bersangkutan. Gaji yang diberikan setiap akhir bulan untuk tenaga kerja tetap pada perusahaan ini terdiri atas :
a. Gaji pokok b. Insentif
Pelaksanaan pembayaran upah untuk pekerja borongan yaitu upah tenaga kerja borongan diberikan setiap 1 minggu sekali.
Selain gaji pokok yang diterima oleh tenaga kerja tetap, perusahaan juga memberikan tunjangan sosial kepada pekerja. Adapun tunjangan yang diberikan
antara lain: a. Tunjangan Hari Raya dan Tahun Baru
b. Tanggungan kecelakaan kerja Fasilitas yang diberikan perusahaan kepada pekerja dapat berupa jaminan
kesehatan dimana perusahaan bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Kesehatan.
2.9. Sistem Informasi
Sistem informasi yang digunakan oleh PT. Bata Ringan Utama adalah melalui komunikasi antar departemen secara langsung seperti pengumuman gaji,
pekerja yang masuk, serta jadwal bahan baku masuk. Selain itu perusahaan juga menggunakan komputer yang dilengkapi dengan software pendukung seperti
microsoft office dalam membantu kinerja manajemen perusahaan seperti pembuatan surat menyurat atau sistem komputerisasi diperusahaan masih bersifat
stand alone yaitu keadaan komputer yang tidak terhubung dengan komputer lain
.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik menghasilkan atau menambah nilai dari suatu barang jasa menggunakan sumber
daya tertentu seperti tenaga kerja, mesin, peralatan dan dana sehingga memiliki manfaat yang lebih baik. Proses produksi pada PT. Bata Ringan Utama adalah
proses produksi make to stock dan make to order.
2.10.1. Standar Mutu Bahan Produk
Mutu adalah gambaran karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui dari segi bentuk, penampilan, performa suatu produk, dan juga bisa
dilihat dari segi fungsinya serta segi estetisnya. Jika suatu produk memiliki bentuk dan warna yang dinilai bagus oleh pemakainya, maka produk itu disebut
berkualitas. Standar mutu produk yang dihasilkan dari PT. Bata Ringan Utama yang ditentukan oleh bagian quality control dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Standarisasi Bata Ringan No.
Parameter AAC Autoclaved Aerated Concrete
1. Bahan Dasar
Semen,gypsum, kapur, pasir silika, aluminium pasta
3. Kepadatan Kering kgm
3
650 4.
Kekuatan tekan Jm
2
40 5.
Ukuran Blok 600 mm x 100 mm x 200 mm
6. Konduktivitas termal Unit Wmk
0,132-0,151 untuk 650 kgm
3
Sumber : PT. Bata Ringan Utama
Universitas Sumatera Utara
2.10.2. Bahan yang Digunakan 2.10.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya. Bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan bata ringan adalah: 1.
