a. Unsur subjektif : Dengan maksud agar isinya yang bersifat menghasut diketahui oleh orang banyak atau diketahui secara lebih luas lagi oleh
orang banyak ; b. Unsur objektif : Menyebarluaskan, mempertunjukkan atau menempelkan
secara terbuka suatu tulisan yang isinya mengandung hasutan : 1. Untuk melakukan sesuatu tindak pidana ;
2. Untuk melakukan tindak kekerasan terhadap kekuasaan umum ; 3. Untuk melakukan ketidaktaatan terhadap suatu peraturan undang-
undang ; 4. Untuk melakukan ketidaktaatan terhadap suatu perintah jabatan yang
diberikan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan. Tindak pidana penyebarluasan yang dimaksudkan dalam Pasal 161 ayat
1 KUHP adalah penyebarluasan itu harus dilakukan secara terbuka. Menurut Menteri Kehakiman, penyebarluasan artinya memberikan kesempatan kepada
beberapa orang untuk membaca satu eksemplar yang sama itu tidak dapat membuat pelakunya dapat dipidana. Simons berpendapat, bahwa yang membuat
pelakunya tidak dapat dipidana bukan hanya memberikan kesempatan kepada beberapa orang untuk membaca satu eksemplar yang sama saja, melainkan juga
menyebarluaskan suatu tulisan dalam lingkungan yang terbatas atau dalam lingkungan yang tertutup.
69
Tindak pidana menawarkan bantuan untuk melakukan tindak pidana diatur dalam :
6. Ketentuan Tindak Pidana Menawarkan Bantuan Untuk Melakukan Tindak Pidana
69
Ibid., hlm. 526.
a. Pasal 162 KUHP Pasal 162 KUHP mengatur tentang tindak pidana menawarkan
pemberian bantuan untuk melakukan sesuatu tindak pidana, yang berbunyi : “Barang siapa di muka umum dengan lisan atau tulisan menawarkan untuk
memberi keterangan, kesempatan atau sarana guna melakukan tindak pidana, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.” Unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal ini adalah sebagai berikut :
1. Menawarkan dengan lisan atau dengan tulisan. Menawarkan dengan lisan, misalnya : menawarkan sesuatu alat dengan harga murah, yang dapat
dipakai untuk mengiris kaca, sehingga memudahkan orang untuk memasuki rumah orang lain, guna melakukan pencurian. Menawarkan
dengan tulisan, misalnya : menawarkan dengan iklan kepada pria iseng yang ingin bersebadan dengan gadis perawan, di sebuah rumah yang
pasti dapat memberikan pelayanan yang memuaskan ; 2. Memberikan keterangan-keterangan, kesempatan atau sarana-sarana untuk
melakukan sesuatu tindak pidana ; 3. Di muka umum.
Undang-undang tidak mensyaratkan keharusan adanya unsur kesengajaan pada pelaku tindak pidana pada pasal ini, akan tetapi tidak dapat
disangkal lagi kebenarannya, bahwa tindak pidana yang diatur dalam Pasal 162 KUHP ini harus dilakukan dengan sengaja. Itu juga berarti kesengajaan pelaku
harus ditujukan pada semua unsur tindak pidana yang diatur dalam Pasal 162 KUHP. Agar pelaku dapat dinyatakan terbukti telah memenuhi semua unsur
tindak pidana yang diatur dalam Pasal 162 KUHP, maka di sidang pengadilan yang memeriksa perkara pelaku, harus dapat dibuktikan bahwa :
70
b. 1. Pelaku telah menghendaki melakukan perbuatan menawarkan dengan lisan
atau dengan tulisan ; 2. Pelaku mengetahui, bahwa yang ia tawarkan dengan lisan atau dengan
tulisan itu ialah suatu pemberian keterangan, kesempatan atau sarana untuk melakukan suatu tindak pidana dan ;
3. Pelaku mengetahui, perbuatan menawarkan pemberian keterangan, kesempatan atau sarana dengan lisan atau dengan tulisan itu telah ia
lakukan di depan umum. Hakim harus memberikan putusan bebas, jika di sidang pengadilan
yang memeriksa perkara ternyata salah satu dari unsur-unsur tindak pidananya tidak dapat dibuktikan.
