UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dihasilkan guna mengetahui kemampuan pektin tersebut sebagai agen pengental sehingga dapat diaplikasikan secara luas dalam bidang industri.
Gambar 4.9. Viskositas larutan pektin kulit pisang kepok hasil ekstraksi
Larutan pektin yang terbentuk memiliki perbedaan viskositas. Berdasarkan hasil pengukuran pada gambar 4.9 diketahui bahwa
viskositas larutan pektin hasil ekstraksi berkisar antara 15,00-20,00 cPs dengan rata-rata sebesar 17,42 cPs, di mana semakin tinggi konsentrasi
HCl maka semakin menurun viskositasnya, baik pada perlakuan bahan segar maupun kering. Hal ini diduga dengan semakin tinggi konsentrasi
HCl akan memperbesar kemungkinan terjadinya reaksi depolimerisasi yang akan memperkecil nilai viskositas larutan pektin yang dihasilkan.
Nilai viskositas tertinggi diperoleh dari larutan pektin hasil ekstraksi bahan segar pada konsentrasi HCl 0,025 N yaitu sebesar
20,00 cPs, sedangkan nilai viskositas terendah diperoleh dari larutan pektin hasil ekstraksi bahan segar pada konsentrasi HCl 0,075 N.
Constenla dan Lozano 2006 menjelaskan bahwa viskositas pektin juga dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik seperti suhu, konsentrasi larutan, pH,
dan keberadaan garam.
4.7 Perbandingan Spektrum FTIR
Hasil pengukuran spektrum FTIR menunjukkan kelompok gugus fungsi dan memberikan informasi struktural pektin hasil ekstraksi dari
bahan baku limbah kulit pisang kepok kuning Musa balbisiana BBB dan larutan pengekstraksi berupa pelarut HCl dengan variasi perlakuan bahan
baku dan konsentrasi HCl. Penentuan spektrum FTIR dilakukan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menggunakan alat spektroskopi IRPrestige-21 Shimadzu. Spektrum FTIR pektin hasil ekstraksi dibandingkan terhadap spektrum pektin komersial
Cargill
®
dan Danisco
®
yang digunakan sebagai standar. Rentang panjang gelombang yang digunakan adalah 4000-400 cm
-1
. Gugus fungsional utama pada pektin terletak pada area panjang
gelombang 1000-2000 cm
-1
Kalapathy dan Proctor, 2001. Ikatan karboksil berada pada 1630-1650 cm
-1
untuk kelompok karboksil bebas dan 1740- 1760 cm
-1
untuk kelompok karboksil teresterifikasi Gnanasambandam, 1999. Peningkatan derajat esterifikasi juga akan meningkatkan intensitas
dan luas area dari kelompok karboksil teresterifikasi. Kemungkinan dapat digunakan untuk membandingkan jenis pektin dari sumber yang berbeda.
Pada panjang gelombang antara 1100 cm
-1
dan 1200 cm
-1
menunjukkan ikatan eter R-O-R dan ikatan C-C siklik dalam struktur cincin dari molekul
pektin. Spektrum melebar pada 2400-3600 cm
-1
merupakan lembab dalam pektin yang terserap.
Tabel 4.5. Data Spektrum FTIR Pektin Komersial dan Hasil Ekstraksi
Pektin Keterangan
Area bilangan gelombang cm
-1
–
OH Ulur
–CH
3
–
C=O Tekuk
–C
–
H Ulur
–C
–
H
–
O
–
eter
Danisco
®
3366,89 2939,64
1665,60 1441,85
1371,45 1010,74
Cargill
®
3340,85 2936,75
1616,42 1433,17
1365,66 1143,84
Bahan Segar; HCl 0,025 N
3454,66 2942,53
1625,10 1434,14
1331,90 1152,52
Bahan Segar; HCl 0,05 N
3470,09 2894,31
1658,85 1437,03
1369,52 1152,52
Bahan Segar; HCl 0,075 N
3423,80 2936,75
1630,88 1437,99
1369,52 1151,55
Bahan Kering; HCl 0,025 N
3412,22 2936,75
1641,49 1427,39
1338,66 1147,69
Bahan Kering; HCl 0,05 N
3426,69 2935,78
1639,56 1421,60
1351,19 1146,73
Bahan Kering; HCl 0,075 N
3319,63 2904,92
1647,28 1414,85
1340,58 1151,55
Pada tabel 4.5 terlihat adanya perbedaan data spektrum FTIR dari serapan masing-masing gugus fungsional dari pektin komersial dan pektin
hasil ekstraksi. Spektrum menunjukkan puncak serapan lebar yang khas pada panjang gelombang 3366,89 cm
-1
untuk pektin komersial Danisco
®
; 3340,85 cm
-1
untuk pektin komersial Cargill
®
; dan berkisar antara 3319,63 –