IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Pada tahun 1963, Haji Tatang Sujani dan Hj. St. E. Rochaety alm membuka warung nasi AMPERA pertama kali di Bandung. Awalnya hanya
sebuah warung makan khas sunda yang tergolong kecil di bilangan terminal Kebon Kelapa Bandung yang kini sudah menjadi Jl. By Pass Soekarno Hatta
Bandung. Pada mulanya pelanggan warung nasi AMPERA mayoritas adalah para
supir angkot dan supir bis yang singgah untuk makan siang. Dengan semakin
ramainya terminal Kebon Kelapa dari waktu ke waktu maka tak heran semakin banyak pengunjung kami dari berbagai kalangan baik yang sekedar singgah
maupun dari masyarakat Bandung sendiri untuk mengisi perut. Warung Nasi AMPERA
ini terkenal bersih dan murah. Kata “murah” ini mungkin bisa dihubungkan dengan
“Amanat Penderitaan Rakyat” di tengah harga-harga yang terus naik. Akibat ketidakstabilan politik saat itu melambungkan tingkat inflasi
yang akhirnya membuat banyak bahan pokok tak mampu dibeli oleh rakyat, yang kemudian menggerakkan para mahasiswa eksponen 66 untuk menyuarakan
Amanat Penderitaan Rakyat menuntut perubahan kepada pemerintahan waktu itu yang terkenal dengan TRITURA dan salah satu isinya adalah tuntutan penurunan
harga. Tahun 1984 dibuka cabang pertama di jalan Astana Anyar Bandung,
kurang lebih 1 km dari Kebon Kelapa karena banyaknya pelanggan yang datang. Pada awal tahun 1994, usaha warung nasi AMPERA mulai menunjukkan
perkembangan yang sangat menakjubkan dan lebih cenderung menjanjikan. Ciri khas Warung nasi AMPERA ini terletak pada bentuk fisik bangunan
yang memadukan gaya modern dan tradisional seperti penambahan unsur bambu atau disebut juga dengan gaya
„kukuringan‟, itu berlaku di hampir semua cabangnya. Hanya bedanya, lauk pauk tidak disediakan langsung di dekat meja,
melainkan dicounter tersendiri, dan kita tinggal bawa nampan untuk memilih lauknya. Di ujung counter sudah menunggu kasir untuk menghitung total dari
makanan yang anda pilih “Pay first, eat later”. Dan satu hal yang cukup menarik
dari restoran ini mungkin dipertahankanya sebutan “Warung Nasi” di depan Nama AMPERA hingga sekarang padahal kalau dilihat dari fisik bangunan dan parkir
kendaraan pengunjung yang selalu meluber hingga areal jalan. Warung nasi AMPERA sudah bisa digolongkan sebagai restoran bukan sekedar warung nasi.
Mungkin sang pemilik sengaja terus mempertahankan image “murah” di balik
sebutan ”warung nasi”itu. Warung nasi AMPERA merupakan sebuah bisnis keluarga. Kurang lebih
50 cabang warung nasi AMPERA telah tersebar di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan baru-baru ini telah dibuka cabang Yogyakarta, Palembang serta Bali,
dan rencananya warung nasi AMPERA akan membuka cabang di Malaysia. Salah satu cabangnya yang berada di Bogor, berada di lokasi Jl. Kedung
Halang Raya Warung Jambu Ruko 2 D-E dan Jl. Raya Tajur No.216 Ruko B-C, Bogor. Warung Nasi AMPERA Warung Jambu ini didirikan sejak Juni 2006,
dengan pemiliknya yaitu pasangan suami istri H. Hermana dan Hj. Euis yang merupakan putra dari Pak Haji Tatang dan saat ini tinggal di Kota Bandung.
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan