Sucipto L. Tobing, Bandar Selamat Kab. Asahan, 52 Tahun 24 Juni 1954,

12. Sucipto L. Tobing, Bandar Selamat Kab. Asahan, 52 Tahun 24 Juni 1954,

Indonesia, PNS Kadis Kehutanan dan Perkebunan Kab. Serdang Bedagai, S-I, Villa Gading Mas Blok N No. 4 Kec. Medan Amplas, Kota Medan Prop. Sumut memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1 Bahwa saksi bekerja pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Serdang Bedagai, dan sebelumnya saksi bekerja pada Dinas Peternakan Deli Serdang ; 2 Bahwa saksi mulai tanggal 28 April 2000 sd tanggal 13 Juli 2002 bertugas sebagai Kepala Dinas Kehutanan di Kab. Madina, kemudian saksi menjabat sebagai Plt. Kepala Dinas Kehutanan Kab. Madina dan setelah tahun 2001 disatukan menjadi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madina dan menjabat Wakil Kadis Perkebunan Kab. Madina yang mana pada saat itu yang menjadi Kadis belum ada 3 Bahwa sebagai orang yang dipercaya untuk memimpin Dinas Kehutanan Kab. Madina, saksi mempunyai tugas pokok berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Madina Nomor 2 tahun 2001 tanggal 26 Pebruari 2006 adalah : 4 Tugas saksi selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Mandailing Natal adalah melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah di bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Fungsi saksi selaku Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madina sebagaimana dimaksud pada Pasal 34 yaitu menyelenggarakan tugas : 6 Perumusan Kebijakan Teknis di bidang Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madina ; Universitas Sumatera Utara 7 Pemberian perijinan dan pelaksanaan Pelayanan Umum ; 8 Pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas pada bidang Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madina ; 9 Pengelolaan urusan ketata usahaan Dinas ; 10 Bahwa saksi selaku Kadis Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madina pada periode tahun 2002 mempunyai ketentuan hukum yang mengatur tugas dan kewenangan sesuai dengan Pasal 36 dari Peraturan Daerah Kab. Mandailing Natal Nomor 2 tahun 2001, tanggal 26 Pebruari 2001 adalah sebagai berikut : a Memberikan izin dan Pengawasan Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu ; b Menyelenggarakan Inventarisasi Pemetaan Hutan dan Perkebunan; c Menyelenggarakan Tata Batas Hutan Rekonstruksi dan Penataan Batas Kawasan Hutan dan Hutan Lindung ; d Penyelenggaraan Pembentukan dan Perwilayahan areal Perkebunan ; e Penyelenggaraan Pembentukan Wilayah dan Pengelolaan tanaman Hutan ; f Pemberian izin dan Pengawasan Pemanfaatan Kawasan Hutan kecuali Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru ; g Pengelolaan Taman Hutan Raya ; h Penyusunan Perwilayahan, design, Pengendalian Lahan dan Industri Primer Bidang Perkebunan Non Lintas Kabupaten ; i Penyelenggaraan Pengurusan erosi, Sedimentasi, Produktivitas Lahan pada Daerah Aliran Sungai ; j Pemberian Izin dan Pengawasan Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan ; k Pengesahan Rencana Tebang Tahunan ; Universitas Sumatera Utara l Pemberian Ijin dan Pengawasan Usaha Pemanfaatan Hutan , Provisi Sumber Daya Hutan, Dana Reboisasi, dan Dana Investasi untuk Biaya Pelestarian Hutan ; m Pengaturan Hutan Rakyat dan Hutan Milik ; n Penyelenggaraan Produksi, Pengolahan, Pengendalian Mutu, Pemasaran dan Peredaran Hasil Hutan dan Perkebunan termasuk Perbenihan, Pupuk dan Pestisida Tanaman Kehutanan dan Perkebunan ; o Pemberian izin usaha dan Pengawasan Pemanfaatan Kawasan Hutan kecuali Kawasan Suaka Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman Buru ; p Pemberian izin usaha dan Pengawasan Pemanfaatan Parawisata Alam ; q Pengaturan Penyuluhan Kehutanan dan Perkebunan ; r Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Reklamasi Hutan Produksi dan Hutan Lindung ; s Pengelolaan dan Pengaturan Hasil Hutan non Kayu ; t Rehabilitasi Pesisir Pantai diluar Kawasan Suaka Alam ; u Pengembangan Lahan sesuai dengan Tata Ruang dan Tata Guna Perkebunan ; v Pemberian izin usaha dan Pengawasan Perkebunan ; w Pengaturan dan Pengelolaan Sarang Burung Walet ; x Pengaturan dan Pengelolaan Perlebahan, Pengaturan dan Pengelolaan Persutraan Alam ; y Pemberian izin dan Pengawasan Industri Primer Perkebunan ; Universitas Sumatera Utara z Penyelenggaraan dan Pengawasan terhadap Penentuan Lahan Kawasan Areal Perkebunan ; 11 Bahwa dalam wilayah Kab. Madina ada Perusahaan yang memegang wilayah HPH diantaranya perusahaan PT. Mujur Timber, PT. KNDI ; 12 Bahwa dasar PT. KNDI untuk beroperasi di wilayah Kab. Madina adalah Keputusan Menteri Kehutanan No : 805KPTS–VI99 tanggal 30 September 1999 tentang Pembaharuan hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Keang Nam Development Indonesia di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara ; 13 Bahwa saksi tidak banyak melakukan kegiatan di Dinas Kehutanan Kab. Madina karena pada bulan April 2000 sd Juli 2001 mulai dilakukan otonomi daerah saksi merangkap semua tugas disebabkan kekurangan tenaga, ketika mengalami perubahan dari Dinas Kehutanan menjadi Dinas Kehutanan dan Perkebunan mulai juli 2001 baru kegiatan dibidang operasional bisa berjalan sampai saksi bertugas sd 13 Juli 2002 ; 14 Bahwa merupakan bagian dari tugas saksi untuk izin-izin yang diterbitkan dan perlu diawasi ; 15 Bahwa setelah HPH diterima dari PT. KNDI sebagai tindak lanjut yang dilakukan adalah kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan oleh PT. KNDI seperti kegiatan penebangan pada tiap tahunnya 16 Bahwa langkah-langkah yang dilakukan oleh PT. KNDI setelah mendapatkan izin, harus memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditetapkan oleh Menteri Kehutanan, dan membuat Rencana Kerja Tahunan RKT dan membuat Rencana Kerja Lima Tahun RKL ; Universitas Sumatera Utara 17 Bahwa pada saat saksi menjabat Plt. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Madina untuk urusan-urusan Kehutanan masih ditangani oleh Dinas Kehutanan Tapsel ; 18 Bahwa ketentuan umum pada Pasal 2 yaitu pemegang HPH wajib membuat : 19 Rencana Karya Pengusahaan Hutan selambat-lambatnya selama 18 bulan sejak diterbitkannya Surat Keputusan HPH yang meliputi seluruh areal kerja HPH selama jangka waktu 20 tahun Pengusahaan hutan ; a RKL dan DHH yang pertama kali diserahkan untuk disetujui oleh Dirjen Pengusahaan Hutan Produksi selambat-lambatnya 1 tahun setelah dikeluarkannya Surat Keputusan HPH ; b Penyerahan RKT selambat-lambatnya 1 tahun sebelum berakhir RKT tahun berjalan ; c RKT dan DHH yang harus diserahkan untuk Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan untuk jangka waktu 4 bulan sebelum penebangan hutan ; d RKT dan DHH yang harus diserahkan untuk disetujui oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan ; e Bahwa saksi hanya melihat dokumen-dokumen seperti RKT milik PT. KNDI ; 20 Bahwa dalam pengajuan konsep RKT PT. KNDI dilakukan oleh PT. KNDI, selanjutnya saksi memberikan pertimbangan teknis ; 21 Bahwa sebelum memberikan pertimbangan teknis saksi tidak pernah terjun ke lapangan untuk melakukan pemeriksaan ke blok tebangan Universitas Sumatera Utara 22 Bahwa tujuan memeriksa blok tebangan adalah untuk memeriksa kebenaran dari usulan permintaan blok tebangan dari pihak PT. KNDI 23 Bahwa proses RKT sebelum disahkan pihak PT. KNDI melaporkan Hasil Cruising LHC, kemudian mengajukan permohonan ke Dinas Kehutanan Propinsi dan tembusannya ke Dinas Kehutanan Kab. Madina untuk memohon diterbitkan rekomendasi ; 24 Bahwa selama saksi menjabat