2. Indeks tiap elemen
Brand Equity Ten dapat diperoleh dengan rumus Indeks = Bobot x Nilai aset yang diperoleh dari penelitian
Selanjutnya Brand Equity Ten Index diperoleh dengan menjumlahkan
indeks tiap elemen.
2.9. Pengambilan Sampel
Dalam Sumarwan 2011, pengambilan sampel terdapat beberapa metode yaitu :
1. Pengambilan sampel acak
probability atau random sampling adalah suatu metode atau teknik untuk memilih suatu sampling unit yang memiliki
peluang bukan nol yang diketahui yang masuk dalam contoh. Pengambilan contoh acak terdiri dari 4 macam:
a. Pengambilan sampel acak sederhana simple random sampling. Setiap
anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel.
b. Pengambilan sampel acak kelompok cluster random sampling.
Populasi dibagi kedalam beberapa kelompok berdasarkan karakteristik tertentu.
c. Pengambilan sampel acak berstrata stratified random sampling.
Populasi dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan karakteristik yang memiliki nilai terendah sampai nilai tertinggi.
d. Pengambilan sampel acak sistematik systematic sampling. Seluruh
anggota populasi diurutkan berdasarkan kriteria tertentu misalnya berdasarkan urutan alphabet kemudian diberi nomor urut.
2. Pengambilan sampel bukan acak
nonprobability sampling technique, yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian dari peneliti. Ada empat macam
pengambilan sampel bukan acak. a. Pengambilan sampel kemudahan
convenience sampling, adalah suatu metode yang memilih responden berdasarkan kemudahan atau
kenyamanan peneliti dalam mendapatkan dan menemukan contoh untuk dipilih.
b. Pengambilan contoh penilaian judgemental sampling, adalah salah satu
bentuk convenience sampling tetapi sampel dipilih berdasarkan
penilaian peneliti yang mengharuskan contoh memenuhi kriteria-kriteria tertentu.
c. Pengambilan sampel quota quota sampling, adalah judgemental
sampling terbatas dua tahap yaitu menentukan kuota dari anggota populasi lalu sampel pada setiap karakteristik pengendalian dapat dipilih
berdasarkan metode convenience atau judgement.
d. Pengambilan sampel bola salju snowball sampling, adalah memilih
sampel yang pertama dengan acak kemudian sampel pertama diwawancarai untuk menunjukkan sampel lainnya yang akan dijadikan
responden.
2.10. Penelitian Terdahulu
Ma’ruf 2006 menganalisis brand equity kartu selurel Indosat matrix,
mentari, IM3 dengan menggunakan metode Brand Equity Ten. Hasil pengukuran
menunjukkan bahwa brand equity tertinggi dari kartu selurel Indosat adalah kartu
Mentari, kemudian IM3 dan terakhir Matrix. Hasil pengukuran diketahui pula kartu Mentari memberi sumbangan sebesar 63 dari total revenue kartu selural
Indosat, disusul IM3 sebesar 20 dan terakhir Matrix sebesar 17, yang berarti ada keterkaitan antara besarnya ekuitas merk dengan besarnya output yang
dihasilkan baik secara penjualan maupun keuangan. Untuk bersaingan dengan kompetitornya, khususnya Telkomsel dan XL, maka semua elemen dalam
Brand Equity Ten perlu segera ditingkatkan mengingat brand equity atau brand value
semua kartu selurel Indosat saat ini masih berada satu tingkat dibawah kartu selurel Telkomsel.
Pertiwi 2010 menganalisis brand equity dan faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian serta peta persaingan merek Pertamax. Hasil penelitian menunjukkan, elemen
brand recall untuk Pertamax plus sebesar 41,4, Super shell sebesar 19,3 dan sebesar 39,3 untuk merek-merek lain. Elemen dalam
perceived value yang perlu ditingkatkan oleh Pertamax adalah dimensi kualitas pelayanan. Hasil pengukuran juga menunjukkan bahwa tidak ada asosiasi yang
membentuk brand image Pertamax. Hasil analisis perceived quality menunjukkan
bahwa secara umum atribut kecepatan pelayan di SPBU merupakan prioritas utama yang harus diperbaiki. Dalam meningkatkan kepuasan dan loyalitas
konsumen terhadap merek Pertamax adalah melakukan berbagai inovasi produk,
membuat persepsi positif, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan serta kegiatan kepedulian terhadap masyarakat.
Munandar dan Pratama 2010 menganalisis brand equity Pocari Sweat
dalam persaingan industri minuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pocari Sweat merupakan merk yang paling di ingat dalam benak konsumen. Asosiasi
citra merek dalam elemen asosiasi merek menunjukkan bahwa Pocari Sweat memiliki dua citra yaitu aman bagi kesehatan dan rasa segar untuk menghilangkan
dahaga haus. Analisa tentang persepsi kualitas dengan menggunakan metode biplot menunjukkan bahwa Pocari Sweat memiliki karakteristik atribut beberapa
manfaat yaitu aman bagi kesehatan, menghilangkan dehidrasi dan mengembalikan stamina. Sementara itu, analisis dalam loyalitas merek menunjukkan bahwa
Pocari Sweat tidak memiliki loyalitas merek yang kuat. Arbianto 2009 menganalisis
brand equity nasabah micro business bank Mandiri dalam rangka menentukan strategi promosi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang selama ini dilakukan dalam memperkenalkan nama Mandiri Mikro kepada para nasabahnya masih belum
berhasil dengan baik, namun setelah dilakukan brand recognition dengan
menanyakan secara langsung kepada responden, 91 menjawab bahwa mereka mengenali nama Mandiri Mikro. Hasil analisis terhadap
perceived quality menunjukan bahwa menurut responden kinerjakualitas layanan yang diberikan
sudah melebihi ekspektasi mereka dan hal tersebut harus dipertahankan dimasa yang akan datang. Pengujian terhadap variabel lokasi dan atribut menyatakan
bahwa responden tidak menemui kesulitan dalam mengenali atribut dan mereka juga dapat mencapai lokasi tanpa menemui kesulitan yang berarti. Pengukuran
terhadap brand loyalty nasabah menunjukan bahwa jumlah responden dengan
kategori switcher sebesar 56, habitual buyer sebesar 90, satisfied buyer
sebesar 75, liking the brand sebesar 81, dan committed buyer sebesar 71
Hasil di atas menunjukan bahwa saat ini tingkat loyalitas nasabah mikro Bank Mandiri berada pada tingkat yang loyal, namun mengingat jumlah responden yang
termasuk kategori habitual buyer masih tinggi, yaitu 90 maka perlu dilakukan
pendekatan terhadap debitur-debitur yang ada agar mereka menjadi lebih loyal.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen utama ekuitas merek pada UT, yaitu
brand awareness atau pengenalan merek, brand association atau kesan merek akan membentuk persepsi kualitas,
perceived quality atau kualitas merek dalam pengukuranya,
brand loyalty atau kesetiaan merek dan terakhir elemen
market behavior untuk mengetahui market share UT di kawasan Perguruan Tinggi khususnya di kota Bogor. Ekuitas merek yang kuat
memungkinkan preferensi dan loyalitas dari konsumen terhadap perusahaan akan semakin kuat. Suatu produkjasa yang memiliki ekuitas merek yang kuat dapat
membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek.
Dengan mengetahui kekuatan merek, UT akan memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai dasar memonitor manajemen pemasaran UT. Dari kelima
elemen tersebut akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi UT dan dapat dilihat bagaimana ekuitas
merek UT mampu bersaing di dunia pendidikan Gambar 13.
Sumber : Aaker 1997 di analisa peneliti
Gambar 13 Kerangka pemikiran penelitian