3.8. Pola Aliran Bahan
Pola aliran bahan merupakan pola aliran produksi dari awal proses produksi
yaitu penerimaan bahan baku sampai dengan proses akhir produk jadi. Pola aliran bahan dapat dibagi atas:
1. Garis Lurus Straight Line : Dapat digunakan jika proses produksi pendek,
relatif sederhana, dan hanya mengandung sedikit komponen atau beberapa peralatan produksi.
1 6
5 4
3 2
Gambar 3.9. Pola Aliran Bahan Garis Lurus
2. Seperti ular atau zig-zag : Dapat diterapkan jika lintasan lebih panjang dari
ruangan yang dapat digunakan untuk ditempatinya, dan karenanya berbelok- belok dengan sendirinya untuk memberikan lintasan aliran yang lebih
panjang dalam bangunan dengan luas, bentuk, ukuran yang lebih ekonomis.
1
6 5
4
3 2
Gambar 3.10. Pola Aliran Bahan Zig-Zag
3. Bentuk U U-Shaped : Dapat diterapkan jika diharapkan produk jadinya
mengakhiri proses pada tempat yang relatif sama dengan proses awal.
Universitas Sumatera Utara
1
4 3
2
5 6
Gambar 3.11. Pola Aliran Bahan Bentuk U
4. Melingkar Circulair: Dapat diterapkan jika diharapkan produk kembali ke
tempat awal waktu memulai.
2
6 4
3
5 1
Gambar 3.12. Pola Aliran Bahan Melingkar
5. Pola Tak TentuTak beraturan Odd-Angle : Tujuan memperpendek lintasan
aliran antar kelompok, pemindahan mekanis, dll.
2 6
4 3
5 1
Gambar 3.13. Pola Aliran Bahan Tak Beraturan
Universitas Sumatera Utara
3.9. Pendekatan Systematic Layout Planning SLP dalam Perancangan Tata Letak
Sritomo Wignjosoebroto 2009 menyatakan langkah SLP Systematic Layout Planning ini sudah banyak diaplikasikan dalam perancangan baik jalur
perakitan sampai pelayanan. Secara ringkas, prosedur pelaksanaan SLP digambarkan dalam Gambar 3.14 berikut.
Gambar 3.14. Prosedur Pelaksanaan Systematic Layout Planning
Universitas Sumatera Utara
Langkah-langkah dalam perencanaan SLP adalah sebagai berikut : 1.
Pengumpulan data masukan dan aktivitas Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data informasi yang
berkaitan dengan aktivitas pabrik, seperti desain produk dan urutan proses perakitannya dengan disimpulkan menggunakan Route Sheet atau Operation
Process Sheet dengan simbol ASME, serta schedule kerja yang nantinya akan berpengaruh pada waktu kerja.
2. Analisa aliran material dan aktivitas operasional
Analisa ini berkaitan dengan perpindahan material diantara aktivitas-aktivitas operasional. Setelah didapat informasi data masukan, terlebih dahulu
dilakukan analisa aliran material, peralatan kerja serta operatornya, karena layout pada dasarnya dirancang untuk pengaturan kelancaran aliran kerja
pembuatan produk. Kemudian dibuat pola aliran materialnya, dan menentukan macam layout yang akan dipilih, yang akan berpengaruh pada
layout yang akan dibuat, apakah product layout atau process layout. Dalam hal ini akan dilakukan perubahan menjadi product layout. Setelah itu baru
dilakukan analisa pendekatan aliran material dengan menggunakan berbagai simbol ASME.
3. Activity Relationship Chart
Activity Relationship Chart ARC bisa digunakan untuk menganalisa suatu layout dengan melihat sisi kualitatifnya, dan melihat hubungan keterkaitan
antar bagian dari suatu pabrik, dan hal ini dilakukan dengan menganalisa pemindahan material dengan aspek kuantitatif material handling cost .
Universitas Sumatera Utara
4. Relationship Diagram
Berisikan kombinasi antara aliran material dengan keterkaitan satu departemen dengan departemen lainnya dalam pertimbangan pembuatan
suatu layout. Pertimbangan tersebut dengan memperhatikan segi kuantitatif dan kualitatif.
5. Kebutuhan luas area dan yang tersedia
Langkah selanjutnya adalah menganalisa jumlah kebutuhan area space yang dibutuhkan untuk fasilitas pabrik. Analisa ini menyangkut luas area pabrik
yang dibutuhkan dan mempertimbangkan juga luas area yang tersedia untuk membangun fasilitas dari pabrik tersebut.
6. Perancangan Layout
Langkah yang paling akhir dan paling utama adalah membuat alternatif- alternatif layout yang bisa diusulkan untuk kemudian diambil alternatif yang
paling baik yang sesuai dengan tolak ukur yang ditetapkan.
3.9.1. Data Masukan
Langkah awal dalam perencanaan tata letak adalah dengan melakukan pengumpulan data awal. Terdapat tiga sumber data di dalam perencanaaan tata
letak, yaitu data rancangan produk, rancangan proses, dan rancangan jadwal produksi.
1. Data yang berkaitan dengan rancangan produk sangat berpengaruh terhadap
tata letak yang akan dibuat. Pada dasarnya rancangan produk terkait erat dengan proses pengerjaan produk tersebut serta urutan perakitan. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian proses rancangan produk secara tidak langsung berpengaruh terhadap perancangan tata letak, karena perancangan tata letak dipengaruhi
juga oleh langkah-langkah proses pengerjaan produk atau urutan operasi perakitan yang telah dirancang. Dengan demikian data yang berkaitan dengan
rancangan produk yang dibuat seperti gambar kerja, peta perakitan, daftar komponen, bills of material, bahkan prototype dari produk yang akan dibuat
sangat diperlukan. 2.
Data masukan yang kedua bersumber pada rancangan proses. Selain rancangan produk, data mengenai proses yang menggambarkan tahapan-
tahapan pembuatan komponen, peralatan dan mesin-mesin yang dibutuhkan untuk melakukan proses produksi, serta waktu yang dibutuhkan dalam
melakukan proses produksi sangat dibutuhkan dalam perancangan tata letak ini. Data di atas biasanya disimpulkan dalam bentuk peta proses operasi. Dari
peta proses operasi dapat dilihat dan dianalisis aliran material dari satu proses ke proses yang lain. Dalam hal ini peta proses operasi merupakan dasar utama
dalam perancangan tata letak fasilitas. 3.
Rancangan jadwal produksi merupakan salah satu sumber data masukan yang digunakan dalam perencanaan tata letak. Data masukan yang berasal dari
rancangan jadwal produksi memberi penjabaran tentang di mana dan seberapa besar serta kapan suatu produk akan dibuat yang didasarkan atas
ramalan permintaan. Rancangan jadwal memberi pengaruh yang sangat besar dalam hal pemilihan jenis dan jumlah mesin-mesin yang diperlukan, jumlah
karyawan dan shift, kebutuhan ruangan, peralatan, peralatan material
Universitas Sumatera Utara
handling, kebutuhan personal, dan sebagainya. Dengan demikian rancangan jadwal memberi pengaruh yang sangat besar dalam proses perencanaan tata
letak.
3.9.2. Analisis Aliran Material
Analisis aliran material merupakan analisis pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material di antara departemen-departemen atau
aktivitas-aktivitas operasional. Analisis aliran material ini sangat penting untuk dilakukan, karena seperti disebutkan di muka bahwa salah satu tujuan dari
perencanaan tata letak adalah untuk memperlancar aliran kerja proses produksi, mulai dari bahan baku sampai menjadi produk akhir. Dalam penentuan pola aliran
material ini terdapat beberapa faktor yang perlu untuk dilakukan analisis yang mendalam antara lain faktor transportasi, jumlah komponen produk yang dibuat,
jumlah dan macam operasi pembuatan setiap komponen, urutan operasi perakitan, besar dan bentuk ruang yang tersedia, jenis pola aliran yang ingin diterapkan sesuai
dengan bentuk ruang yang tersedia dan sebagainya. Dalam menganalisis aliran material sering digunakan peta-peta atau diagram-diagram seperti peta aliran
proses, diagram alir, peta proses produk banyak, peta dari-ke, peta hubungan aktivitas, peta perakitan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
3.9.3. Analisis Hubungan Aktivitas
Dalam perancangan tata letak, analisis aliran material lebih cenderung untuk mendapatkan atau mengetahui biaya dari pemindahan material, jadi dalam hal ini
lebih bersifat kuantitatif. Sedang analisis yang lebih bersifat kualitatif dalam perancangan tata letak dapat digunakan apa yang dinamakan activity relationship
chart ARC.
