2.10. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik menghasilkan atau menambah nilai dari suatu barang jasa menggunakan sumber
daya tertentu seperti tenaga kerja, mesin, peralatan dan dana sehingga memiliki manfaat yang lebih baik. Proses produksi pada PT. Bata Ringan Utama adalah
proses produksi make to stock dan make to order.
2.10.1. Standar Mutu Bahan Produk
Mutu adalah gambaran karakteristik langsung dari suatu produk. Kualitas bisa diketahui dari segi bentuk, penampilan, performa suatu produk, dan juga bisa
dilihat dari segi fungsinya serta segi estetisnya. Jika suatu produk memiliki bentuk dan warna yang dinilai bagus oleh pemakainya, maka produk itu disebut
berkualitas. Standar mutu produk yang dihasilkan dari PT. Bata Ringan Utama yang ditentukan oleh bagian quality control dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Standarisasi Bata Ringan No.
Parameter AAC Autoclaved Aerated Concrete
1. Bahan Dasar
Semen,gypsum, kapur, pasir silika, aluminium pasta
3. Kepadatan Kering kgm
3
650 4.
Kekuatan tekan Jm
2
40 5.
Ukuran Blok 600 mm x 100 mm x 200 mm
6. Konduktivitas termal Unit Wmk
0,132-0,151 untuk 650 kgm
3
Sumber : PT. Bata Ringan Utama
Universitas Sumatera Utara
2.10.2. Bahan yang Digunakan 2.10.2.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan dalam membuat produk dimana bahan tersebut secara menyeluruh tampak pada produk jadinya. Bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan bata ringan adalah: 1.
Pasir Silika SiO
2
Pasir silika diperoleh dari perusahaan CV. Deli Guna yang berada di pangkalan susu dengan harga Rp 200.000 per truk. Pasir ini dipasok dari
perusahaan tersebut dengan truk, dimana truk tersebut memuat 4 m
3
pasir silika. Jumlah pasir silika yang dibutuhkan untuk produksi 1 bulan adalah
3.192.000 kg. Pasir silika ini digunakan sebagai bahan baku utama dalam pembuatan bata ringan. Pasir Silika adalah pasir yang mempunyai komposisi
gabungan dari SiO
2
, Fe
2
O
3
, Al
2
O
3
, TiO
2
, CaO, MgO, dan K
2
O, berwarna putih bening atau warna lain bergantung pada senyawa pengotornya,
kekerasan 7 skala Mohs, berat jenis 2,65, titik lebur 1715 C, bentuk kristal
hexagonal, panas sfesifik 0,185, dan konduktivitas panas 12 – 100
C. Berikut ini adalah pasir silika ditunjukkan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3. Pasir Silika
Universitas Sumatera Utara
2. Semen CaO.SiO
2
.Al
2
O
3
.Fe
2
O
3
Semen diperoleh dari distributor semen Tiga Roda. Semen ini dipasok dari distributor tersebut, dimana satuannya dibungkus dalam karung, yang
beratnya 50 kilogram per karung, dengan harga Rp 63.000 per sak. Semen adalah hasil industri dari paduan bahan baku batu kapurgamping sebagai
bahan utama dan lempung tanah liat atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubukbulk, tanpa memandang proses
pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Semen digunakan untuk membuat bata ringan menjadi lebih keras dan
sebagai perekat. Jumlah kebutuhan semen per bulan sebesar 504.000 kg. Berikut ini adalah semen ditunjukkan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Semen
3. Kapur CaO
3
Kapur diperoleh dari CV. Mulia Agro Pratama. Kapur ini dipasok dari perusahaan tersebut, dimana satuannya dibungkus dalam karung, yang
beratnya 50 kilogram per karung dengan harga Rp 14.500 per sak. Kapur adalah sebuah benda putih dan halus terbuat dari batu sedimen, membentuk
bebatuan yang terdiri dari mineral kalsium. Kapur digunakan sebagai bahan
Universitas Sumatera Utara
yang akan menghasilkan pori-pori pada bata ringan. Jumlah kebutuhan kapur
per bulan adalah sebesar 504.000 kg. Berikut ini adalah kapur ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Gambar 2.5. Kapur
4. Gypsum CaSO
4
.2H
2
Gypsum diperoleh dari Horison Jaya Truss. Gypsum ini dipasok dari perusahaan tersebut, dimana satuannya dibungkus dalam karung, yang
beratnya 50 kilogram per karung dengan harga Rp 70.000 per sak.. Gysum terdiri atas bahan-bahan kimia, yaitu CaSO
4
.2 H
2
O sebanyak 90, CaO sebanyak 30 serta SO
3
sebanyak 42. Jumlah kebutuhan gypsum per bulan adalah sebesar 84.000 kg. Gypsum ini digunakan sebagai salah satu bahan
yang memberikan warna abu-abu pada bata ringan. Berikut ini adalah gypsum ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Gypsum
Universitas Sumatera Utara
5. Aluminium pasta Al
2
O
3
Aluminium pasta diperoleh dari PT. Sumitomo Indonesia. Aluminium pasta ini dipasaok dari perusahaan tersebut, dimana satuannya satuannya dibungkus
dalam karung, yang beratnya 50 kilogram per karung dengan harga Rp 52.000 per sak. Aluminium pasta terdiri atas aluminium hydroxide, yaitu Al OH
3
. Aluminium pasta digunakan sebagai bahan pengembang pada pembuatan
bata ringan. Jumlah kebutuhan aluminium pasta per bulan adalah sebesar 3.108 kg. Berikut ini adalah aluminium pasta ditunjukkan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7. Aluminium Pasta
2.10.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam rangka untuk memperlancar proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir.
Pembuatan bata ringan menggunakan bahan penolong berupa: 1.
Air Air digunakan untuk membuat campuran adonan bata ringan dan juga sebagai
bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain untuk dapat mengeras.
Universitas Sumatera Utara
2. Oli
Oli diperoleh dari PT. Pertamina. Oli digunakan untuk memudahkan mengeluarkan bata ringan dari mould box. Berikut ini adalah oli ditunjukkan
pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8. Oli
2.10.2.3. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kualitas suatu produk. Bahan tambahan merupakan
bagian dari produk akhir. Bahan tambahan pada proses pembuatan bata ringan adalah sebagai berikut:
1. Tali Plat
Tali plat diperoleh dari PT. Cipta Tunas Sakti. Tali Plat digunakan sebagai pengikat bata ringan pada bagian pengepakan. Berikut ini adalah tali plat
ditunjukkan pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9. Tali Plat
Universitas Sumatera Utara
2.10.3. Uraian Proses Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sihingga