populasi digunakan sebagai sampel.
4
Peneliti menggunakan teknik sampling ini karena jumlah populasi sasaran sebanyak 64 siswa. Lebih lanjut Arikunto
mengemukakan bahwa, “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.”
5
Dalam penelitian ini jumlah populasi sasaran adalah 64 siswa, oleh karena itu semua anggota
populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Dari seluruh sampel yang ada terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas VIII A dan kelas VIII B, kemudian peneliti
memilih dua kelas tersebut secara random untuk menentukan mana yang menjadi kelas eksperimen dan kontrol, maka terpilihlah kelas VIII A sebagai kelas kontrol
dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen. Namun saat pelaksanaan post test berlangsung, sebanyak 7 orang siswa tidak masuk sekolah. Dengan demikian,
jumlah populasi menjadi 57 siswa, karena semua anggota populasi digunakan menjadi sampel maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 57
siswa, yaitu kelas VIII A sebagai kelas kontrol terdiri dari 29 siswa dan kelas VIII B sebagai kelas eksperimen terdiri dari 28 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tes. Sedangkan, jenis alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes kemampuan
pemecahan masalah matematik. Tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana 5 butir soal bentuk uraian dikerjakan para siswa setelah pokok
bahasan materi teorema phytagoras berakhir.
E. Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal-soal berbentuk uraian yang diberikan dalam bentuk posttest yang bertujuan untuk mengukur
4
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan RD, Bandung: Alfabet, 2011, Cet. ke-14, h. 85.
5
Karina Arinda Reswariaji, dkk., Dampak Layanan Bimbinga Konseling Menggunakan Lembar Kerja Siswa Terhadap Proses Dan Hasil, Semarang: UNS, 2013, h. 24.
http:journal.unnes.ac.idsjuindex.phpijgs diakses pada 13 Februari 2016 pukul 06:00.
kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Soal yang diberikan terdiri dari 5 butur soal dengan pokok bahasan teorema phytagoras.
Soal yang diberikan tersebut mengacu kepada indikator kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen
dengan indikator kemampuan pemecahan masalah matematik siswa, yaitu meliputi:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematik Siswa
Indikator Pemecahan Masalah Matematik
Indikator Kompetensi Nomor Soal
1. Mengidentifikasi unsur-
unsur yang diketahui dan ditanyakan
2. Membuat model
matematika 3.
Memilih dan menerapkan strategi
4. Menjelaskan hasil dan
memeriksa kebenaran hasil 1.
Menghitung panjang sisi segitiga siku-siku jika dua
sisi lain diketahui 1, 5
2. Memecahkan masalah pada
bangun datar yang berkaitan dengan teorema phytagoras
4 3.
Menggunakan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku
dengan sudut khusus untuk menentukan sisi yang belum
diketahui 2
4. Memecahkan masalah yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menggunakan
teorema phytagoras 3
JUMLAH SOAL 5
Data kemampuan pemecahan masalah matematik siswa diperoleh dari hasil penskoran terhadap jawaban siswa pada tiap butirnya ketika posttest. Pedoman
penskoran kemampuan pemecahan masalah yang digunakan adalah adaptasi dari pemberian skor pemecahan masalah model studi Schoen dan Oehmke seperti pada
tabel berikut ini
6
:
6
Selvia Ermy Wijayanti, Pengaruh Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa, Jakarta: Skripsi UIN Jakarta, 2014, h. 176.