Determinasi Tanaman Bahan Baku
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan memperluas kontak partikel dengan pelarutnya. Setelah proses ekstraksi selesai, campuran didinginkan terlebih dahulu yang selanjutnya dilakukan
proses penyaringan untuk memisahkan antara filtrat dengan residunya menggunakan kertas saring dengan bantuan vacuum Buchner sehingga
proses penyaringan dapat berjalan lebih cepat. Setelah disaring, filtrat yang diperoleh dipindahkan ke dalam wadah
kaca lain, lalu dilakukan pengendapan pektin dengan penambahan aseton. Aseton dipilih sebagai agen pengendap dikarenakan aseton lebih disukai
karena kemampuannya membentuk endapan yang tegar sehingga mudah dipisahkan dari asetonnya dibandingkan dengan etanol yang menghasilkan
pektin yang kurang murni karena tidak hanya mengendapkan pektin tetapi juga senyawa lain seperti dekstrin dan hemiselulosa Akhmalludin dan
Kurniawan, 2009. Penambahan aseton ke dalam filtrat hasil ekstraksi dilakukan secara perlahan sambil diaduk sehingga terbentuk endapan, yang
kemudian didiamkan selama satu malam 18 jam agar proses pengendapan berlangsung sempurna. Setelah 18 jam, endapan tersebut disaring untuk
memisahkan endapan dari filtratnya, kemudian endapan dicuci beberapa kali menggunakan etanol 96 hingga bebas dari residu aseton, asam, dan
klorida. Pencucian dengan etanol 96 dipilih karena dapat menghasilkan warna pektin yang jauh lebih bersih dan putih dibandingkan dengan
pencucian tanpa alkohol Susilowati, 2013. Pektin yang telah bebas asam adalah pektin yang berwarna kuning saat ditetesi dengan indikator metil
merah dan memberikan warna netral pada pH indikator universal ketika dicelupkan ke dalam larutan bekas pencucian, adapun pektin yang telah
bebas klorida yaitu apabila tidak terbentuk endapan putih AgCl pada larutan bekas pencucian pektin yang ditambahkan dengan beberapa tetes
larutan perak nitrat AgNO
3
Hariyati, 2006; Fitria, 2013 Setelah pencucian pektin, selanjutnya dilakukan penekanan terhadap
endapan pektin dalam kertas saring sehingga endapan tidak terlalu basah dengan etanol 96, lalu pektin dikeringkan dalam oven selama kurang lebih
8 jam dengan suhu pengeringan rendah, yaitu 40 C untuk memperkecil
kemungkinan terjadinya degradasi pektin. Pektin yang telah kering
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dihaluskan menjadi serbuk dengan digerus menggunakan lumpang dan alu, lalu dihitung bobotnya dan dilakukan karakterisasi untuk menentukan
kualitas dari pektin yang dihasilkan, meliputi penentuan kadar air, kadar abu, berat ekivalen, kadar metoksil, kadar galakturonat, dan derajat
esterifikasi. Hasil karakterisasi tersebut dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan dalam literatur seperti Farmakope Indonesia Edisi V
2014, Food Chemicals Codec 2004, dan IPPA 2003.