima.
b. Hipotesis kedua
Untuk menguji hipotesis kedua yang mengatakan bahwa ”terdapat hubungan yang positif antara kemampuan interaksi
belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL” digunakan teknik korelasi rank dari Spearman seperti yang
telah dibahas pada bagian metode penelitian. Berdasarkan pada perhitungan komputasinya, didapat nilai r
hitung menghasilkan angka 0,541 antara kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada
guru praktikan, yang signifikan pada taraf signifikansi 10. Angka tersebut menunjukkan nilai positif atau kuat korelasi antara
kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan guru praktikan, tetapi negatif atau lemah korelasi jika
menggunakan taraf signifikansi 5. Untuk membuktikan penolakan hipotesis, selanjutnya
dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji apakah nilai r signifikan atau tidak, dengan membandingkan angka
probabilitasnya dengan taraf signifikansi 5. Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh angka probabilitas
sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan value 0,05, maka Ho berhasil ditolak yang artinya ada hubungan yang
positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar- mengajar guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru
praktikan. Jadi pernyataan yang menyatakan semakin tinggi kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan, maka
semakin tinggi kompetensi keguruan guru praktikan, diterima.
c. Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis ketiga yang mengatakan bahwa ”terdapat hubungan yang positif antara nilai mata kuliah prasyarat
PPL dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan teknik korelasi rank dari Spearman seperti yang telah dibahas pada bagian metode penelitian.
Berdasarkan pada perhitungan komputasinya, didapat nilai r hitung menghasilkan angka -0,058 antara nilai mata kuliah
prasyarat PPL guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan. Angka tersebut menunjukkan nilai negatif atau
lemah korelasi antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan kompetensi keguruan guru praktikan pada taraf signifikansi 5.
Untuk membuktikan penolakan hipotesis, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji
apakah nilai r signifikan atau tidak, dengan membandingkan angka probabilitas dengan taraf signifikansi 5.
Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh angka probabilitas 0,747 yang lebih besar dari 0,05 atau signifikan value 0,05, maka
Ho gagal ditolak yang artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan
kompetensi keguruan pada guru praktikan. Jadi pernyataan yang menyatakan semakin tinggi jumlah nilai mata kuliah prasyarat
PPL, maka semakin tinggi kompetensi keguruan guru praktikan, ditolak.