Ukuran – Ukuran Six Sigma

ukuran dikenal sebutan Gage RR. Tes ini memasukkan pengulangan sebuah ukuran dalam berbagai lingkungan yang berbeda-beda untuk menguji empat kriteria penting berikut ini. • Accuracy. Seberapa tepat pengukuran atau observasi? • Repeatability kemampuan untuk dapat diulang. Jika satu orang atau satu bagian dari alat pengukuran mengukur atau mengobservasi item yang sama lebih dari satu kali, akankah ia mendapatkan hasil yang sama setiap kali melakukan pengukuran? • Reproducibility kemampuan untuk dapat diproduksi kembali. Jika dua atau lebih orang atau mesin mengukur hal yang sama, akankah mereka mendapatkan hasil yang sama • Stability. Sepanjang waktu, akankah akurasi atau repeatability menyimpang atau berubah?

2.12.3.2 Membangun Ukuran-Ukuran Defect Dasar dan Mengenali Peluang-

Peluang Perbaikan Alat-alat dan metode-metode pengumpulan data, merupakan hal yang penting dalam semua jenis pengukuran proses bisnis. Tetapi pada Peta Perjalanan Six Sigma , sasaran perusahaan hanya memberikan baseline kinerja – untuk menentukan seberapa baik proses dikerjakan pada hari ini – sehingga perusahaan dapat memfokuskan serta mengukur perbaikan.

2.12.4 Ukuran – Ukuran Six Sigma

Berikut ini beberapa istilah sederhana yang perlu ditinjau atau diklarifikasi jika perusahaan mau memahami ukuran-ukuran Six Sigma 1. Defect • Unit. Sebuah item yang sedang diproses, atau produk atau jasa yang sedang dikirim kepada pelanggan. • Defect. Kegagalan untuk memenuhi persyaratan pelanggan kinerja standar. • Defective. Semua unit yang berisi sebuah defect. • Defect opportunity. Karena sebagian besar produk atau jasa memiliki banyak persyaratan pelanggan, maka ada beberapa peluang untuk memiliki cacat. 2. Fishbone Diagram Diagram Ishikawa Fishbone diagram digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antara suatu masalah dengan kemungkinan penyebabnya. Struktur ini menyerupai tulang ikan yang merepresentasikan cabang utama tulang punggung yang mewakili efek dan diletakkan disamping kanan diagram itu sebagai kepala ikan. Setiap tulang besar yang bercabang dari tulang punggung berhubungan dengan suatu penyebab pokok atau kelompok penyebab. Tulang kecil yang bercabang dari tulang besar berhubungan dengan faktor-faktor kausal yang lebih mendetail. Diagram Ishikawa berguna dalam setiap analisis karena dapat menggambarkan hubungan sebab dan akibat secara rasional, contoh diagram lebih lanjut seperti yang ditampilkan pada Gambar 2. Sumber : Brue 2002 Gambar 2. Contoh Diagram Ishikawa Fishbone Diagram pada Perusahaan Manufacture 3. Diagram Pareto Merupakan suatu grafik balok yang memecah suatu masalah menjadi kontribusi-kontribusi yang berhubungan dengan komponen-komponennya. Nama Pareto diambil dari nama penemunya yaitu seorang Ekonom Italia bernama Vilfredo Pareto yang dikenal dengan konsep 8020, yang berasumsi bahwa beberapa unsur vital yang merupakan masalah 80 disebabkan oleh hanya 20 penyebab masalah. Diagram Pareto digunakan untuk menstratifikasi data kedalam Orang Mesin Pengukuran Metode Bahan Baku Latihan Kekurangan staf Komputer Database tidak mutakhir Tidak ada komunikasi pesanan tunggakan Tidak ada verifikasi prosedur Pembersihan stok Bagian-bagian yang hilang Komunikasi buruk Efek : Kekurangan Bagian Bagian Sumber penyebab potensial Subsebab level pertama kelompok-kelompok dari yang paling besar sampai yang paling kecil. Dengan bentuknya berupa diagram batang. Diagram Pareto membantu perusahaan mengidentifikasi kejadian-kejadian atau penyebab masalah secara umum. Berkaitan dengan Six Sigma, Diagram Pareto dapat digunakan dalam mengidentifikasi faktor-faktor dalam suatu proses yang mempunyai efek akumulatif terbesar, sehingga perusahaan dapat berfokus pada beberapa faktor vital. Setiap faktor yang ada dapat di plot dari yang paling penting sampai yang kurang penting dalam bentuk urutan menurun berdasarkan frekuensi relatif. Dalam grafik akan timbul faktor yang paling penting sampai yang kurang penting seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. Diagram Pareto tersebut memperlihatkan persentase dari berbagai masalah yang terjadi pada suatu pekerjaan. 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 Jenis Masalah Persentase dari Setiap Jenis Masalah Persentase Akumulatif Sumber : Brue, 2002 Gambar 3. Contoh Diagram Pareto III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI PT DSFI Tbk dibangun dengan visi dan misi ke arah kemajuan perusahaan dalam perkembangan pesat yang telah dialaminya. Dalam pengembangan bisnisnya, PT DSFI Tbk harus merumuskan perencanaan strategis oleh pihak manajemen atas dan selanjutnya disosialisasikan ke jenjang di bawahnya. Konsep integrasi strategis yang akan diterapkan harus sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang dituju dan diharapkan dapat mampu meningkatkan kesejahteraan karyawan dan nilai dari perusahaan secara berkesinambungan. Visi dan misi perusahaan tersebut dijabarkan ke dalam fungsional tiap divisi perusahaan, diantaranya : Divisi Keuangan dan Sumberdaya Manusia, Divisi Management Information Sistem, Divisi Produksi, Divisi Teknik dan Divisi Pemasaran. Dalam penelitian ini fokus dicurahkan pada Divisi Produksi khususnya Sub Divisi Raw Material dan Sub Divisi Processing. Kemudian dihubungkan keterkaitan masalah dengan yang akan diteliti dilihat dari Perspektif Produksi, Perspektif Pelanggan, Perspektif Pemasaran dan Perspektif Sumberdaya Manusia. Perspektif Produksi harus mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen sehingga manajemen dapat mengetahui letak inefisiensi dan pemborosan yang terjadi pada penyediaan bahan mentah dan proses produksi. Pihak manajemen perlu untuk memahami konsep Six Sigma secara utuh karena dalam perspektif Six Sigma antara bidang yang satu dengan bidang yang lain merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketika perusahaan berusaha menerapkannya, maka akan ada perubahan budaya kerja yang terjadi di Manajemen Menengah sebagai motor penggerak perusahaan dibantu oleh Konsultan dan Manajemen Bawah. Sementara Manajemen Atas hanya memberikan dukungan moril dan finansial. Penerapan konsep Six Sigma diharapkan akan memberikan hasil yang positif bagi kinerja perusahaan yaitu dengan tercapainya efisiensi. Pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan model strategi perbaikan kinerja perusahaan. Secara lengkap kerangka pendekatan studi yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 4. Keterangan : : Ruang lingkup penelitian : Lintas saling berkooperatif Gambar 4. Bagan Alir Pendekatan Studi Divisi Management Information System Divisi Produksi Divisi Teknik Sub Divisi Raw material Sub Divisi Processing PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk Visi, Misi, Tujuan, Strategi Divisi Keuangan dan Sumber Daya Manusia Perspektif SDM Perspektif Pelanggan Perspektif Produksi Perspektif Pemasaran Strategi Perbaikan Kinerja Efisiensi Produksi Penerapan Six Sigma Manajemen Bawah Manajemen Menengah Manajemen Puncak Divisi Pemasaran IV. METODOLOGI

4.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dengan satuan kasus PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk yang berlokasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Studi kasus atau penelitian kasus case study adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas Nazir 1985. Subjek penelitian merupakan individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data image. Data text adalah data yang berbentuk alfabet dan angka numerik, data ini tidak mengikuti kaidah yang telah ditentukan dan dapat berbentuk apa saja, yang menentukan arti dari data tersebut adalah interpretasinya Fauzi 2001. Data image memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu melalui diagram, tabel, foto misal : gambar produk perusahaan, layout pabrik dan gambar perusahaan, dan sejenisnya. Berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara langsung dengan karyawan yang terlibat langsung dengan kegiatan perusahaan baik kegiatan yang berhubungan dengan keuangan, sumberdaya manusia dan kegiatan produksi. Data sekunder diperoleh dari informasi dan laporan tertulis perusahaan yang bersangkutan, seperti laporan keuangan, data fasilitas, jumlah bahan baku yang digunakan dan jumlah produk yang dihasilkan.