sebagai Kadis Kehutanan dan Perkebunan pada Dinas Kehutanan Kab. Madina pernah memberikan rekomendasi kepada pihak PT. KNDI sebanyak 1 kali berupa pertimbangan teknis ; 25 Bahwa pada saat saksi memberikan rekomendasi tersebut hanya memeriksa blok tebangan, tetapi tidak melakukan cek fisik ke lapangan dari staf saksi ; 26 Bahwa ketika saksi menjabat sebagai Kadis Kehutanan dan Perkebunan pada Dinas Kehutanan Kab. Madina untuk pengesahan RKT dilakukan oleh Bupati Madina ; 27 Bahwa saksi mengetahui tentang suatu perusahaan harus memiliki RKT adalah agar administrasi dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lapangan harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan ; 28 Bahwa pada saat turun ke lapangan sebelum RKT diterbitkan tidak dilakukan pemeriksaan terhadap batang-batang pohon yang ada dalam RKT melainkan pengecekan terhadap batas-batas areal blok tebangan ; 29 Bahwa dalam melakukan penebangan kayu mempunyai landasan perencanaan untuk 20 tahun kedepan dan berdasarkan usulan dari pihak PT. KNDI ke Dinas Kehutanan Kab. Madina yang diinformasikan kepada Dinas Kehutanan Universitas Sumatera Utara Propinsi, kemudian Dinas Kehutanan Propinsi menugaskan Dinas Kehutanan Kab. Madina untuk mengecek blok tebangan ; 30 Bahwa dalam melakukan penebangan kayu tidak bisa dilakukan diluar RKT melainkan harus didalam areal RKT itu sendiri ; 31 Bahwa ada P2 LHP yang masih dibawah naungan jabatan saksi dan disahkan oleh Dinas Kehutanan Propinsi ; 32 Bahwa pertanggung jawaban petugas teknis ada yang di Dinas Kehutanan Propinsi dan juga di Dinas Kehutanan Kab. Madina ; 33 Bahwa pertanggung jawaban tugas saksi dari Dinas Kehutanan Propinsi adalah setiap bulan memberikan Laporan Produksi Hasil Hutan dari pihak PT. KNDI ; 34 Bahwa terhadap Kepres No. 412002 Pasal 41 ayat 1 berisi tentang tugas P2 LHP yaitu melakukan pengecekan hasil penebangan, pemanenan, pemungutan hasil hutan, dipertanggung jawaban ke Dinas Kehutanan Propinsi dalam bentuk laporan bulanan ; 35 Bahwa terhadap tugas dari LHP tersebut tidak ditunjuk secara spesifik karena bukan merupakan wewenang saksi ; 36 Bahwa pada saat saksi menjabat Kadis Kehutanan dan Perkebunan Dinas Kehutanan Kab. Madina yang menjabat Kepala Dinas Kehutanan Tingkat I saat itu adalah saudara Ir. Prie Supriyadi 37 Bahwa SK petugas yang ada di HPH dibuat oleh Dinas Kehutanan Propinsi beserta blangko dsb, sedangkan saksi hanya membantu untuk melakukan pembinaan lapangan ; Universitas Sumatera Utara 38 Bahwa perintah penugasan adalah tanggung jawab dari Dinas Kehutanan Propinsi dan ditembuskan kepada saksi, namun tidak dijelaskan secara rinci tentang tugas-tugas yang akan dilaksanakan oleh saksi ; 39 Bahwa saksi tidak ingat berapa lama PT. KNDI melaksanakan tugas dan wewenangnya di Kab. Madina sebagai pemegang HPH ; 40 Bahwa sejak saksi bertugas di Dinas Kehutanan Kab. Madina tidak ingat dan hanya menduga tentang RKL ke IV 41 Bahwa saksi hanya meneruskan RKT sebelumnya yang sudah lama ada dalam kegiatan usaha pemegang HPH di Dinas Kehutanan Kab. Madina 42 Bahwa yang menjadi dasar izin PT. KNDI sebagai pemegang HPH terakhir adalah SK Menteri Kehutanan No. 805KPTS–VI99 tanggal 30 September 1999 tentang Pembaharuan hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Keang Nam Development Indonesia di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara ; 43 Bahwa hak dan kewajiban PT. KNDI sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No. 805KPTS–VI99 tanggal 30 September 1999 tentang Pembaharuan hak Pengusahaan Hutan Kepada PT. Keang Nam Development Indonesia di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara menurut saksi adalah Hak Pengusahaan Hutan HPH dan dalam hal pengawasan dititik beratkan kepada perusahaan, melakukan