7. Ketentuan Tindak Pidana Pembujukan Uitlokking Melakukan
suatu Kejahatan yang Gagal
Tindak pidana pembujukan uitlokking melakukan suatu kejahatan yang ternyata gagal diatur dalam Pasal 163 bis KUHP :
“1Barang siapa dengan menggunakan salah satu sarana tersebut dalam Pasal 55 ke-2 mencoba menggerakkan orang lain supaya melakukan
kejahatan, diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun atau pidana denda paling banyak tiga ratus rupiah, tetapi dengan
ketentuan jika tidak mengakibatkan kejahatan atau percobaan kejahatan sekali-kali tidak dapat dijatuhkan pidana yang lebih berat
daripada yang ditentukan terhadap kejahatan itu sendiri.
2 Aturan tersebut tidak berlaku, jika tidak mengakibatkan kejahatan atau percobaan kejahatan disebabkan karena kehendaknya sendiri.”
Tindak pidana yang diatur dalam Pasal 163 bis KUHP, dalam doktrin juga
sering disebut sebagai mislukte uitlokking, yang artinya ialah usaha untuk menggerakkan orang lain melakukan suatu kejahatan, yang ternyata gagal.
Menurut ketentuan pidana yang diatur dalam Pasal 163 bis KUHP, kegagalan itu disebabkan oleh dua hal, yakni :
73
73
Ibid., hlm 548.
a. Karena orang yang digerakkan untuk melakukan suatu kejahatan itu, ternyata tidak bergerak untuk melakukan kejahatan tersebut ;
b. Karena orang yang digerakkan untuk melakukan suatu kejahatan itu, ternyata tidak melakukan suatu percobaan yang dapat dipidana, artinya
telah mencoba melakukan kejahatan yang bersangkutan, tetapi percobaannya itu ternyata tidak memenuhi syarat-syarat untuk membuat
dirinya dapat dipidana.
Simons dan Pompe berpendapat bahwa perbuatan membantu melakukan suatu uitlokking tidak membuat pelakunya dapat dijatuhi pidana.
74
Adapun menurut Hoge Raad dalam arrest-nya tertanggal 24 Januari 1950, N. J. 1950 No. 287 : membantu menggerakkan orang lain melakukan suatu kejahatan
itu dapat saja terjadi. Dengan alasan bahwa dengan adanya kata melakukan dalam rumusan Pasal 55 KUHP itu, undang-undang tidak menutup kemungkinan tentang
adanya suatu perbuatan membantu melakukan suatu uitlokking.
75
P. A. F. Lamintang berpendapat bahwa orang yang membantu melakukan suatu uitlokking, yang ternyata gagal seperti itu, tetap dapat
dipersalahkan telah membantu melakukan suatu mislukte uitlokking. Dengan kata lain, orang tersebut dapat diminta pertanggungjawabannya menurut hukum pidana
karena melanggar larangan-larangan yang diatur dalam Pasal 56 jo. Pasal 163 bis KUHP.
76
Noyon dan Langemeijer berpendapat bahwa tindak pidana yang diatur dalam Pasal 163 bis ayat 1 KUHP merupakan suatu kejahatan yang berdiri
sendiri, tidak ada hubungannya dengan uitlokking, hingga persyaratan untuk adanya suatu percobaan, yang membuat pelakunya dapat dipidana, tidak berlaku
bagi kejahatan ini.
77
Tindak pidana tidak melaporkan akan adanya tindak pidana tertentu diatur dalam :
8. Ketentuan Tindak Pidana Tidak Melaporkan Akan Adanya Tindak Pidana Tertentu