Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
2
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik. Dalam penerapannya, model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih tergolong konvensional.
Sistem pembelajaran konvensional yang hanya berpusat pada guru dapat membuat pembelajaran menjadi terkesan monoton, peserta didik menjadi kurang aktif, dan
rasa keingintahuan peserta didik dapat berkurang, karena peserta didik hanya menerima ilmu dan materi sesuai dengan yang disampaikan guru.
Sistem pembelajaran yang masih konvensional menyebabkan kualitas pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang optimal. Hal ini tidak dapat terus
dibiarkan, guru harus mampu mengemas proses pembelajaran menjadi variatif dan menarik dimana peserta didik merasa nyaman dan terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai, maka peserta didik akan lebih termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran,
sehingga pembelajaran akan menjadi lebih optimal dan peserta didik dapat memahami betul konsep-konsep yang diberikan. Adanya motivasi yang tinggi
pada peserta didik dalam proses pembelajaran akan meningkatkan prestasi belajar peserta didik, karena kemauan peserta didik untuk belajar juga menjadi tinggi.
Faktor lain yang penting dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu pengetahuan awal peserta didik, dengan pengetahuan awal akan memudahkan
peserta didik dalam mengaitkan antara informasi yang baru dengan informasi yang sudah dimiliki, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan penggunaan
model pembelajaran akan lebih mudah diterapkan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan di kelas adalah
model pembelajaran siklus Learning Cycle. Pembelajaran melalui model siklus
3
belajar mengharuskan peserta didik membangun sendiri pengetahuannya dengan memecahkan permasalahan yang dibimbing langsung oleh guru. Adanya konsep
baru akan berdampak pada konsep yang telah dimiliki peserta didik. Peserta didik harus dapat menghubungkan konsep yang baru dipelajari dengan konsep-konsep
lain dalam suatu hubungan antar konsep. Konsep yang baru harus diorganisasikan dengan konsep-konsep lain yang telah dimiliki. Dalam hal ini peserta didik diberi
kesempatan untuk mengasimilasi informasi dengan cara mengeksplorasi lingkungan, mengakomodasi informasi dengan cara mengembangkan konsep,
mengorganisasi informasi dan menghubungkan konsep-konsep baru dengan menggunakan atau memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu
fenomena yang berbeda Fajaroh dan Dasna, 2008. Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik dan merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan yang diorganisasi sedemikian rupa, sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi
yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif. Siklus belajar yang menggunakan 5 tahap kegiatan 5 fase dikenal dengan Learning Cycle 5E.
Tahapan-tahapan dari Learning Cycle 5E adalah engagement pendahuluan, exploration eksplorasi, explanation penjelasan, elaboration elaborasi, dan
evaluation evaluasi. Pada tahap engagement guru mengeksplorasi pengetahuan awal serta
membangkitkan keingintahuan peserta didik terhadap topik yang akan diajarkan. Pada tahap exploration eksplorasi peserta didik diberi kesempatan untuk
melakukan pengamatan melalui kegiatan-kegiatan, seperti eksperimen dan telaah
4
literatur. Pada tahap explanation guru mendorong peserta didik untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri. Pada tahap elaboration elaborasi peserta
didik menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari serta membuat hubungan antar konsep. Pada tahap evaluation evaluasi guru memberi pertanyaan kepada
peserta didik untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi yang dipelajari. Untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran Learning
Cycle 5E ini, maka digunakan dua kelas. Kelas yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lain
yang menggunakan model pembelajaran selain Learning Cycle 5E sebagai kelas kontrol. Model pembelajaran yang digunakan untuk kelas kontrol adalah model
pembelajaran Children Learning In Science. Model ini digunakan sebagai pembanding, karena pada model ini dilandasi pandangan konstruktivisme dimana
peserta didik menemukan konsepnya sendiri dan juga menggunakan lima tahapan. Kelima tahapan tersebut adalah orientasi, pemunculan gagasan, penyusunan ulang
gagasan, penerapan gagasan, dan pemantapan gagasan. Model pembelajaran Children Learning In Science adalah model yang
memiliki kerangka berpikir untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan tahapan yang dilaksanakan pada model pembelajaran Children Learning In Science, maka dapat diketahui karakteristik
model pembelajaran Children Learning In Science, antara lain dilandasi oleh pandangan konstruktivisme, pembelajaran berpusat pada peserta didik,
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Perbedaan antara model
5
Learning Cycle 5E dengan Children Learning In Science terdapat pada sintaks pembelajarannya. Model Learning Cycle 5E menerapkan pembelajaran siklus,
dimana apabila belum didapatkan hasil yang optimal, maka dapat dilakukan siklus berikutnya yang pelaksanaannya harus lebih baik dibanding siklus sebelumnya
sampai hasilnya optimal. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi yang
ada dalam pelajaran kimia kelas X semester 2, yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pemilihan materi ini dikarenakan materi elektrolit dan nonelektrolit
merupakan materi yang bersifat teoritis yang melibatkan praktikum, sehingga sesuai diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E.
Peneliti melakukan penelitian di SMA N 1 Godean dikarenakan sekolah tersebut sudah menggunakan Kurikulum 2013, walaupun penerapannya belum
sepenuhnya sesuai dengan Kurikulum 2013. Guru masih terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, selain itu, Laboratorium kimia yang tersedia di sekolah
penggunaannya masih terbatas, sehingga belum maksimal untuk proses belajar- mengajar. Dengan adanya penerapan model Learning Cycle 5E diharapkan dapat
memberikan perubahan dalam pembelajaran di kelas, sehingga peserta didik dapat menerima pelajaran dengan mudah dan senang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E di SMA N 1
Godean dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar peserta didik. Dalam hal ini, akan diteliti ada tidaknya perbedaan motivasi dan prestasi belajar antara
peserta didik yang memperoleh pembelajaran dengan model Learning Cycle 5E
6
dengan peserta didik yang memperoleh pembelajaran model Children Learning In Science.