Ketentuan Tindak Pidana Memasuki dengan Paksa suatu Ruangan Dinas Umum

10. Ketentuan Tindak Pidana Memasuki dengan Paksa suatu Ruangan Dinas Umum

Openbare Dienst Tindak pidana memasuki ruangan dinas umum Openbare Dienst diatur dalam Pasal 168 KUHP : “1Barang siapa memaksa masuk ke dalam ruangan untuk dinas umum, atau berada di situ dengan melawan hukum, dan atas permintaan pejabat yang berwenang tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. 2 Barang siapa masuk dengan merusak atau memanjat, dengan menggunakan anak kunci palsu, perintah palsu, atau pakaian jabatan palsu, atau barang siapa tidak setahu pejabat yang berwenang lebih dahulu serta bukan karena kekhilafan masuk dan kedapatan di situ pada waktu malam, dianggap memaksa masuk. 3 Jika ia mengeluarkan ancaman atau menggunakan sarana yang dapat menakutkan orang, diancam dengan pidana penjara menjadi paling lama satu tahun empat bulan. 4Pidana tersebut dalam ayat 1 dan 3 dapat ditambah sepertiga, jika yang melakukan kejahatan dua orang atau lebih dengan bersekutu. Unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal ini adalah sama dengan unsur-unsur dalam Pasal 167 KUHP, kecuali : 83 b. Jika dalam Pasal 167 KUHP, permintaan untuk meninggalkan tempat tinggal, suatu ruangan atau halaman yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain itu harus dilakukan oleh atau atas nama yang berhak, maka dalam Pasal 168 KUHP, permintaan untuk meninggalkan ruangan yang a. Jika dalam Pasal 167 KUHP, yang dilarang untuk dimasuki dengan paksa adalah sebuah tempat tinggal, suatu ruangan atau halaman yang tertutup, yang dipakai oleh orang lain, maka dalam Pasal 168 KUHP, yang dilarang untuk dimasuki dengan paksa itu adalah sebuah ruangan yang diperuntukkan melakukan tugas umum ; 83 Ibid., hlm. 589. diperuntukkan melakukan tugas umum itu harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang. Noyon dan Langemeijer berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan tugas umum ialah tugas dari lembaga-lembaga atau badan-badan yang bersifat hukum publik, tanpa pembatasan hingga pada tugas-tugas yang harus dilakukan di depan umum saja. 84 Hoge Raad dalam arrest-nya tertanggal 17 Desember 1928, N. J. 1929 halaman 639, W. 11939 telah memutuskan bahwa ruang sidang dari suatu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya merupakan suatu ruangan yang diperuntukkan melakukan tugas umum. Sedangkan dalam arrest-nya tertanggal 26 Mei 1930, N. J. 1930 halaman 1143, W. 12133 bahwa Walikota itu merupakan pejabat yang berwenang memintas seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya segera meninggalkan ruang sidang, jika peraturan tata tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tersebut menentukan demikian. 85 Tindak pidana turut serta dalam perkumpulan terlarang diatur dalam

11. Ketentuan Tindak Pidana Turut Serta dalam Perkumpulan Terlarang