dan kondisi jalan serta jembatan putus dan tidak memungkinkan untuk dilalui sehingga pengambilan titik koordinat penebangan tidak dapat dilaksanakan.
c Penebangan pohon kayu tahun 2002 berada di luar RKT tahun 2002 yang terletak didalam eks blok tebang RKT tahun 19801981 pada RKL II tahun
19791980 sd 19831984. d Penebangan pohon kayu tahun 2003 berada di luar RKT tahun 2003 yang
terletak didalam eks blok tebang RKT tahun 19821983 pada RKL II tahun 19791980 sd 19831984.
e Penebangan pohon kayu tahun 2004 berada di luar RKT tahun 2004 yang terletak didalam eks blok tebang RKT tahun 19791980 pada RKL II tahun
19791980 sd 19831984. f Penebangan pohon kayu tahun 2005 berada di luar RKT tahun 2005 yang
terletak di : i. Jln. Danau Km. 9 Aek Lambe didalam eks blok tebang RKT tahun
19801981 pada RKL II tahun 19791980 sd 19831984. ii. Jln. Koridor Km. 4 didalam eks blok tebang RKT tahun 19821983 pada
RKL II tahun 19791980 sd 19831984.
2. DR. Ir. Basuki Wasis, M.Si, Surakarta 02 Oktober 1965, Laki-laki, Indonesia,
Islam, S- III, Staf Pengajar Dosen di Fakultas Kehutanan IPB Bogor, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, memberikan pendapatnya di bawah sumpah
yang pada pokoknya menerangkan : 1 Bahwa pengrusakan hutan merupakan tindakan yang mengakibatkan
perubahan secara langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya, contohnya
Universitas Sumatera Utara
seharusnya pohon tidak boleh ditebang, namun ditebang oleh karenanya akan merubah turunannya ;
2 Bahwa hutan yang rusak juga akan menyebabkan bencana alam, kebakaran hutan karena penebangan yang tidak sebagaimana mestinya ;
3 Bahwa apabila terjadi pengrusakan hutan maka akan berdampak pada tanah yang menyebabkan terjadinya erosi karena lapisannya telah hilang dan hutan
Indonesia merupakan salah satu paru-paru dunia yang memerlukan jutaan tahun untuk memperbaikinya ;
4 Bahwa apabila sistem TPTI dilaksanakan oleh PT. KNDI maka kerusakan hutan tidak akan terjadi ;
5 Bahwa apabila ada penebangan liar maka hal tersebut dikarenakan PT. KNDI tidak menjalankan sistem TPTI dan pengawasannya;
6 Bahwa didalam TPTI tersebut terdapat ITSP, dll, maka disitulah fungsinya dilaksanakan TPTI untuk mencegah kerusakan hutan ;
7 Bahwa sistem TPTI merupakan kewajiban bagi perusahaan yang harus dilaksanakan seluruhnya 100 ;
8 Bahwa bagi pemegang IUPHHK, setiap perusahaan harus mempedomani TPTI yang telah ditentukan oleh Pemerintah ;
9 Bahwa apabila ditebang dengan sistem TPTI, maka akan dapat mengurangi meminimalisir memperkecil terjadinya kerusakan hutan ;
10 Bahwa penebangan hutan dapat menimbulkan dampak, laju permeabilitas tanah, tegakan yg ditebang, terjadi perusakan tanah yang diindikasikan akan
menyebabkan terjadinya penurunan permeabilitas tanah, hal tersebut akan
Universitas Sumatera Utara
menurunkan stock air tanah yang mengakibatkan timbulnya banjir, run off, erosi dan longsor pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau,
harus ada penandaan, sedangkan dilapangan tidak ada, seharusnya pelabelan tersebut harus ada ;
11 Bahwa apabila perusahaan yang mempunyai izin namun tidak melaksanakan sistem TPTI, maka dianggap penebangan liar karena didalam sistem TPTI
sudah ditentukan pohon-pohon yang bisa ditebang, karena sistem TPTI sangat menentukan dalam mencegah terjadinya kerusakan hutan ;
12 Bahwa hutan harus dimanajemen sedemikian rupa sehingga berguna untuk mencegah terjadinya kerusakan hutan ;
13 Bahwa ahli pernah diminta oleh pihak Polda SU untuk melihat kualitas tanah dan kawasan hutan PT. KNDI yang didampingi penyidik dan dari pihak PT.
