Indikator 3: Memilih Dan Menerapkan Strategi
a Kelas Eksperimen
b Kelas Kontrol
Gambar 4.14 Perbandingan Jawaban Siswa a Kelas Eksperimen dan
b Kelas Kontrol Pada Indikator Keempat
Kedua gambar yang disajikan pada Gambar 4.14 merupakan contoh jawaban salah satu siswa kelas eksperiemen dan kelas kontrol dengan hasil jawaban benar.
Terlihat pada Gambar 4.14 a merupakan jawaban salah satu siswa kelas eksperimen yang dapat menjelaskan hasil yang diperolehnya dan memeriksa
kembali hasil yang telah diperoleh sebelumnya menggunakan perbandingan teorema khusus. Sedangkan pada Gambar 4.14 b merupakan jawaban salah satu
siswa kelas kontrol, dimana siswa tersebut hanya mencantukan hasil yang diperolehnya dengan membuat kesimpulan tanpa melakukan pemeriksaan
kembali. Berdasarkan
beberapa temuan
dari indikator-indikator
kemampuan pemecahan masalah matematik terlihat bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa kelas eksperimen lebih unggul daripada siswa pada kelas kontrol. David M Hanson menyatakan bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL selain siswa lebih terbantu dalam menguasai konten pembelajaran, siswa juga terlatih dalam
mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematik. Hal tersebut sejalan dengan tujuan utama dari implementasi Process Oriented Guided Inquiry
Learning POGIL yaitu membantu para siswa menguasai konten yang berkaitan
dengan pengetahuan sekaligus mengembangkan keterampilan belajar yang esensial. Dalam hal ini keterampilan tersebut diklasifikasikan menjadi tujuh
kategori diantaranya adalah: belajar learning, berpikir thinking, pemecahan masalah problem solving, kerja sama tim teamwork, berkomunikasi
communicating, manajemen management, dan penilaian assessment. Dengan begitu terlihat bahwa model Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL
memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik para siswa. Temuan ini serupa dengan Ningsih, dkk 2012 yang
menemukan bahwa siswa yang diajarkan menggunakan model Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis siswa dan hasil yang diperoleh dari observasi diketahui pula bahwa kemampuan afektif siswa cukup tinggi dan psikomotorik dengan kategori sangat
aktif. Begitupun hasil temuan dari Nur Rahmawati Trisna Putri dan Bambang Sugiarto 2014 yang menemukan bahwa dengan diterapkannya model Process
Oriented Guided Inquiry Learning POGIL dapat melatih keterampilan metakognitif siswa, dimana secara keseluruhan keterampilan metakognitif siswa
yang paling baik adalah planning skill sebesar 11,86 dibandingkan aspek monitoring skill 8,53 dan evaluation skill 7,1. Temuan tersebut cukup
menggambarkan bahwa model Process Oriented Guided Inquiry Learning POGIL yang diterapkan di dalam kelas mampu mengembangkan dan melatih
potensi perpikir para siswa dan salah satunya adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematik.