Tahapan Pendekatan Inkuiri Terstruktur Pengertian Berpikir Kritis

17 menjadi penting karena dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa diharapkan mampu bersaing dalam kehidupannya. Kemudian dalam hal ini dalam jurnal yang ditulis oleh Alec Fisher yang berjudul Critical Thinkining An Introduction terdapat beberapa definisi klasik dari tradisi berpikir kritis yaitu :. 21 1 John Dewey, berpikir kritis ialah aktif, gigih, dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja yang dipandang dari sudut pandang alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. 2 Edward Glaser, berpikir kritis adalah suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, pengetahuan tentang metode- metode pemeriksaan dan penalaran yang logis semacam suatu keterampilan untuk memerikasa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya. 3 Robert Ennis menggunakan definisi yang luas, menurutnya berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif dan berfokus untuk memutuskan apa yang harus dipercaya dan dilakukan. 4 Richard Paul, berpikir kritis menurut Paul adalah mode berpikir mengenai hal, substansi atau masalah apa saja dimana pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur-struktur yang melekat dalam pemikiran dan menrapkan standar-standar intelektual padanya. Sedangkan menurut Vincent Ryan Ruggiero berpikir kritis adalah proses dimana kita melakukan tes dan pendapat dan memutuskan mana yang bermanfaat atau tidak. Dengan kata lain, berpikir kritis mencari jawaban dari pertanyaan. Tidak tiba-tiba, salah satu teknik dalam berpikir 21 Alec Fisher, Critical Thinking An Introduction, Electronic Journal of Science Education, 2001, pp. 4-8 18 kritis yaitu menyelidiki jawaban dari pertanyaan. 22 Halpern menjelaskan karakteristik berpikir kritis yaitu menggunakan kognitif atau strategi untuk meningkatkan kemungkinan dari hasil yang diinginkan. Berpikir kritis juga mencakup penilaian dan mempertimbangkan faktor-faktor dalam membuat keputusan. 23 Paul dan Elder menganggap bahwa seorang pemikir kritis yang baik mampu memecahkan masalah yang rumit, menginformasikan hasil informasi yang relevan, menentukan jawaban, dan berkomunikasi dengan efektif. 24 Paparan para ahli terkait pengertian berpikir kritis memiliki persamaan yang mana dapat disimpulakan bahwa berpikir kritis ialah aktifitas tingkat tinggi yang di dasari atas sikap rasioanal yang mengacu pada fakta yang ada untuk membuat suatu keputusan. Tujuan mempelajari berpikir kritis adalah terbentuknya peserta didik yang mampu berpikir netral, rasional, logis dan teliti akan jawaban yang didapatnya. Berpikir dikatakan kritis jika seseorang melakukan hal-hal kritis sebelum membuat keputusan, seperti menganalisa, mengumpulkan bukti, mengkomunikasikan keputusannya dengan baik.

b. Karakteristik Pemikir Kritis

Berpikir merupakan kegiatan yang alami, setiap orang normal pasti bisa melakukannya, tetapi apakah pemikirannya dianggap kritis atau tidak beberapa pakar tentang berpikir kritis merumuskan ciri-ciri dari orang- orang yang berpikir kritis. Menurut Muhibbin Syah, ciri-ciri berpikir kritis ada 33, ciri-cirinya adalah sebagai berikut: 25 1 Mengenal secara rinci bagian-bagian dari keseluruhan. 22 Ruggiero. Loc. cit. 23 Sophia Scott, Perception of Students Learning Critical Thinking Through Debate in a Technology Classroom : A case study, The Journal of Technology Students, 2007, pp. 2. 24 Ibid h.3 25 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010, h.47 19 2 Pandai mendateksi permasalahan. 3 Mampu membedakan ide yang relevan dengan yang tidak relevan. 4 Mampu membedakan fakta dengan fiksi atau pendapat. 5 Mampu mengidentifikasi perbedaan-perbedaan atau kesenjangan- kesenjangan informasi. 6 Dapat membedakan informasi logis dan tidak logis. 7 Mampu mengembangkan kriteria atau standar penilaian data. 8 Suka mengumpulkan data untuk pembuktian faktual. 9 Dapat membedakan kritik yang membangun dan merusak. 10 Mampu mengidentifikasi pandangan perfektif yang bersifat ganda yang berkaitan dengan data. 11 Mampu mengkaji informasi dengan cermat. 12 Mampu mengkaji idea yang bertentangan dengan peristiwa dalam lingkungan. 13 Mampu mengidentifikasi atribut-atribut manusia, tempat dan benda, seperti dalam sifat, bentuk, wujud, dan lain-lain. 14 Mampu mendaftar segala akibat yang mungkin terjadi atau alternatif pemecahan terhadap masalah, ide, dan situasi. 15 Mampu membuat hubungan yang berurutan antara satu masalah dengan masalah lainnya. 16 Mampu menarik kesimpulan generalisasi dari data yang telah tersedia dengan data yang diperoleh dari lapangan. 17 Mampu menggambarkan konklusi dengan cermat dari data yang tersedia. 18 Mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia. 19 Dapat membedakan konklusi yang salah dan tepat terhadap informasi yang diterimanya. 20 Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi. 21 Mampu membuat interpretasi pengertian, definisi, reasoning dan isu yang kontroversi. 22 Sanggup memberikan pembuktian-pembuktian yang kondusif. 20 23 Mampu mengklasifikasikan ide atau informasi. 24 Mampu mengklasifikasikan dan menjabarkan informasi kedalam pola atau bagan-bagan tertentu. 25 Mampu mengintepretasi dan membuat flow charts. 26 Mampu menganalisis isi, unsur, kecenderungan, pola hubungan, promosi, dan bias. 27 Mampu membuat reasoning berdasarkan persamaan-persamaan analog. 28 Mampu membandingkan dan mempertentangkan yang kontras. 29 Sanggup mendeteksi bias dan penyimpangan-penyimpangan. 30 Terampil menggunakan sumber-sumber pengetahuan yang dapat dipercaya. 31 Mampu mengiterpretasi gambar atau kartun. 32 Mampu menentukan hubungan sebab-akibat. 33 Mampu membuat konklusi yang valid. Didalam buku Beyond Feelings A Guide to Critical Thinking, Vincent Ryan Ruggiero menjelaskan perbedaan antara orang yang berpikir kritis dengan orang yang tidak berpikir kritis pada Tabel 2.3 26 Tabel 2.3 Pemikir Kritis dan Bukan Pemikir Kritis Pemikir Kritis Bukan Pemikir Kritis Jujur dengan diri mereka sendiri, mengakui apa yang mereka tidak tahu, mengakui keterbatasan mereka dan waspada terhadap kesalahan mereka sendiri. Berpura-pura tahu lebih banyak daripada yang meraka lakukan, mengabaikan keterbatasan, mengabaikan, keterbatasan mereka dan menganggap pandangan mereka bebas dari kesalahan. Pemikir Kritis Bukan Pemikir Kritis Berusaha untuk memahami, menjaga rasa ingin tahu, tetap sabar dengan kompleksitas, dan siap untuk Tidak sabar dengan kompleksitas, dan dengan demikian lebih suka tetap bingung daripada berusaha untuk memahami. 26 Ruggiero, op. cit., h. 19. 21 menginvestasikan waktu untuk mengatasi masalah. Dasar penilaian pada bukti dan bukan preferensi pribadi, menunda penilaian setiap kali bukti tidak cukup, merevisi penialaian ketika bukti baru menunjukkan kesalahan. Dasar penilaian pada kesan pertama. Mereka tidak peduli pada jumlah atau kualitas bukti, dan berpegang teguh pada pandangan mereka. Tertarik dengan ide-ide orang lain dan bersedia untuk baca dan mendengarkan dengan penuh perhatian, bahkan ketika mereka cenderung tidak setuju dengan orang lain. Sibuk dengan diri mereka dan pendapat mereka sendiri, tidak mau memperhatikan pandangan orang lain. Saat ada perbedaan pendapat, mereka cenderung berpikir, “bagaimana saya bisa menyangkal?” Mengakui bahwa pandangan ekstrem baik konservatif atau liberal jarang benar, sehingga mereka menghindarinya dengan mencari pandangan yang seimbang. Mengabaikan kebutuhan untuk keseimbangan dan memberikan preferensi pandangan yang mendukung pandangan mereka Mampu menahan diri dan mengendalikan perasaan meraka bukannya dikendalikan oleh mereka dan berpikir sebelum bertindak. Cenderung mengikuti perasaan mereka dan bertindak impulsif.

c. Indikator Berpikir Kritis

Vincent Ruggiero memberikan tiga buah indikator untuk penilaian kemampuan berpikir kritis yaitu: 27 1 Investigasi yaitu menemukan bukti yang dapat menjawab pertanyaan tentang masalah yang sedang dibahas. 2 Interpretasi yaitu memutuskan bukti atau fakta-fakta yang diperlukan. 27 Ruggiero, op. cit., h. 21.