3.9.4. Diagram Hubungan Aktivitas
Dalam perancangan tata letak fasilitas, derajat hubungan antar departemen dapat dipandang dari dua aspek, baik aspek kualitatif maupun aspek kuantitatif.
Perancangan tata letak fasilitas yang bersifat kualitatif akan lebih dominan dalam menganalisis derajat hubungan aktivitas dan biasanya ditunjukkan oleh peta
hubungan aktivitas. Namun adakalanya analisis dalam perancangan tata letak fasilitas lebih dominan dalam menganalisis aliran material, sehingga yang dibuat
adalah suatu flow diagram atau diagram alir. Dalam Systematic Layout Planning SLP kedua aspek tersebut menjadi pertimbangan, dengan mengkombinasikan
antara derajat hubungan aktivitas dan aliran material. Kombinasi dari kedua aspek tersebut dibuat dalam suatu diagram yang dinamakan relationship diagram atau
diagram hubungan aktivitas. Contoh diagram hubungan aktivitas digambarkan pada Gambar 3.15 sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.15. Activity Relationship Diagram
2.9.5. Diagram Hubungan Ruangan
Langkah selanjutnya dalam aktivitas SLP ini adalah pembuatan diagram hubungan ruangan. Dalam proses pembuatan diagram hubungan ruangan ini yang
perlu dilakukan adalah mengevaluasi luas area yang dibutuhkan untuk semua aktivitas perusahaan dan area yang tersedia. Rancangan tata letak fasilitas kerja,
idealnya dibuat terlebih dahulu, sedangkan bangunan pabrik didirikan sesuai dengan rancangan tata letak fasilitas yang telah dibuat. Namun dalam beberapa
kasus, sering terjadi proses perancangan tata letak pabrik dilakukan setelah bangunan pabrik berdiri. Hal ini bisa terjadi pada proyek perancangan tata letak
ulang, atau disebabkan karena dana terbatas untuk pendirian bangunan pabrik, atau terbentur masalah waktu. Diagram hubungan dapat dilihat pada Gambar 3.16
berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.16. Diagram Hubungan Ruangan
Diagram hubungan ruangan dapat dibuat setelah dilakukan analisis terhadap luasan yang dibutuhkan dan dikombinasikan dengan ARC.
3.9.6. Luas Area yang Dibutuhkan
Tiga hal yang dapat dijadikan dasar untuk menentukan luas area yang dibutuhkan, yaitu penentuan tingkat produksi, peralatan yang dibutuhkan untuk
proses produksi, dan karyawan yang diperlukan. Selain digunakan untuk mengestimasi kebutuhan ruangan, tingkat produksi digunakan sebagai panduan
dalam proses pemilihan tata letak, apakah product layout atau process layout. Penentuan tingkat produksi untuk tiap-tiap tahap proses, memberi gambaran berapa
jumlah mesin dan peralatan yang dibutuhkan. Kebutuhan operator yang akan menangani peralatan dan mesin-mesin
tergantung dari jumlah peralatan dan mesin serta standar penanganan mesin itu sendiri apakah harus ditangani satu orang atau lebih. Dalam beberapa kasus jumlah
Universitas Sumatera Utara
karyawan ditentukan oleh adanya keberadaan pekerja kontrak dan kebutuhan akan pekerjaan. Jika peralatan atau mesin yang digunakan bersifat otomatis, bisa terjadi
satu orang operator menangani sejumlah mesin-mesin. Untuk keperluan ini seorang analis penjadwalan atau para analis di bidang metode kerja. Dalam menentukan
kebutuhan ruangan, fasilitas-fasilitas yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut Francis R. L. Et al..
1. Gudang bahan baku
2. Gudang bahan setengah jadi
3. Gudang barang jadi
4. Gang
5. Pengiriman dan penerimaan
6. Tempat peralatan dan material handling
7. Ruang perkakas dan rak perkakas
8. Perbaikan
9. Pengepakan
10. Pengawasan 11. Inspeksi dan pengendalian kualitas
12. Pelayanan kesehatan 13. Pelayanan makanan
14. Kamar mandi toilet 15. Kantor
16. Parkir tamu dan tenaga kerja 17. Parkir penerimaan dan pengiriman, dll.
Universitas Sumatera Utara
3.9.7. Rancangan Alternatif Tata Letak
Diagram hubungan ruangan merupakan dasar dalam pembuatan rancangan alternatif tata letak dengan mempertimbangkan modifikasi dan batasan praktis.
Untuk membuat rancangan tata letak dapat dibuat suatu Block layout yang merupakan diagram blok dengan skala tertentu dan merupakan representasi
bangunan. Block layout menggambarkan batasan-batasan ruang dengan adanya dinding-dinding yang memisahkan antara blok satu dengan blok lainnya. Berikut
contoh suatu block layout yang didasarkan atas diagram hubungan ruangan yang telah dibuat sebelumnya. Block layout dapat dilihat pada Gambar 3.17 berikut.
Gambar 3.17. Block Layout
Langkah selanjutnya adalah perancangan detail layout berdasarkan block layout yang telah dibuat. Analisis yang digunakan untuk merancang detail layout
pada dasarnya mengikuti langkah-langkah seperti halnya pada proses perancangan tata letak secara menyeluruh atau overhall layout. Perbedaannya adalah bahwa
Universitas Sumatera Utara
detail layout digunakan sebagai pengatur mesin atau fasilitas kerja yang ditempatkan pada blok-blok yang ada, dan di dalam detail layout ini kita sangat
berkepentingan untuk mengetahui hubungan di antara stasiun kerja yang terdapat pada blok tersebut. Sedangkan perancangan overhall layout adalah pengaturan
suatu blok terhadap blok lainnya dan dari overhall layout dapat tergambarkan aliran material antara blok departemen satu dengan yang lainnya. Yang perlu
diperhatikan dalam proses perancangan tata letak ini, baik detail layout maupun overhall layout adalah bahwa rancangan harus bersifat fleksibel untuk
mengakomodasi perubahan yang nantinya bisa terjadi baik pada rancangan produk, rancangan proses maupun rancangan jadwal.
Pada dasarnya detail layout dirancang dengan tidak meninggalkan konsep material handling. Aktivitas yang menyangkut pemilihan metode dan peralatan
yang digunakan dalam penanganan material, merupakan suatu aktivitas yang tidak terpisahkan dengan aktivitas perancangan tata letak. Atau dengan kata lain bahwa
aktivitas dalam penanganan material merupakan bagian integral dari perancangan tata letak, dan semua itu dilakukan agar proses perancangan dapat berlangsung
secara efisien.
3.10. Material Handling
Pemindahan bahan atau material handling merupakan istilah terjemahan dari material handling adalah suatu aktivitas yang sangat penting dalam kegiatan
produksi dan memiliki kaitan erat dengan perencanaan tata letak fasilitas produksi Wignjosoebroto, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Material Handling adalah salah satu jenis transportasi pengangkutan yang dilakukan dalam perusahaan industri, yang artinya memindahkan bahan baku,
barang setengah jadi atau barang jadi dari tempat asal ketempat tujuan yang telah ditetapkan. Pemindahan material dalam hal ini adalah bagaimana cara yang terbaik
untuk memindahkan material dari satu tempat proses produksi ketempat proses produksi yang lain Apple James, 1990.
Tujuan dibuatnya perencanaan material handling adalah: 1.
Meningkatkan kapasitas 2.
Memperbaiki kondisi kerja 3.
Memperbaiki pelayanan pada konsumen 4.
Meningkatkan kelengkapan dan kegunaan ruangan 5.
Mengurangi ongkos
3.11. Hubungan Antara Material Handling dan Tata Letak Fasilitas