Alpha. Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Cronbach.-Alpha
Umar,2002 : 125 dengan rumus sebagai berikut.
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
− ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎣
⎡ −
=
∑
2 2
11
1 1
t b
k k
r σ
σ
Keterangan : r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2 b
σ = jumlah varians butir
2 t
σ = varians total
Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan komputasi melalui program SPSS versi 11.5.
Hasil perhitungan reliabilitas diinterpretasikan dengan tingkat keandalan koefisien korelasi Arikunto, 1993 : 223 adalah sebagai berikut :
nilai yang terletak antara 0,000-0,199 dianggap mempunyai hubungan yang sangat rendah, nilai r antara 0,200-0,399 mempunyai hubungan yang rendah,
nilai r antara 0,400-0,599 mempunyai hubungan yang sedang, nilai r antara 0,600-0,799 mempunyai hubungan yang kuat dan nilai r antara 0,800-1,000
mempunyai hubungan yang sangat kuat. Dari butir-butir yang sahih sebanyak 20 butir diperoleh hasil keandalan
angket sikap guru praktikan sebesar 0,9116 dengan interpretasi sangat kuat yang berarti angket sikap guru praktikan memadai untuk dipakai penelitian
sebenarnya. Dari butir-butir yang sahih sebanyak 17 butir diperoleh hasil keandalan
angket kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan sebesar 0,8967 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan interpretasi sangat kuat yang berarti angket kemampuan interaksi guru praktikan memadai untuk dipakai penelitian sebenarnya.
Dari butir-butir yang sahih sebanyak 20 butir diperoleh hasil keandalan angket kompetensi keguruan guru praktikan sebesar 0,9056 dengan
interpretasi sangat kuat yang berarti angket kompetensi keguruan guru praktikan memadai untuk dipakai penelitian sebenarnya.
Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis korelasi
yaitu uji normalitas.
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Untuk mendeskripsikan sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan
kompetensi keguruan pada guru praktikan yang menggunakan Penilaian acuan Patokan PAP II
2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi
normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana bahwa asumsi normalitas perlu dicek
kebenarannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dipertanggungjawabkan Sudjana, 1996 : 291. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus chi-kuadrat Sugiyono, 2002 : 226 , yaitu :
∑
⎭ ⎬
⎫ ⎩
⎨ ⎧
− =
fn fh
fo X
2 2
Keterangan : X
2
= chi-kuadrat Fo
= frekuensi yang diobservasi Fh
= frekuensi yang diharapkan Apabila harga chi-kuadrat yang diperoleh melalui perhitungan lebih
kecil dari harga chi-kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5 pada derajat kebebasan jumlah kelas interval dikurangi satu k-1, maka data dari
variabel tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika harga chi-kuadrat melalui perhitungan atau observasi lebih besar daripada harga chi-kuadrat
tabel, maka data variabel tersebut berdistribusi tidak normal.
3. Uji Hipotesis
Analisis kuantitatif yang digunakan antara lain : a.
Analisis korelasi rank dari Spearman atau korelasi tata jenjang, digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terkait
dengan hipotesis pertama, kedua, dan hipotesis ketiga, penulis menggunakan teknik koefisien korelasi rank dari Spearman
Arikunto, 2006 : 278 dengan rumus sebagai berikut.
⎥ ⎥
⎦ ⎤
⎢ ⎢
⎣ ⎡
− −
=
∑
1 6
1
2 2
n n
d r
i s
di = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2
karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i. n
= banyaknya individu fenomena yang diberi rank. Rumusan hipotesisnya :
Ho = tidak ada hubungan korelasi antara variabel X dan
variabel Y atau angka korelasi 0 Ha
= ada hubungan korelasi antara variabel X dan variabel Y ata angka korelasi tidak 0
Uji korelasi tata jenjang ini menggunakan SPSS versi 11,5. Arah korelasi dinyatakan dalam tanda + plus dan – minus. Tanda +
menunjukkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda – menunjukkan korelasi sejajar berlawanan arah Arikunto, 2006:279.
Korelasi + : ”makin tinggi nilai X, makin tinggi nilai Y” atau
”kenaikan nilai X diikuti kenaikan nilai Y”. Korelasi - : ”makin tinggi nilai X, makin rendah nilai Y, atau
”kenaikan nilai X, diikuti penurunan nilai Y”. Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka pada indeks. Betapa
pun kecilnya indeks korelasi, dapat diartikan bahwa antara kedua variabel yang dikorelasikan, terdapat adanya korelasi. Makin besar
angka dalam indeks korelasi, semakin tinggi korelasi kedua variabel yang dikorelasikan.
Dengan anggapan bahwa koefisien korelasi rank sebenarnya ρ
s
= Rho s, akan sebesar nol dengan tingkat signifikansi 5, dapat diuji
dengan membandingkan angka probabilitas yang didapat dari hasil komputasi dengan tingkat signifikansi. Apabila angka probabilitas
signifikan di bawah 0,05 signifikan 0,05, maka Ho ditolak atau sebenarnya ada hubungan antara variabel X dan Y, demikian juga
sebaliknya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI