peliputnya. Peliputan-peliputan tersebut memberikan angin segar bagi KWC untuk memperkenalkan agrowisata melalui konsep kampong wisata kepada
konsumen di kota. Program wisata yang ditawarkan oleh KWC banyak diminati oleh
wisatawan baik wisatawan domestik maupun mancanegara, khususnya program yang mengetengahkan konsep agrowisata dan wisata budaya. Dari tahun ke tahun
jumlah pengunjung KWC yang datang terus meningkat, data peningkatan jumlah pengunjung dapat dilihat di Tabel 5. Adapun pengunjung kebanyakan adalah
masyarakat perkotaan yang menginginkan suasana alam pedesaan yang sangat jarang ditemukan di perkotaan.
Memasuki tahun 2000 kegiatan bertani yang ditawarkan semakin beragam yang dikemas dalam paket “Poelang Kampoeng”. Paket wisata ini banyak
diminati oleh wisatawan domestik. KWC kemudian melakukan penambahan lahan menjadi 7000 m2. Saat ini total keseluruhan kamar adalah 8 kamar. Keberadaan
KWC mulai dikenal luas semenjak Hester Basoeki selaku pemilik sekaligus pengelola KWC sering diminta menjadi pembicara pada acara-acara seminar dan
diskusi oleh instansi pemerintah maupun sekolah-sekolah kepariwisataan.
5.2 Visi dan Misi Perusahaan
Kampoeng Wisata Cinangneng sebagai tempat wisata yang menawarkan konsep wisata budaya dan wisata agro sudah memiliki visi dan misi akan tetapi
visi dan misi tersebut belum tertulis, baik pada brosur-brosur maupun di dalam kawasan kampoeng wisata, sehingga sulit untuk memahami secara baik apa yang
menjadi visi, misi dan tujuan dari KWC. Tujuan didirikannya KWC yaitu memperkenalkan keindahan alam dan kehidupan daerah pedesaan di Indonesia,
Jawa Barat pada khususnya serta memperluas kesempatan kerja, usaha agrowisata, seni dan budaya.
Kampoeng Wisata Cinangneng yang didirikan oleh Hester Basuki memiliki visi yaitu
“Menjadikan KWC sebagai pusat kebudayaan Jawa Barat baik dari segi kegiatan atau peran serta masyarakat itu sendiri dalam pengembangan
KWC. Visi tersebut KWC memiliki beberapa misi yang dilakukan untuk tetap menjaga keberlangsungan bisnis wisata. Adapun misi KWC antara lain :
1 Memperkenalkan kondisi pedesaan dalam kegiatan bertani sampai pada
proses pengolahan dan jenis tanaman yang ada. 2
Mendukung pelestarian kebudayaan daerah. 3
Menjalin hubungan kemitraan dengan masyarakat sebagi upaya dari pengembangan Kampoeng Wisata.
4 Bagaimana membuat setiap tamu yang datang merasakan kepuasan dengan
kunjungannya ke KWC. 5
Penduduk dan wisatawan yang datang mendapatkan keuntungan baik dari segi pengetahuan educative, pengalaman daerah, khususnya Jawa Barat.
5.3 Jumlah Pengunjung
Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak KWC, jumlah pengunjung peserta “Program Poelang Kampoeng” yang terendah terjadi pada tahun 2002
yaitu sebanyak 1.958 orang dan jumlah pengunjung terbanyak terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 19.021 orang.
Peningkatan jumlah pengunjung yang terjadi di KWC dikarenakan keberadaannya sudah mulai dikenal oleh masyarakat luas setelah adanya liputan-
liputan yang dilakukan oleh media massa maupun stasiun TV yang dengan sukarela meliputi objek-objek wisata serta fasilitas-fasilitas yang ada di KWC.
Pada tahun 2004 jumlah pengunjung jauh lebih rendah karena keberadaan KWC belum dikenal masyarakat luas karena pihak KWC belum melakukan promosi
secara efektif. Selama ini pemasaran hanya bersifat dari mulut ke mulut saja. Liputan-liputan yang dilakukan oleh media massa dan stasiun TV sangat
berdampak baik bagi peningkatan jumlah pengunjung.
5.4 Lokasi dan Letak Geografis