Pengeluaran Rumah Tangga Analisis Lingkungan Eksternal Pe rusahaan

87 yang harus mulai menggerakan perekonomian lewat pemberian kredit di sektor riil.

2. Pengeluaran Rumah Tangga

Pengeluaran rumah tangga memperlihatkan data bagian pendapatan rumah tangga yang dialokasikan untuk menkonsumsi produk tertentu. Semakin besar alokasi dana yang dianggarkan untuk produk tertentu, maka produk tersebut penting dan memiliki prospek pasar yang baik. Produk susu kuda organik yang merupakan produk kesehatan memiliki prospek yang baik apabila alokasi pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan semaikn bertambah. Tabel 13 menunjukkan data pengeluaran rumah tangga indonesia tahun 2002, 2005, dan 2007. Tabel 13. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Menurut Kelompok Barang, 2002, 2005, dan 2007 rupiah Kelompok Barang 2002 2005 2007

A. Makanan 20,649

147,311 174,028 1. Padi-padian 25,722 24,483 35,874 2. Umbi- umbian 1,329 1,664 1,991 3. Ikan 10,675 13,374 13,822 4. Daging 5,903 6,984 6,898 5. Telur dan susu 6,76 8,946 10,497 6. Sayur-sayuran 9,75 11,607 13,69 7. Kacang-kacangan 4,161 4,887 5,207 8. Buah-buahan 5,868 6,203 9,055 9. Minyak dan lemak 4,642 5,54 5,959 10. Bahan minuman 5,589 6,384 7,799 11. Bumbu-bumbuan 3,202 3,819 3,9 12. Konsumsi lainnya 2,826 3,843 4,736 13. Makanan dan minuman jadi 20,182 31,847 37,03 14. Tembakau dan sirih 14,041 17,729 17,57

B. Bukan Makanan 85,687

139,43 179,393 1. Perumahan dan fasilitas rumah 36,734 64,601 73,45 2. Barang dan jasa 24,908 44,213 60,126 3. Pakaian, alas kaki, dan tutup kepala 10,692 10,951 11,783 4. Barang-barang tahan lama 8,47 12,963 22,873 5. Pajak dan asuransi 1,648 3,508 4,486 6. Keperluan pesta dan upacara 3,235 3,196 6,674

C. JumlahTotal 206,336

286,741 353,421 Sumber: BPS RI, 2008 88 Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pengeluaran rata-rata perkapita rakyat Indonesia untuk kelompok makanan melonjak cukup tinggi dari tahun 2002 hingga 2005, bahkan mengungguli sektor non makanan pada tahun 2005. Pengeluaran untuk membeli susu kuda organik dapat digolongkan pada pengeluaran makanan konsumsi lainnya. Hal ini dikarenakan susu kuda sumbawa merupakan produk kesehatan yang belum ada komponennnya dalam tabel di atas. Pengeluaran perkapita untuk golongan ini mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan trend yang positif dan menjadi peluang bagi pemasaran produk di masa yang akan datang. Secara lebih rinci, prospek susu kuda organik dapat terlihat dari besarnya pengeluaran perkapita suatu negara untuk kesehatan. Tabel 14 memperlihatkan data pengeluaran perkapita untuk kesehatan beberapa negara Asia. Tabel 14. Pengeluaran Perkapita untuk Kesehatan Beberapa Negara Asia Negara Total Pengeluaran Perkapita untuk Kesehatan dalam nilai tukar rata-rata US Total Pengeluaran Perkapita untuk Kesehatan PPP int. 2002 2006 2002 2006 Indonesia 12 39 37 82 Jepang 2 827 2 759 1 967 2 581 Cina 44 94 109 216 Malaysia 128 259 289 544 Sumber : World Health Statistics WHO, 2009 Tabel 14 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan da lam hal pengeluaran perkapita untuk kesehatan dari tahun 2002 hingga 2006. Hal ini menunjukkan kesadaran yang masyarakat yang lebih baik untuk hidup sehat dari tahun ke tahun, dan dapat menjadi peluang bagi pemasaran produk susu kuda organik. Tabel 14 juga menunjukkan bahwa pengeluaran perkapita masyarakat Indonesia walaupun mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, namun masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya. Hal ini menunjukkan walaupun kesadaran masyarakat akan kesehatan semak in meningkat dari tahun ke tahun, namun tingkat kesadaran tersebut masih relatif rendah dibandingkan dengan negara lain. Fakta tersebut menjadi ancaman bagi pemasaran produk susu 89 kuda organik sehingga dalam pemasaran produknya dibutuhkan edukasi kepada pasar yang lebih luas mengenai pentingnya menjaga kesehatan melalui produk- produk organik yang salah satunya adalah susu kuda organik.

3. Tingkat Inflasi