Pasal 163 KUHP Pasal 163 KUHP mengatur tentang tindak pidana menyebarluaskan,
mempertunjukkan atau menempelkan secara terbuka suatu tulisan yang berisi penawaran tentang pemberian keterangan, kesempatan atau sarana untuk
melakukan sesuatu tindak pidana, yang berbunyi : “1 Barang siapa menyiarkan, mempertunjukkan atau menempelkan di
muka umum tulisan yang berisi penawaran untuk memberi keterangan, kesempatan atau sarana guna melakukan tindak pidana
dengan maksud supaya penawaran itu diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan
dua minggu atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
2 Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut pada waktu menjalankan pencariannya dan pada saat itu belum lewat lima tahun
sejak pemidanaannya menjadi tetap karena kejahatan semacam itu
70
Ibid., hlm. 540.
juga yang bersangkutan dapat dilarang menjalankan pencarian tersebut.”
Pasal ini memuat delik penyiaran dari kejahatan yang dimaksud oleh Pasal
162 KUHP. Unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal ini adalah sebagai berikut : a. Unsur subjektif : Dengan maksud agar penawara itu diketahui oleh orang
banyak atau diketahui secara lebih luas lagi oleh orang banyak ; b. Unsur-unsur objektif : Menyebarluaskan, mempertunjukkan atau
menempelkan secara terbuka suatu tulisan yang berisi penawaran untuk memberikan keterangan-keterangan, kesempatan atau sarana-sarana guna
melakukan sesuatu tindak pidana. Tindak pidana menyebarluaskan atau mempertunjukkan secara terbuka
suatu tulisan yang berisi penawaran pemberian kesempatan untuk melakukan
sesuatu tindak pidana misalnya melalui iklan di dalam sebuah surat kabar yang menyatakan bahwa disewakannya sebuah villa di Cipanas dengan ruang keluarga
20 x 20 meter, dan dengan halaman parkir yang cukup untuk 30 mobil, letak terpencil 1 kilometer dari jalan raya, cocok untuk menyelenggarakan rolet. Iklan
seperti itu merupakan tulisan yang berisi penawaran mengenai pemberian kesempatan untuk melakukan suatu tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal 163
ayat 1 KUHP. Noyon, dalam cetakan keempat dari kitab pelajarannya yang berjudul Het
Wetboek van Strafrecht I menghendaki agar kegunaan yang bersifat melangaar hukum dari kesempatan yang diberikan oleh pelaku dinyatakan dengan tegas di
dalam surat dakwaan dari penuntut umum. Akan tetapi, Langemeijer tidak sependapat dengan kehendak Noyon, dengan alasan bahwa undang-undang tidak
mensyaratkan keharusan seperti itu. Belum puas dengan alasan yang
dikemukakan, berkenaan dengan keinginan Noyon agar kegunaan yang bersifat melanggar hukum dari kesempatan yang diberikan harus dinyatakan tegas di
dalam surat dakwaan dari penuntut umum seperti yang dikatakan di atas, Langemeijer berpendapat :
“Tidak ada alasan apa sebabnya tindak pidana harus dinyatakan dengan tegas, jika hal tersebut sudah cukup jelas bagi pelaku. Berdasarkan hal-hal
tersebut, tidak berarti bahwa orang yang menawarkan sarana-sarana, kesempatan atau keterangan-keterangan itu perlu mengetahui tentang
sifatnya yang melanggar hukum dari tindakan yang bersangkutan. Jika pada umumnya, pengetahuan pelaku tentang unsur-unsur dari suatu tindak
pidana bukan merupakan syarat, maka dengan sendirinya undang-undang pun tidak dapat mensyaratkan keharusan adanya pengetahuan pada pelaku
tentang sifatnya yang terlarang dari tindakan yang bersangkutan.”
71
P. A. F Lamintang berpendapat bahwa walaupun kegunaan dari keterangan, kesempatan atau sarana yang ditawarkan memang benar bukan
merupakan unsur tindak pidana yang diatur dalam Pasal 163 ayat 1 KUHP, tetapi untuk dapat menyatakan pelaku telah terbukti memenuhi unsur objektif dari
tindak pidana tersebut, di sidang pengadilan yang memeriksa perkara pelaku, harus dapat dibuktikan bahwa pelaku ituu memang mengetahui yang ia
sebarluaskan atau yang ia pertunjukkan atau tempelkan secara terbuka merupakan suatu tulisan, yang berisi penawaran mengenai pemberian keterangan, kesempatan
atau sarana untuk melakukan sesuatu tindak pidana. Itu juga berarti tindak pidana tersebut mau tidak mau harus disebutkan di dalam surat dakwaan dari penuntut
umum, walaupun untuk maksud tersebut tidak perlu dipakai kata-kata seperti yang terdapat di dalam rumusan tindak pidana yang bersangkutan.
72
71
Ibid., hlm. 544.
72
Ibid., hlm. 545.
7. Ketentuan Tindak Pidana Pembujukan Uitlokking Melakukan