Jenis-Jenis Kompetensi Keguruan Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

Ilmu pengetahuan materi bidang studi Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang studi yang menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Penguasaan guru atas materi-materi bidang studi itu hendaknya langsung dikaitkan dengan pengetahuan kependidikan khusus terutama dengan metodik khusus dan praktik keguruan. Jenis kognitif lain yang juga perlu dimiliki seorang guru adalah kemampuan mentransfer strategi kognitif kepada para siswa agar dapat belajar secara efisien dan efektif Lawson dalam Syah, 231, yaitu mengubah pilihan kebiasaan belajar cognitive preference siswa yang bermotif ekstrinsik menjadi preferensi kognitif yang bermotif intrinsik. b Kompetensi Afektif kecakapan ranah rasa Kompetensi ranah afektif guru meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seperti : cinta, benci, senang, sedih dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan itu meliputi : Konsep diri self-concept dan harga diri self-esteem Self-concept atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan. Self-esteem harga diri guru dapat diartikan sebagai tingkat pandangan dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian atau taksiran guru terhadap kualitas dirinya sendiri yang merupakan bagian dari self-concept. Guru yang memiliki konsep diri yang tinggi, umumnya memiliki harga diri yang tinggi pula. Ia mengajak, mendorong serta membantu dengan sekuat tenaga agar siswanya lebih maju. Efikasi diri self-efficacy dan efikasi kontekstual contextual efficacy Self-efficacy guru efikasi guru atau personal teacher efficacy adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Kompetensi ranah rasa ini berhubungan dengan kompetensi ranah rasa lainnya yang disebut teacher efficacy atau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia mengajar, artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, melainkan juga dalam hal memanipulasi mendayagunakan keterbatasan ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri attitude of self- acceptance dan orang lain others acceptance attitude. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri self-acceptance attitude adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam berkecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuannya. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri ini diiringi dengan rasa puas terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain others acceptance attitude. c Kompetensi psikomotorik kecakapan ranah karsa Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas dua kategori, kecakapan fisik umum dan kecakapan fisik khusus. Kecakapan fisik umum direfleksikan dan diwujudkan dalam bentuk gerakan dan tindakan umum jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku. Adapun ranah karsa khusus meliputi ketrampilan- ketrampilan ekspresi verbal pernyataan lisan dan non verbal penyataan tindakan tertentu yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar mengajar. Selain kompetensi-kompetensi di atas, adapun salah satu kompetensi keguruan yang masih harus dimiliki oleh seorang guru maupun calon guru, yaitu kompetensi pedagogi. Di dalam pelaksanaan pendidikan, baik itu formal, nonformal atau informal peranan guru sangatlah penting. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru pendidik. Pedagogi adalah kajian mengenai pengajaran, khususnya pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah sains dan seni mengenai cara mengajar di sekolah www.wikipedia.com . Dilihat dari segi etimologinya, istilah pedagogi berasal dari bahasa Yunani ”paidagagos”, hamba yang menghantar dan mengambil budak-budak pulang pergi dari sekolah. Istilah ”paida” merujuk kepada anak-anak, yang menjadikan sebab kenapa sebagian orang cenderung membedakan antara pedagogi mengajar anak-anak dan andragogi mengajar orang dewasa. Istilah pedagogi sendiri dalam pendidikan menurut arti dalam bahasa Yunani, dapat digunakan dengan lebih meluas dan seringkali keduanya dapat ditukar guna www.wikipedia.com . Pedagogi merupakan satu ilmu yang luas dan mendalam. Pada lazimnya, seorang calon guru akan menerusi teori pembelajaran dan pengajaran serta hakikat pengajaran sebelum menjadi guru. Di samping itu, ia pun harus mempelajari hal-hal yang berkaitan juga dengan organisasi sekolah, kurikulum sekolah, metode pengajaran, interaksi belajar-mengajar dan lain sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Ciri-ciri yang harus dimiliki guru dalam kompetensi pedagogi adalah sebagai berikut. 1. Adanya kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap anak didik. Ciri ini akan mengundang ketaatan, karena ciri ini akan cocok dengan ketakberdayaan anak. Dengan kata lain, kewibawaan itu harus berbanding dengan ketakberdayaan anak didik. 2. Mengenal anak didiknya Seorang guru yang menghadapi anak secara perorangan itu harus mampu mengenalnya secara khusus pula. 3. Mau membantu anak didiknya Seorang guru yang tidak memiliki ciri ini dikhawatirkan akan bertindak terlalu dominan mempengaruhi sekali, sehingga ia lupa akan hal penting dalam pendidikan, yaitu bahwa setiap anak pada dasarnya ingin menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, ingin bertanggung jawab sendiri, dan ingin menentukan diri sendiri. Akan tetapi, ia tahu bahwa siswa itu belum mampu untuk itu dan karena itu perlu bantuan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Keguruan

