Menurut Tjahyadi dalam Indriasari 2000, makanan tradisional sunda diartikan sebagai makanan yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat sunda, diolah
dengan menggunakan bahan yang ada dan diproduksi dari usaha pertanian sekitar serta memiliki rasa khas untuk selera masyarakat sunda. Klasifikasi makanan
tradisional sunda dapat dilihat berdasarkan bahan baku yang digunakan dan berdasarkan proses pengolahannya pada Tabel 4.
Tabel 4. Klasifikasi Makanan Tradisional Sunda Berdasarkan Proses Pengolahannya.
Proses Pengolahan Jenis Makanan
Digoreng Ayam goreng, ikan goreng, tempe, tahu, empal, paru,
ati-ampela, udang, belut, kerupuk. Dikukus
Kue mangkok, kelepon, lupis, apem, bugis, talam Dipepes
Pepes ayamikanpedatahu Direbus
Sayur asem, sayur lodeh, urap, laksa, kotek Ditumisoseng
Sambel goreng, tumis kangkung, ulukutek leunca Dibakarpanggang
Ayamikan bakar, carabikang, serabi, opak, ulen
Sumber : Tjahjadi dalam Indriasari, 2000
2.3 Pemasaran
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada pelanggan dan
perusahaan lain. Menurut Kotler 2005, pemasaran adalah proses sosial dengan individu dan kelompok yang mendapatkan apa saja yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan barang dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Konsep pemasaran dimulai
dengan pasar yang didefinisikan dengan baik, fokus pada kebutuhan pelanggan dan menghasilkan laba karena berhasil memuaskan pelanggan. Aspek pemasaran
meliputi program pemasaran, perkiraan penjualan yang dapat dicapai perusahaan, pengetahuan, kebutuhan, dan keinginan terhadap produk, serta sikap, perilaku dan
kepuasan terhadap produk.
2.4 Jasa
Menurut Kotler 2002, jasa adalah tindakan atau perbuatan yang dapat di tawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Tawaran perusahaan ke pasar biasanya mencakup beberapa jasa. Komponen jasa dapat merupakan bagian kecil atau bagian utama dari penawaran.
Kotler 2002, membedakan penawaran menjadi lima katagori. 1. Barang berwujud murni. Penawaran hanya terdiri dari barang berwujud seperti
sabun, pasta gigi atau garam. 2. Barang berwujud yang disertai jasa. Penawaran terdiri dari barang berwujud
yang disertai dengan satu atau beberapa jasa. Contohnya, produsen mobil tidak hanya menjual sebuah mobil, tetapi juga biasanya disertai jasa yang
menyertainya seperti ruang pamer, pengiriman, pemeliharaan dan perbaikan, pemenuhan garansi dan lainnya.
3. Campuran. Penawaran terdiri dari barang dan jasa dengan proporsi yang sama, misalnya orang mengunjungi restoran untuk makanannya dan pelayanannya.
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa tambahan. Penawaran terdiri dari satu jasa utama disertai jasa tambahana dan atau bahan pendukung. Contohnya
penumpang pesawat membeli jasa transportasi, dimana dalam perjalanannya meliputi beberapa barang yang berwujud yaitu makanan dan minuman
ataupun majalah penerbangan. 5. Jasa murni. Penawaran hanya terdiri dari jasa. Contohnya jasa menjaga bayi,
psikoterapi, dan jasa memijat. Menurut Berry dalam Nasution 2005, jasa memiliki empat karakteristik
utama, yaitu : 1. Tidak berwujud Intangibility
Artinya jasa tidak dapat dilihat, diraba, dirasakan, dicium atau didengar sebelum dibeli.
2. Tidak terpisah Inseparibility Artinya jasa tidak dapat dipisahkan dari penyediaannnya, entah penyediaannya
itu dari manusia atau mesin. 3. Bervariasi Variability
Jasa bersifat sangat beraneka ragam karena merupakan monstandardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada
siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut dihasilkan.
4. Tidak tahan lama Perishability Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Permintaan pelanggan akan jasa umumnya sangat bervariasi dan dipengaruhi faktor musiman.
2.5. Atribut dan Dimensi Kualitas