Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan menggunakan Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil yang diperoleh dari hasil observasi diketahui pula bahwa kemampuan afektif siswa cukup tinggi dan
psikomotorik dengan kategori sangat aktif.
56
C. Kerangka Berpikir
Kemampuan pemecahan masalah merupakan kesanggupan seseorang dalam menerima pertanyaan yang menantang dengan cara menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dan dibantu oleh beberapa kegiatan yang mencakup: penyelidikan informasi, penggunaan kombinasi aturan-aturan
dalam penyelesaian masalah, dan meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya sehingga dapat tercapainya tujuan yang dikehendaki. Dalam penelitian ini,
kemampuan pemecahan masalah yang akan diukur adalah: 1 mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan, 2 membuat model matematik, 3
memilih dan menerapkan strategi, 4 menjelaskan hasil dan memeriksa hasil.
Untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang dapat memberikan akses kepada siswa untuk
mengembangkan pemikirannya ketika dihadapkan dengan permasalahan- permasalahan
matematika yang
harus dipecahkan.
Untuk memecahkan
permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibantu dengan menggunakan Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL. Terdapat tiga komponen pokok dari
Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL diantaranya adalah pembelajaran kolaboratif dalam konteks pembelajaran kooperatif, inkuiri
terbimbing guided inquiry, dan metakognisi metacognition.
56
Ningsih,dkk, Implementasi Model Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Semarang: Unnes, 2012, h.52.
Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL merupakan aktivitas inkuiri terbimbing yang melibatkan para siswa dalam mengembangkan informasi
dan pengetahuan, dan membantu siswa mengembangkan pemahaman dengan menerapkan siklus belajar learning cycle. Siklus belajar learning cycle ini terdiri
dari tiga tahap fase, yaitu eksplorasi exploration, penemuan konsep atau pembentukan konsep concept invention or concept formation, dan aplikasi
application. Dimana tahapan atau fase siklus belajar ini terletak dijantung atau tertanam ditengah dari tahap-tahap pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry
Learning POGIL. Sehingga tahapan atau fase pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL adalah orientasi orientation, ekspolorasi
exploration, penemuan konsep atau pembentukan konsep concept invention or concept formation, aplikasi application, dan penutup closure. Tahap-tahap
kegiatan pembelajaran tersebut saling mendukung satu dengan yang lainnya. Orientasi orientation yaitu mempersiapkan para siswa untuk belajar, dengan
cara memberikan motivasi saat kegiatan dan menciptakan minat, rasa ingin tahu dan membuat koneksi untuk pengetahuan sebelumnya. Eksplorasi exploration yaitu
pengembangkan pemahamannya tentang konsep dengan cara menanggapi serangkaian pertanyaan yang akan memandunya pada suatu proses untuk
mengeksplorasi model atau suatu tugas yang harus diselesaikannya. Penemuan konsep concept invention yaitu tahap dimana siswa menjawab serangkaian
pertanyaan yang mengarah pada penemuan konsep yang sedang dibahas dengan berdiskusi bersama kelompoknya. Pada tahap ini informasi tambahan dan nama
konsepnya dapat diperkenalkan. Instruktur boleh saja mengemukakan nama konsepnya tetapi harus siswa sendiri yang menemukan pola-pola konsep tersebut.
Aplikasi Application yaitu penggunaan pengetahuan baru dalam latihan dan pemecahan masalah. Penutup Closure dimana setiap kegiatan berakhir dengan
siswa memvalidasi hasil mereka, merenungkan apa yang telah mereka pelajari, dan menilai kinerja mereka.
Berdasarkan uraian diatas dan didukung oleh penelitian sebelumnya maka dapat diasumsikan bahwa dengan menerapkan model Process oriented guided inquiry
learning POGIL memberikan pengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi teoritik yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa yang diajarkan dengan menggunakan Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa dengan model pembelajaran langsung Direct Instruction.
Model Process
Oriented Guided
Inquiry Learning
POGIL
Orientation Exploration
Concept Invention
Application Closure
Kemampuan pemecahan masalah
matematik:
1. Mengidentifikasi
unsur diketahui dan ditanyakan
2. Membuat model
matematik 3.
Memilih dan menerapkan strategi
4. Menjelaskan hasil
dan memeriksa hasil
Mempengaruhi