kegiatan TPTI, mengikutsertakan anggota masyarakat, mengikutsertakan koperasi ; 44 Bahwa selama saksi bertugas sejak tahun 2000 sd 2002 secara administrasi pernah melaksanakan penelitian seperti menyiapkan data-data pada tiap tahunnya ; Universitas Sumatera Utara 45 Bahwa untuk mengetahui realisasi penataan areal tahun lalu yang menjadi tolak ukur hanya berasal dari hasil laporan-laporan perusahaan 46 Bahwa benar saksi hanya bisa melaksanakan kegiatan pemeriksaan blok tebangan, sedangkan kegiatan lainnya belum bisa dilaksanakan selama hal tersebut merupakan bagian dari tugas saksi sebagai pengawasan ; 47 Bahwa untuk pemeriksaan blok tebangan dilakukan dalam RKT tahun 2002 dilaksanakan pada tahun 2001 hanya beberapa blok tebangan dari PT. KNDI tidak secara keseluruhan ; 48 Bahwa saksi pernah mendapat laporan dari PT. KNDI mengenai adanya kegiatan-kegiatan PT. KNDI dalam mengusulkan RKT ; 49 Bahwa dalam laporan PT. KNDI ada kegiatan-kegiatan yang dilaporkan beserta permasalahan-permasalahan yang timbul ; 50 Bahwa permasalahan tersebut adalah masalah yang dihadapi PT. KNDI seperti perambahan dan unjuk rasa ; 51 Bahwa pihak Dinas Kehutanan tetap memberikan bimbingan dan petunjuk terhadap permasalahan yang dihadapi oleh PT. KNDI ; 52 Bahwa realisasi yang dilaporkan dalam bentuk laporan, kemudian diteliti dan apabila tidak bisa diselesaikan maka akan dikonsultasikan kepada Dinas Kehutanan Propinsi ; 53 Bahwa saksi ada melakukan pengecekan terhadap kebenaran dalam laporan yang direalisasikan untuk PT. KNDI sebanyak 2 kali turun ke lapangan ; 54 Bahwa saksi tidak ingat dalam melakukan pengecekan terhadap realisasi kegiatan PT. KNDI seperti pemberian saham kepada koperasi ; Universitas Sumatera Utara 55 Bahwa saksi pernah mengecek tentang Usulan RKT terhadap blok tebangan ; 56 Bahwa hasil dari pengecekan blok tebangan sebagai syarat dalam mengajukan usulan RKT menjadi RKT kepada Bupati Madina ; 57 Bahwa saksi pernah menunjuk tim dalam melakukan pengecekan blok tebangan dalam rangka U RKT sebanyak 1 kali pada tahun 2001; 58 Bahwa tim ada melaporkan hasil kegiatan yang dilaksanakan di lapangan, namun dalam laporan tersebut tidak dilakukan 100 atau secara keseluruhan ; 59 Bahwa ketika saksi melakukan pengecekan ke lapangan hanya bisa menjalani + 1 Km karena tidak ada jalan yang merupakan kewajiban dari PT. KNDI dan pembukaan wilayah hutan tidak terlaksana dengan baik ; 60 Bahwa TPTI itu adalah sudah ditentukan terhadap diameter yang dapat dibenarkan untuk ditebang lebih besar dari ukuran 40 cm ; 61 Bahwa yang termasuk dalam TPTI adalah tanaman yang dilindungi tidak boleh ditebang, sedangkan tanaman yang boleh ditebang adalah tanaman yang sudah ditentukan dalam RKT ; 62 Bahwa kegiatan TPTI berupa penanaman kembali areal hutan yang kritis ; 63 Bahwa tujuan dilakukan TPTI untuk menghindari cepatnya perlajuan kerusakan hutan dan mengurangi erosi dengan harapan untuk 10 sd 25 tahun ke depan kayu tersebut masih bisa dimanfaatkan lagi ; 64 Bahwa realisasi TPTI di PT. KNDI sesuai dengan laporan dilakukan ; 65 Bahwa kegunaan LHC yang dibuat perusahaan untuk menentukan kewajiban dari perusahaan dalam menetapkan PSDH dan DR ; Universitas Sumatera Utara 66 Bahwa ketika saksi bertugas pada tahun 2000 sd 2002 di Dinas Kehutanan Kab. Madina tidak ada Petugas yang ditunjuk melakukan pengecekan LHC. 67 Bahwa hanya dari LHP ada Petugas Dinas Kehutanan Propinsi ditugaskan ke PT. KNDI untuk mengecek kayu yang masuk ; Setelah saksi Sucipto L. Tobing diperiksa maka Majelis Hakim menanyakan kepada terdakwa apakah benar keterangan saksi tersebut dan oleh terdakwa menyatakan tidak tahu dan tidak mengenal saksi sebelumnya.

13. M. Saleh Nasution, S Sos, Padangsidempuan, 55 Tahun 15 Januari 1951, Laki-