49
sebanyak 22 soal yang dinyatakan valid dengan reliabilitas yang sangat tinggi dan tingkat kesukaran yang sedang.
G. Teknik Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan melakukan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji persyaratan analisis terdiri dari uji normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan tes
Liliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut:
12
1 Pengamatan X
1
, X
2
,….X
n
dijadikan bilangan baku Z
1
, Z
2
,…..Z
n
dengan menggunakan rumus Z
1
= X adalah rata-rata sampel dan s
adalah simpangan baku sampel. 2
Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Z
i
= P Z≤Z
i
. 3
Kemudian dihitung proporsi Z
1
, Z
2
,….,Z
n
yang lebih kecil atau sama dengan Z
1
dengan SZ
i
= 4
Hitung selisih F Zi – S Zi kemudian tentukan harga mutlakny. L
= |FZi – SZi|
5 Ambil harga terbesar diantara harga-harga mutlak tersebut. Kemudian
bandingkan dengan nilai L
tabel
-nya, jika L
hitung
≤ L
tabel
, maka data berdistribusi normal
2. Uji homogenitas
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu diuji terlebih dahulu varians sampelnya homogen atau tidak. Pengujian homogenitas varians
dilakukan dengan menghitung nilai F:
13
12
Sudjana,Metoda Statistik, Bandung, Tarsito, 2005, h.466-467
13
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung:Alfabeta, 2007, h. 140-141
50
F =
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut: 1
Jika F
hitung
≤ F
tabel
, maka H diterima dan H
a
ditolak data memiliki varians homogen.
2 Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
a
diterima dan H ditolak data tidak
memiliki varians homogen
3. Uji Normalitas N-gain
Gain merupakan selisih antara nilai pretes dan nilai postes yang digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa
setelah pembelajaran yang dilakukan. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
14
Dengan kriteria nilai N-gain sebagai berikut:
15
N-gain tinggi : nilai g 0,7 N-gain sedang : 0,7 nilai g 0,3
n-gain rendah : nilai g 0,3
4. Uji hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan homogenitas, kemudian dilakukan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji t sebagai berikut:
√
14
David E. Meltzer, The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible “hidden variable” in diagnostic pretes score,
Lowa : Departement of physics and astronomy, lowa state university, Ames, h 3
15
Richard r. hake, analyzing changegain score, America: depatement of physics, Indiana university, h. 1
51
Dengan
Statistik t di atas berdistribusi student dengan dk = n1 + n2 - 2 Keterangan :
X1 = rata-rata data hitung kelompok eksperimen X2 = rata-rata data hitung kelompok kontrol
S = nilai simpangan baku kedua kelompok = varians data kelompok eksperimen
= varians data kelompok kontrol
1
=jumlah siswa kelompok eksperimen
2
=jumlah siswa kelompok kontrol Nilai t pada uji hipotesis kemudian dibandingkan dengan nilai t
tabel
pada taraf signifikan a = 5 nilai t
tabel
diperoleh dari daftar distribusi t dengan dk = n
1
+ n
2
– 2 dan peluang 1-12a. adapun kriteria pengujian hipotesis yang digunakan adalah jika
–t
tabel
t
hitung
t
tabel
maka H diterima
dan H
a
ditolak. Namun jika nilai t
hitung
tidak memenuhi kriteria –
t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima.
16
H. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: H
: µ
1
sama dengan µ
2
H
a
: µ
1
tidak sama dengan µ
2
Keterangan : H
= tidak terdapat pengaruh pada penggunaan model pembelajaran inkuiri terstruktur terhadap berpikir kritis siswa
H
a
= terdapat pengaruh pada penggunaan model pembelajaran inkuiri terstruktur terhadap berpikir kritis siswa
µ
1
= nilai rata-rata berpikir kritis siswa setelah diberi pembelajaran dengan model inkuiri terstruktur postes
µ
2
= nilai rata-rata berpikir kritis siswa sebelum diberi pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terstruktur pretes
16
Sudjana, op.cit, h. 239-240
52
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini digunakan dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 orang siswa di
kelas kontrol dan 30 orang siswa dikelas eksperimen. Untuk kelas eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model inkuiri terstruktur,
sementara itu untuk kelas kontrol digunakan pembelajaran konvensional dan demonstrasi.
Adapun data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dari hasil tes keterampilan berpikir kritis siswa kelas sebelum
pembelajaran pretest dan sesudah pembelajaran postest.
1. Hasil Pretest
Bedasarkan perhitungan skor pretes siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh data pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik Pretest
Kontrol Eksperimen
Nilai tertinggi 37
29 Nilai terrendah
Rata-rata 15,88
12,58 Median
16,8 13,25
Modus 17
13 Simpangan baku
7,26 6,84
Tabel 4.1. tersebut menunjukan perhitungan statistik untuk nilai pretes siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen, perhitungan lengkap dapat
dilihat pada Lampiran 9 dan 10. Dari hitungan rata-rata, median, modus
53
dan simpangan baku nilai pretes siswa kedua kelas tersebut , dapat disimpulkan bahwa nilai pretes siswa kelas kontrol lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai pretes siswa kelas eksperimen. Sementara itu, untuk ketercapaian suatu indikator berpikir kritis siswa
saat pretes pada Tabel 4.2. persentase nilai ketercapaian keterampilan berpikir kritis siswa berikut, sedangkan data selengkapnya terlampir pada
Lampiran 19
Tabel 4.2. Persentase Ketercapaian Indikator Keterampilan Berpikir Kritis pretes
Indikator Berpikir Kritis Persentase
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Mengelompokkan 35
7 Menerapkan
38 27
Sintesis 30
28 Analisis
16 22
Membandingkan 39
31 Memberi alasan
1 Menyimpulkan
1 2
Berpendapat 7
17 Evaluasi
1 Hubungan sebab akibat
3 1
Menciptakan 6
Persentase ketercapaian indikator diperoleh dari skor total yang diperoleh siswa pada indikator tertentu dibagi dengan skor maksimal tiap
indikatornya. Dilihat dari data persentase pada Tabel 4.2. ketercapaian indikator berpikir kritis siswa kelas kontol lebih tinggi dibandingkan kelas
eksperimen.
54
2. Hasil Postes
Bedasarkan perhitungan skor postes siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diperoleh data pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Postest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik Postest
Kontrol Eksperimen
Nilai tertinggi 49
82 Nilai terrendah
10 20
Rata-rata 28.91
41,70 Median
28,5 40
Modus 28,4
36 Simpangan baku
11 14,57
Tabel 4.3. tersebut menunjukan perhitungan statistik untuk nilai postes siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen, perhitungan lengkap
dapat dilihat pada Lampiran 9 dan 10. Dari hitungan rata-rata, median,modus dan simpangan baku nilai pretes siswa kedua kelas tersebut
, dapat disimpulkan bahwa nilai postes siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai postes siswa kelas kontrol.
Sementara itu, untuk ketercapaian suatu indikator berpikir kritis siswa saat postes pada Tabel 4.4. persentase nilai ketercapaian
keterampilan berpikir kritis siswa berikut, sedangkan data selengkapnya terlampir pada Lampiran 19.