54 3 Specialty shops, yaitu toko ritel yang menawarkan beberapa barang
secara khusus dengan mengkonsentrasikan diri pada sejumlah barang dagangan tertentu, misalnya toko
toys “R” Us yang hanya menjual mainan anak- anak.Toko ritel specialty shops lebih fokus dan berhati-hati dalam menentukan
segmen pasar dan penyedia barang dagangan dengan target pasar yang sangat khusus.
b General Merchandiser, toko ritel jenis ini terdiri atas 3 kategori, yaitu: 1 General stores, yaitu toko ritel yang menyajikan lini produk yang
lebih luas dan bila dibandingkan dengan single-line stores, jenis ini mempunyai pilihan yang lebih sedikit.
2 Variety stores, yaitu toko ritel yang menyajikan barang dagangan dengan banyak macam produk, tapi pilihan terbatas.
3 Department stores, yaitu toko besar yang terbagi ke dalam beberapa
bagian departemen dan menjual beragam produk. Contoh barang yang umumnya dijual pada department stores antara lain seperti peralatan rumah
tangga, pakaian, dan lain-lain. Contoh dari ritel jenis ini antara lain matahari dan Ramayana department stores.
cMass Merchandiser, toko ritel jenis ini terdiri dari supermarket, superstores, combination stores, hypermarket, discount stores, warehouse
showroom dan warehouse clubs.
55 2
Non-Store Retailing. Ritel non-toko adalah penawaran barang atau jasa kepada konsumen lewat media selain toko, seperti telepon, surat, internet
atau pedagang keliling yang menjajakan barang dagangannya ke rumah-rumah. Ada beberapa cara atau media dalam melakukan non-store retailing, antara lain
Direct Selling, Vending Machine, Telephone and Media Retailers, Mail Order dan Electronic Shopping.
Berdasarkan penjelasan klasifikasi jenis ritel di atas maka objek penelitian yaitu Venus Bakery termasuk ke dalam jenis usaha ritel skala kecil
dengan usaha ritel kecil berpangkal, dalam tipe ritel in-store retailing dengan specialty merchandisers, karena sesuai dengan ciri-ciri jenis ritel tersebut.
3. Keuntungan dan Kelemahan Bisnis Ritel
Menurut Sopiah dan Syihabudhin 2008:17 beberapa keuntungan dari bisnis atau usaha ritel adalah:
a. Modal yang diperlukan cukup kecil dengan rehabilitas besar b. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya
dari usaha tersebut merupakan pendapatan tambahan atau kadang-kadang hanya iseng atau mengisi waktu luang
c. Tempat pedagang-pedagang eceran kecil biasanya paling strategis. Mereka biasanya mendekatkan tempat usahanya dengan tempat berkumpul
konsumen the center of consumers
56 d. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen cukup kuat,
misalnya para pembeli di warung kopi yang melakukan suatu perbincangan dengan pemiliknya
Selain berbagai keuntungan sebagaimana disebutkan di atas, bisnis ritel memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
a. Kurangnya keahlian b. Administrasi dalam arti pembukuan kurang bahkan tidak diperhatikan
sehingga terkadang uangnya habis tak terlacak c. Pedagang kecil tidak mampu mengadakan promosi dengan baik
sehingga adakalanya keberadaannya tidak diketahui oleh konsumen Untuk menyikapi kelemahan yang terjadi pada bisnis ritel, perusahaan
dapat mendorong toko-toko eceran ke arah kemajuan dengan tiga faktor berikutyaitu:
a. Lokasi. Lokasi toko yang strategis merupakan faktor pendorong yang menjanjikan. Jika manajemen toko mampu memanfaatkan hal itu dengan baik,
usaha toko akan mengalami kemajuan yang berarti. Menurut Finell 2007:49 lokasi ritel adalah sebuah mantra yang sangat penting dalam sebuah bidang
ritel. Selain itu penentuan lokasi ritel yang baik bukan hanya berdasarkan sewa
57 yang baik dan memuaskan tetapi juga memperhatikan tempat parkir yang baik
pula. b. Harga yang tepat. Bisnis ritel biasanya menjual produk-produk yang
standar untuk kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat bisa mengontrol harga dengan baik. Jika toko menetapkan harga tinggi, konsumen
akan berpindah ke toko yang lainnya. c. Suasana toko atmosfer toko. Toko bisa menstimuli panca indera
pengunjungnya dengan baik sehingga konsumen bersedia melakukan transaksi. Atmosfer toko yang tepat bisa mendorong konsumen untuk datang dan
berlama-lama di dalam toko.
H. Proses Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong 2003:227, keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembelian dimana konsumen
benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu
yang secara
langsung terlibat
dalam mendapatkan
dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Sedangkan menurut Morrisan 2010:111 keputusan pembelian adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan membeli, namun