UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
NaCl serta ditambahkan 6 tetes indikator phenoftalein sebagai indikator. Campuran tersebut kemudian diaduk dengan cepat untuk memastikan
bahwa semua substansi pektin telah terlarut dan tidak ada gumpalan yang menempel pada sisi erlenmeyer. Titrasi dilakukan perlahan-lahan dengan
titran standar NaOH 0,1027 N sampai warna campuran berubah menjadi merah muda dan tetap bertahan selama setidaknya 30 detik.
Owen, et. al., 1952 dalam Nazaruddin, et. al., 2013
e. Kadar Metoksil
Penentuan kadar metoksil dilakukan dengan menambahkan 25,0 mL NaOH 0,25 N ke dalam larutan netral dari penentuan BE
kemudian dikocok dengan benar dan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar dalam erlenmeyer tertutup. Selanjutnya ditambahkan
25,0 mL HCl 0,25 N dan 6 tetes indikator phenoftalein kemudian dititrasi dengan titran NaOH 0,1027 N hingga larutan berubah menjadi merah
muda.
Keterangan : Nilai 31 didapatkan dari bobot molekul metoksil yang berupa CH
3
O. Owen, et. al., 1952 dalam Nazaruddin, et. al., 2013
f. Kadar Galakturonat
Kadar galakturonat dihitung dari mEk miliekivalen NaOH yang diperoleh dari penentuan BE dan kandungan metoksil.
Keterangan : = Diperoleh dari mEk NaOH untuk asam bebas pada penentuan BE
= Diperoleh dari mEk NaOH pada penentuan metoksil Nilai 176 diperoleh dari berat ekivalen terendah asam pektat.
Owen, et. al., 1952 dalam Nazaruddin, et. al., 2013
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
g. Derajat Esterifikasi
Derajat esterifikasi dihitung dari kadar metoksil dan kadar galakturonat yang telah diperoleh.
Owen, et. al., 1952 dalam Nazaruddin, et. al., 2013
h. Viskositas Larutan Pektin
Pengujian viskositas dilakukan menggunakan viskotester HAAKE 6R terhadap setiap larutan pektin 1 dari masing-masing kondisi
ekstraksi menggunakan spindel R2 dengan kecepatan putar 60 rpm pada suhu ruang. Nilai viskositas dalam satuan centipoises cPs Goycoolea
dan Adriana, 2003.
3.6 Perbandingan Spektrum FTIR
Perbandingan spektrum FTIR pektin hasil ekstraksi dengan pektin standar dilakukan dengan menggunakan Spektroskopi IRPrestige-21
Shimadzu pada daerah 400-4000 cm
-1
dengan resolusi 2 cm
-1
dan 16 scan. Sampel uji dibuat dengan mencampurkan 20 mg serbuk pektin dengan
100 mg KBr untuk membuat pellet. Setelah didapatkan spektrum masing-masing, selanjutnya dibandingkan tiap serapan gugus fungsionalnya
antara pektin hasil ekstraksi dengan pektin komersial yang dibeli dari Cargill
®
dan Danisco
®
yang digunakan sebagai standar Gopi, et. al., 2014 dengan modifikasi.
3.7 Perbandingan Pektin Hasil Penelitian terhadap Pektin Komersial
Karakterstik pektin hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan pektin komersial pektin Cargill
®
dan Danisco
®
yang digunakan sebagai standar. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kualitas pektin hasil penelitian
dengan merujuk pada standar mutu yang telah ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi V 2014, Food Chemical Codex 2004, dan IPPA 2003.