KNDI selama 3 hari ; 14 Bahwa ahli dalam melakukan penelitiannya berdasarkan metode legal
sampling yang dibenarkan menurut standar operasi dan prosedure suatu penelitian;
15 Bahwa dalam penelitian yang dilakukan di PT. KNDI seperti Orientasi Lapangan, untuk dianalisis misalnya didaerah koordinat ada kayu yang
terbakar seharusnya tidak boleh dilakukan pembakaran, ada lahan kelapa sawit, tidak terdapat pelabelan berwana merah dan kuning, ITSP yang tidak
dilaksanakan, tidak terdapat tulisan hutan adalah paru2 dunia, kemudian ahli mengambil sampel tanah, kemudian dianalisis dilaboratorium dan hasil analisa
di laboratorium menunjukkan telah terjadi penurunan permeabilitas tanah
Universitas Sumatera Utara
sebesar 9,22 - 16,17 cmjam dengan nilai maksimum pada hutan alam sebesar 18,38 cm jam, hutan sekunder terbakar sebesar 9,22 cm jam dan tanah rusak
sebesar 2,21 cm jam dan jalan diperkeras 0 cm jam dan hasil penelitian ini menunjukkan telah terjadi perusakan tanah yang diindikasikan dengan
penurunan permeabilitas tanah, hal tersebut akan menurunkan stock air tanah yang mengakibatkan timbulnya banjir, run off, erosi dan longsor pada musim
penghujan dan kekeringan pada musim kemarau ; 16 Bahwa dampak kerusakan sifat fisik tanah akibat adanya kegiatan kegiatan
Kawasan Hutan Lindung dan melakukan perusakan hutan produksi lokasi
IUPHHK PT. KNDI di Kab. Madina Prop. Sumut adalah :
Konversi lahan hutan dari Hutan alam menjadi tanah terbuka dan hutan sekunder terbakar telah menyebabkan terjadinya pemadatan tanah hal ini
terlihat dengan meningkatnya kerapatan limbak sebesar 0,06 - 0,68 gramcc yaitu dari 0,63 gramcc pada hutan alam menjadi 1,31 gramcc pada tanah
terbuka dan 0,69 gramcc pada hutan sekunder terbakar. Hal ini menunjukkan bahwa pada Hutan Produksi telah terjadi kerusakan struktur tanah ;
Konversi hutan alam menjadi tanah terbuka dan hutan sekunder terbakar secara nyata menurunkan porositas tanah sebesar 4,73 - 26,05 yaitu dari 76,35
pada hutan alam menjadi 50,3 pada tanah terbuka dan 71,62 pada hutan sekunder terbakar.
Konversi hutan alam menjadi tanah terbuka dan hutan sekunder terbakar telah menyebabkan terjadinya penurunan pori drainase sangat cepat menurun
sebesar 1,16 - 9,79 yaitu dari 18,32 pada hutan alam menjadi 8,53
Universitas Sumatera Utara
pada tanah terbuka dan 17,16 pada hutan sekunder terbakar ; Konversi hutan alam menjadi tanah terbuka, hutan sekunder terbakar dan perkebunan sawit
telah menyebabkan terjadinya penurunan air tersedia menurun sebesar 0,91 - 6,52 yaitu dari 13,74 pada hutan alam menjadi 7,22 pada tanah
terbuka dan 12,83 pada hutan sekunder terbakar ; 17 Bahwa dampak kerusakan sifat kimia tanah akibat adanya kegiatan penebangan
pohon dan perusakan pada kawasan lindung dan hutan lindung dan melakukan perusakan hutan produksi lokasi IUPHHK PT. KNDI Kab. Madina Prop.
Sumut sebagai berikut : Perusakan Hutan alam juga telah menyebabkan hilangnya bahan organik tanah
hutan pada luasan 14.695 ha sebanyak 2.736.209 ton bahan organik, 88.170 ton Nitrogen, 388,8 ton Fosfor, 1.833,9 ton Kalium, 16.693,5 ton Kalsium dan
2.398,2 ton Magnesium ; Konversi lahan hutan alam menjadi tanah terbuka telah menyebabkan
terjadinya peningkatan pH tanah dan menurunkan pH tanah dan KTK tanah dan meningkatkan kejenuhan basa KB. Reaksi tanah pH tanah menurun
sebesar 0,40 , KTK tanah menurun sebesar 14,45 me100 gram, dan meningkatkan kejenuhan basa sebesar 1,91 ;
Konversi hutan alam menjadi tanah terbuka telah menyebabkan kerusakan sifat kimia tanah yaitu menurunkan C organik sebesar 9,31 , N total sebesar 0,30
, Fosfor sebesar 13,23 ppm, kalium sebesar 0,16 me100 gram, kalsium sebesar 2,84 me100 gram, magnesium sebesar 0,68 me100 gram dan
natrium sebesar 0,20 me100 gram ;
Universitas Sumatera Utara
18 Bahwa perusakan hutan produksi terbatas juga telah menyebabkan menurunnya unsur hara seperti C Organik, N, P, K, Ca, Mg dan Na, dari tanah
ekosistem tersebut, ini belum termasuk unsur hara yang hilang karena biomassa tegakan hutan yang ditebang akibat konversi hutan alam primer
menjadi hutan sekunder dan tanah terbuka ; 19 Bahwa dampak kerusakan sifat biologi tanah akibat adanya kegiatan
penebangan pohon dan melakukan perusakan hutan produksi di IUPHHK PT. KNDI Kab. Madina Prop. Sumut adalah :
Konversi hutan alam menjadi tanah terbuka telah menurunkan jumlah mikroganisme tanah sebesar 18,25 x 10 6 spkgr yaitu dari 40,75 x 10 6 spkgr
pada hutan alam menjadi 22,50 x 10 6 spkgr pada tanah terbuka. Perusakan Hutan alam juga telah menurunkan keanekaragaman genetik yang
diindikatorkan menurun atau hilangnya jamur tanah fungi sebesar 3,25 x 10 4 spkgr yaitu dari 11,0 x 10 4 spkgr untuk hutan sekunder menjadi 7,75 x 10
4 spkgr pada tanah terbuka. Keberadaan mikroorganisme tanah sangat penting untuk penelitian dan ilmu pengetahuan dan kesehatan dimana pada
lokasi tersebut belum dilakukan kegiatan tersebut. Pada perusakan Hutan alam juga telah menyebabkan hilangnyamenurunnya mikroorganisme yang sangat
penting untuk menunjung produktifitas lahan yaitu seperti hilangnya bakteri pelarut fosfat sebesar 0,5 x 10 3 spkgr yaitu dari 0,50x 10 3 spkgr untuk
hutan alam menjadi tidak ada 0 untuk tanah terbuka. Konversi hutan alam menjadi tanah terbuka menurunnya total respirasi sebesar 4,46 mgC-CO2kg
Universitas Sumatera Utara
tanahhari yaitu dari 28,20 mgC-CO2kg tanahhari untuk hutan alam menjadi 23,74 mgC-CO2kg tanahhari untuk tanah terbuka.
20 Bahwa akibat kerusakan biologi tanah dikawasan hutan tersebut dapat mempengaruhi kehidupan binatang di kawasan tersebut ;
21 Bahwa ahli mengambil sampel titik koordinat ; 22 Bahwa menurut ahli secara logika dicamp PT. KNDI saja tidak dilaksanakan
sistem TPTI apalagi dilokasi penebangan ; 23 Bahwa ahli memiliki keahlian dibidang tanah sehingga dapat menentukan
mana tanah yang baik dan mana tanah yang rusak sehingga dapat menentukan sampel yang dapat diambil ;
24 Bahwa ahli sudah menghitung kerugian yang ditimbulkan dari adanya penebangan pohon dan perusakan hutan produksi di IUPHHK PT. KNDI Kab.
Madina Prop. Sumut dengan rincian sebagai berikut : Kerusakan ekologi Rp. 95.577.879.770.000,-
Kerusakan ekonomi Rp. 47.024.000.000.000,- Pemulihan ekologi Rp. 59.777.584.770.000,+
Total kerugian Rp 202.479.464.540.000,-
25 Bahwa rusaknya hutan produksi di IUPHHK PT. KNDI Kab. Madina Prop. Sumut tidak dapat dipulihkan dan mustahil untuk mengembalikan seperti sedia
kala karena ekosistem hutan alam klimaks yang terbentuk hasil suksesi vegetasi selama jutaan tahun ;
3. DR. IR. SUDARSONO SOEDOMO, MPPA, Banyuwangi, 51 Tahun 25