Pasir Silika SiO
2
Pasir silika diperoleh dari perusahaan CV. Deli Guna yang berada di pangkalan susu dengan harga Rp 200.000 per truk. Pasir ini dipasok dari
perusahaan tersebut dengan truk, dimana truk tersebut memuat 4 m
3
pasir silika. Jumlah pasir silika yang dibutuhkan untuk produksi 1 bulan adalah
3.192.000 kg. Pasir silika ini digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan bata ringan. Pasir Silika adalah pasir yang mempunyai komposisi
gabungan dari SiO
2
, Fe
2
O
3
, Al
2
O
3
, TiO
2
, CaO, MgO, dan K
2
O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya,
kekerasan 7 skala Mohs, berat jenis 2,65, titik lebur 1715 C, bentuk kristal
hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 100
C. Berikut ini adalah pasir silika ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Pasir Silika
Universitas Sumatera Utara
2. Semen CaO.SiO
2
.Al
2
O
3
.Fe
2
O
3
Semen diperoleh dari distributor semen Tiga Roda. Semen ini dipasok dari distributor tersebut, dimana satuannya dibungkus dalam karung, yang
beratnya 50 kilogram per karung, dengan harga Rp 63.000 per sak. Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku batu kapurgamping sebagai
bahan utama dan lempung tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubukbulk, tanpa memandang proses
pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Semen digunakan untuk membuat bata ringan menjadi lebih keras dan
sebagai perekat. Jumlah kebutuhan semen per bulan sebesar 504.000 kg. Berikut ini adalah semen ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Semen
3. Kapur CaO
3
Kapur diperoleh dari CV. Mulia Agro Pratama. Kapur ini dipasok dari perusahaan tersebut, dimana satuannya dibungkus dalam karung, yang
beratnya 50 kilogram per karung dengan harga Rp 14.500 per sak. Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen, membentuk
bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium. Kapur digunakan sebagai bahan
Universitas Sumatera Utara
yang akan menghasilkan pori-pori pada bata ringan. Jumlah kebutuhan kapur
per bulan adalah sebesar 504.000 kg. Berikut ini adalah kapur ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 2.5. Kapur
4. Gypsum CaSO
4
.2H
2
Gypsum diperoleh dari Horison Jaya Truss. Gypsum ini dipasok dari perusahaan tersebut, dimana satuannya dibungkus dalam karung, yang
beratnya 50 kilogram per karung dengan harga Rp 70.000 per sak.. Gysum terdiri atas bahan-bahan kimia, yaitu CaSO
4
.2 H
2
O sebanyak 90, CaO sebanyak 30 serta SO
3
sebanyak 42. Jumlah kebutuhan gypsum per bulan adalah sebesar 84.000 kg. Gypsum ini digunakan sebagai salah satu bahan
yang memberikan warna abu-abu pada bata ringan. Berikut ini adalah gypsum ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Gypsum
Universitas Sumatera Utara
5. Aluminium pasta Al
2
O
3
Aluminium pasta diperoleh dari PT. Sumitomo Indonesia. Aluminium pasta ini dipasaok dari perusahaan tersebut, dimana satuannya satuannya dibungkus
dalam karung, yang beratnya 50 kilogram per karung dengan harga Rp 52.000 per sak. Aluminium pasta terdiri atas aluminium hydroxide, yaitu Al OH
3
. Aluminium pasta digunakan sebagai bahan pengembang pada pembuatan
bata ringan. Jumlah kebutuhan aluminium pasta per bulan adalah sebesar 3.108 kg. Berikut ini adalah aluminium pasta ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7. Aluminium Pasta
2.10.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir.
Pembuatan bata ringan menggunakan bahan penolong berupa: 1.
Air Air digunakan untuk membuat campuran adonan bata ringan dan juga sebagai
bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain untuk dapat mengeras.
Universitas Sumatera Utara
2. Oli
Oli diperoleh dari PT. Pertamina. Oli digunakan untuk memudahkan mengeluarkan bata ringan dari mould box. Berikut ini adalah oli ditunjukkan
pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Oli
2.10.2.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kualitas suatu produk. Bahan tambahan merupakan
bagian dari produk akhir. Bahan tambahan pada proses pembuatan bata ringan adalah sebagai berikut:
1. Tali Plat
Tali plat diperoleh dari PT. Cipta Tunas Sakti. Tali Plat digunakan sebagai pengikat bata ringan pada bagian pengepakan. Berikut ini adalah tali plat
ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Tali Plat
Universitas Sumatera Utara
2.10.3. Uraian Proses Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sihingga
nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di
hasilkan dari suatu proses produksi. Berikut ini adalah uraian proses pembuatan bata ringan pada PT Bata Ringan Utama:
1. Proses penggilingan
Proses penggilingan merupakan proses pencampuran bahan baku utama yaitu pasir silica, gypsum dan air dengan rasio perbandingan antara pasir silica dan air
yaitu 4 : 1 secara terus menerus dengan menggunakan mesin sand mill yang menghasilkan slurry silica. Slurry silica yang dihasilkan kemudian alirkan ke
tempat pengadukan. 2.
Proses pengadukan Proses pengadukan slurry silica dilakukan dalam 3 tahap. Pada tahap pertama
slurry silica dialirkan dan diaduk dalam sumur kecil kemudian diatur kekentalannya hingga mencapai 155 Pa.s kemudian dialirkan ke sumur besar
yang berukuran 4 kali lipat lebih besar dibandingkan sumur kecil kemudian diatur kembali kekentalan slurry silica untuk meningkatkan ketelitian
pengukuran kekentalan dari sumur kecil. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu bata ringan yang dihasilkan agar memiliki kepadatan yang diinginkan.
Kemudian slurry silica dengan kekentalan yang telah disesuaikan keinginan konsumen dialirkan ke sumur kecil selanjutnya yang akhirnya akan digunakan
pada proses mixing.
Universitas Sumatera Utara
3. Proses mixing
Proses mixing merupakan proses pencampuran slurry silica, kapur, semen dan aluminium pasta menggunakan mesin mixer dengan kadar yang telah ditentukan
sehingga menghasilkan adonan AAC yang kemudian akan dituangkan ke gerbong pencetakan mould box.
4. Proses pencetakan
Proses pencetakan merupakan proses penuangan hasil campuran dari mesin mixer ke dalam mould box yang telah dilumuri oli di seluruh permukaannya. Oli
berfungsi sebagai pelumas pada saat mengeluarkan bata ringan dari mould box untuk menghindari terjadi kecacatan produk.
5. Proses pemanggangan Proses pemanggangan merupakan proses yang dilakukan dalam ruang pemanas
yang menggunakan uap hasil pembakaran batubara yang dihasilkan oleh mesin boiler. Proses pemanggangan dilakukan selama 40 menit. Saat proses
pemanggangan, campuran pasir silika, semen, kapur, gypsum, air, dan
alumunium pasta menimbulkan terjadinya reaksi kimia. Bubuk alumunium
bereaksi dengan kalsium hidroksida yang ada di dalam pasir silika dan air sehingga membentuk hidrogen. Gas hidrogen ini membentuk gelembung-
gelembung udara di dalam campuran beton tadi. Gelembung-gelembung udara ini menjadikan volumenya menjadi dua kali lebih besar dari volume semula. Di
akhir proses pengembangan atau pembusaan, hidrogen akan terlepas ke atmosfir dan langsung digantikan oleh udara. Rongga-rongga udara yang terbentuk ini
yang membuat beton ini menjadi ringan.
Universitas Sumatera Utara
6. Proses pemotongan Proses pemotongan merupakan proses dilakukan setelah adonan mengalami
proses pemanggangan. Proses pemotongan dilakukan dengan menggunakan mesin cutting. Setiap mould box dapat menghasilkan 240 potong bata ringan.
7. Proses pengeringan Proses pengeringan dilakukan di mesin Autoclave atau diberi uap panas dan
diberi tekanan tinggi. Suhu di dalam autoclave sekitar 183 derajat celsius selama 17 jam.
Block Diagram proses produksi bata ringan di PT Bata Ringan Utama dapat dilihat pada Gambar 2.10.
Universitas Sumatera Utara
Penggilingan
Pengadukan dan Pengaturan Kekentalan Sumur Kecil
Pengadukan dan Pengaturan Kekentalan Sumur Besar
Pengadukan dan Pengaturan Kekentalan Sumur Kecil
Mixing
Pencetakan
Pemanggangan
Tebu Slurry
Silica
C
Pengeringan Pemotongan
Batu Ringan
Slurry Silica
Slurry Silica
Slurry Silica
Kapur, semen Aluminium Pasta
+
Adonan AAC
Adonan AAC
Adonan AAC yang mengembang
Potongan Bata Ringan
Gambar 2.10. Block Diagram Proses Produksi Bata Ringan
Universitas Sumatera Utara
2.11. Jenis Tata Letak PT. Bata Ringan Utama
Jenis tata letak layout pabrik yang diterapkan pada PT. Bata Ringan Utama adalah layout by product. Jenis tata letak ini digunakan perusahaan karena produksi
yang menghasilkan merupakan mass product. Layout by product ini juga digunakan karena jumlah produksi cukup tinggi dan variasi produk tidak banyak. Keuntungan
yang diperoleh dengan menggunakan tata letak layout by product ini adalah mengurangi delay pada lantai produksi dan mengurangi transportasi yang tidak
perlu pada saat proses produksi berlangsung.
2.12. Pola Aliran Bahan PT. Bata Ringan Utama
Pola aliran bahan yang diterapkan pada PT. Bata Ringan Utama adalah tidak beraturan odd-angle. Pola tidak beraturan digunakan karena proses pengolahan
berlanjut dari satu tahap ke tahap berikutnya dengan adanya penggabungan aliran bahan masuk.
2.13. Rincian Departemen PT. Bata Ringan Utama
Berdasarkan kegiatan-kegiatan pada perusahaan ini maka layout PT. Bata Ringan Utama dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.5. Perincian Departemen Bagian
Departemen Ukuran m x m
Luas m
2
Production Daerah penggilingan
6,6 x
21,9 144,54
Daerah pengadukan 3
x 12,6
37,80 Daerah pencampuran
19,5 x
6,9 134,55
Daerah pencetakan 20,4
x 8,1
165,24 Daerah pemanggangan
14,4 x
11,1 159,84
Daerah pemotongan 3,9
x 12
46,80 Daerah pengeringan
29,4 x
48,6 1.428,84
Production Service
Timbangan 24
x 7,5
180,00 Gudang produk
37,2 x
27 1.004,40
Bagian penerimaan dan pengiriman
5,7 x
3,6 20,52
Bagian penumpukan produk cacat
6 x
4,5 27,00
Ruang controlling 15,9
x 6,6
104,94 Penumpukan pasir
11,1 x
21,9 243,09
Personal Service
Kamar mandi 3
x 2,1
6,30 General
Service Kantor
5,4 x
4,8 25,92
Ruangan Direktur 5,4
x 4,8
25,92 Tempat parkir
17,7 x
3,6 63,72
Pos jaga 8,1
x 3,3
26,73 Physical
Plant Service Power house
5,1 x
4,8 24,48
Sumber : PT. Bata Ringan Utama
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Perancangan tata letak fasilitas merupakan rancangan dari fasilitas-fasilitas industri yang akan didirikan atau dibangun. Di dunia industri, perencanaan fasilitas
dimaksudkan sebagai sarana untuk perbaikan tata letak fasilitas, yang digunakan dalam penanganan material material handling, menentukan peralatan dalam
proses produksi, serta digunakan dalam perencanaan fasilitas secara keseluruhan. Tujuan perancangan fasilitas yaitu memenuhi kapasitas produksi dan
kebutuhan kualitas dengan cara paling ekonomis melalui pengaturan dan koordinasi yang efektif dari fasilitas fisik. Perancangan fasilitas akan menentukan bagaimana
aktivitas-aktivitas dari fasilitas-fasilitas produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok secara efektif dan
efisien. Dalam kenyataannya, rancangan fasilitas merupakan kegiatan tata letak ulang
dari suatu proses yang telah ada atau perubahan beberapa bagian dari susunan peralatan tertentu. Permasalahan tata letak terutama sekali menyangkut minimasi
dari biaya material handling penanganan material, memanfaatkan area yang ada, memberi kenyamanan bagi tenaga kerja, memudahkan proses manufaktur dan
sebagainya. PT. Bata Ringan Utama merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di
bidang produksi batu bata ringan. Beberapa departemen memiliki jarak
Universitas Sumatera Utara