harga , dilakukan pengujian validitas dengan membandingkan harga
dan product moment, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat
kebebasan dengan rumus db = n-2. Setelah diperoleh derajat kebebasannya, maka dapat dicari harga
product moment pada taraf signifikansi 5. Kriteria pengujiannya adalah jika
, maka soal tersebut valid dan jika
, maka soal tersebut tidak valid. Soal berbentuk uraian yang diujicobakan pada siswa kelas XI-
Akuntansi 3 yang berjumlah 39 siswa dengan materi Fungsi dan Persamaan Kuadrat, 11 butir soal tersebut dilakukan uji validitas. Berdasarkan
perhitungan validitas dari 11 butir soal diperoleh 10 butir soal tersebut valid yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5 dan 7 lampiran 15. Sedangkan soal no 6 tidak
valid, karena soal no 6 mewakili indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah, maka dilakukan perbaikan pada redaksi soal
no 6 dan digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
2. Realibilitas Instrumen
Menurut Nunnaly, Alen dan Ayen, dan Anastasi menyatakan bahwa realibilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh orang yang sama ketika diuji
ulang dengan tes yang sama pada situasi berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya.
7
Untuk mengukur realibilitas pada penelitian ini digunakan koefisien alpha
dengan persamaannya sebagai berikut:
8
∑
Keterangan: = realibilitas yang dicari
7
E. Mulyasa, Analisis, Validitas, Realibilitas dan Interpretasi Hasil Tes: Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, cet. 4, h. 89
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2012, h. 122
∑ = jumlah varian dari skor tiap-tiap item
= varian total Menurut Nunnaly, Kaplan dan Saccuzo, koefisisen realibilitas 0,7
sampai 0,8 cukup tinggi untuk suatu penelitian dasar maka, nilai =
0,729 dapat diartikan bahwa instrumen tes yang digunakan memiliki derajat realibilitas cukup tinggi lampiran 16
3. Tingkat Kesukaran
Cara yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dalam penelitian ini adalah proporsi menjawab benar. Proporsi menjawab benar
yaitu jumlah peserta tes yang menjawab benar pada butir soal yang dianalisis dibandingkan dengan jumlah peserta tes seluruhnya. Persamaan
yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi menjawab benar adalah:
9
∑
Keterangan: = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
∑ = banyak peserta tes yang menjawab benar = skor maksimum
= jumlah peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran:
10
Tabel 3.2 Klasifikasi tingkat kesukaran
Angka Klasifikasi
0,00 P ≤ 0,30 Sukar
0,30 P ≤ 0,70 Sedang
0,70 P ≤ 1,00 Mudah
9
E. Mulyasa, op. cit., h. 12.
10
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 225.
Pengukuran tingkat kesukaran butir soal ini menunjukkan 1 butir soal termasuk dalam kategori mudah, 6 butir soal termasuk kategori sedang, dan 4
butir soal termasuk kategori sukar lampiran 19.
4. Daya Pembeda
Indeks yang digunakan dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta yang berkemampuan rendah adalah
indeks daya pembeda.
11
Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara keseluruhan. Perhitungan daya pembeda pada
penelitian ini adalah daya pembeda untuk tes uraian yaitu:
12
∑ ∑
Keterangan: = indeks daya pembeda
∑ = total skor pada kelompok atas ∑ = total skor pada kelompok bawah
= skor maksimum = jumlah peserta tes kelompok atas
= jumlah peserta tes kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda :
13
Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda
Angka Klasifikasi
0,00 DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 DP ≤ 0,70 Baik
0,70 DP ≤ 1,00 Baik sekali
11
E. Mulyasa, op.cit., h. 23.
12
Ibid., h. 42.
13
Suharsimi, op.cit., h 232.