Kompetensi keguruan terdiri atas kompetensi personal-sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pedagogi. Kompetensi personal adalah sikap kepribadian yang mantap dan patut diteladan yang harus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimiliki guru sehingga guru mampu menjadi sumber identifikasi siswa. Kompetensi sosial adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi sosial guru dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU dan anggota masyarakat di lingkungannya. Kompetensi profesional adalah pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan metodogis dalam arti memiliki konsep teoritik yang tepat serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar yang dapat dilatih secara langsung dalam pendidikan pra jabatan guru. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru pendidik. Dengan demikian, untuk mampu menjalankan kewenangan personal-sosial, kewenangan pedagogi dan kewenangan profesionalnya, sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki keanekaragaman kecapan competencies yang bersifat psikologis, yaitu kompetensi kognitif, kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik. Kompetensi kognitif atau ranah cipta mengandung bermacam- macam pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural. Keduanya merupakan kategori pengetahuan kependidikan dan pengetahuan bidang studi yang akan diajarkan dan diperoleh di bangku kuliah. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam kompetensi kognitif biasanya dilihat dari kemampuan pemahaman terhadap ilmu pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan materi bidang studi. Secara konkrit dapat dilihat dari perolehan nilai akademik guru praktikan dalam proses belajar mengajar nilai mata kuliah prasyarat PPL II Berbeda halnya dengan kompetensi afektif yang bersifat tertutup dan abstrak yang sebenarnya meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Self – concept atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan. Self-esteem harga diri guru dapat diartikan sebagai tingkat pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian atau taksiran guru terhadap kualitas dirinya yang merupakan bagian dari self-concept. Self-efficacy guru efikasi guru atau personal teacher efficacy adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Kompetensi ranah rasa ini berhubungan dengan kompetensi ranah rasa yang disebut teacher-efficacy c atau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia mengajar artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja melainkan juga dalam hal memanipulasi mendayagunakan keterbatasan ruang, waktu, dan peralatan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sikap penerimaan terhadap diri sendiri self acceptance attitude adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam kencenderungannnya menilai positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuan. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri ini diiringi dengan rasa kuat terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain other acceptance attitude . Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum yang direfleksikan dan diwujudkan dalam bentuk gerakan dan tindakan umum, jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tatakrama yang berlaku dan kecakapan fisik khusus yang meliputi keterampilan-keterampilan, ekspresi verbal pernyataan lisan dan non verbal pernyataan tindakan tertentu yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar-mengajar.

B. Sikap Guru Praktikan

1. Pengertian Sikap

Menurut Louis Turstone dan Charles Osgood Azwar, 1988:3, sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Formulasinya sendiri adalah derajat afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Peran Guru Pamong dan Minat Mahasiswa Menjadi Guru dengan Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) :Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS

0 4 7

Hubungan antara kecerdasan emosional, kecemasan berbicara, dan nilai PPL I dengan nilai PPL II mahasiswa program studi Pendidikan Akuntansi : survei pada mahasiswa PPL II Program Studi Pendidikan Akuntansi.

0 0 124

Persepsi mahasiswa pendidikan akuntansi terhadap profesi guru ditinjau dari minat mahasiswa masuk keguruan, prestasi mata kuliah PPL II dan latar belakang orang tua : studi kasus mahasiswa FKIP Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

0 0 142

Pengaruh motivasi berprestasi dan prestasi belajar mata kuliah yang menjadi prasyarat PPL II terhadap kemampuan mengajar mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003 yang telah melaksanakan PPL II [periode Juli`06...

0 0 146

SIKAP SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEGURUAN PRAKTIKAN PPL II DITINJAU DARI JENIS KELAMIN, PRESTASI BELAJAR, MINAT MENJADI GURU, DAN JENIS PEKERJAAN ORANG TUA

0 1 179

Hubungan prestasi belajar mata kuliah-mata kuliah akuntansi mahasiswa dengan motivasi mahasiswa mengajar akuntasni di sekolah : studi kasus mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2002-2003, jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial USD Yk.

0 0 106

Hubungan antara sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar, dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan : studi kasus mahasiswa peserta PPL II, program studi pendidikan akuntansi, USD Yogyakarta -

0 0 122

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH YANG MENJADI PRASYARAT PPL II TERHADAP KEMAMPUAN MENGAJAR MAHASISWA

0 1 144

PERSEPSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI TERHADAP PROFESI GURU DITINJAU DARI MINAT MAHASISWA MASUK KEGURUAN, PRESTASI MATA KULIAH PPL II DAN LATAR BELAKANG ORANG TUA

0 0 140

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

0 1 122