16
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian yang mencakup pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan merupakan sektor unggulan yang menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia. Hingga tahun 2007, GDP Indonesia dari sektor pertanian adalah sebesar 14 persen dengan serapan tenaga kerja sebesar 41,21
persen BPS,2008. Sektor pertanian merupakan sektor yang berjasa dalam penyediaan kebutuhan hidup masyarakat baik pangan maupun non pangan.
Kebutuhan akan produk pertanian akan terus ada selama manusia masih membutuhkan pangan.
Dalam konteks ekonomi, produk-produk pertanian merupakan produk yang tergolong sebagai barang in elastis, yang artinya permintaannya cenderung
tidak berubah banyak apabila terjadi perubahan harga. Namun, hal ini tidak berlaku apabila terjadi keadaan yang tidak cateris paribus, yang salah satu
keadaannya adalah apabila terjadi perubahan trend atau selera masyarakat Nicholson, 2002. Trend pertanian Indonesia saat ini adalah peralihan sistem dari
pertanian konvensional menuju pertanian organik. Peralihan ini dilatarbelakangi semakin tingginya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan serta keamanan pangan. Masyarakat semakin menyadari bahaya residu kimia dalam produk pertanian konvensional
yang dapat menyebabkan berbagai penyakit apabila dikonsumsi dan terakumulasi dalam tubuh. Maka dari itu trend produk pertanian organik sebagai produk
pertanian yang sehat dan bebas residu kimia mulai meningkat. Keadaan ini membuka peluang yang cukup besar terhadap pertumbuhan pertania n organik di
Indonesia dan dunia. Pertumbuhan pertanian organik di Indonesia cukup baik. Pertumbuhan
penjualan produk organik di Indonesia diperkirakan mencapai 10 persen per tahun
1
. Walaupun jumlah ini relatif kecil dibanding pertumbuhan penjualan
1
Rusdayanto, Falik. 2009. Potensi Pasar Produk Pe rtanian Organik. h
ttp:newspaper.pikira rRakyat.co m [25 Me i 2009].
17 produk organik di negara lain. Sekjen Masyarakat Pertanian Organik Indonesia
Maporina Ririen Prihandarini memperlihatkan data penduduk dunia yang mulai menaruh perhatian pada produk-produk pangan organik, masyarakat Cheska
menghabiskan 15,9 juta dolar AS untuk membeli produk organik. Sementara di
Swiss, sekitar 10 -15 persen rumah tangga di sana membeli produk organik secara teratur. Swiss merupakan pembeli produk organik terbesar di dunia dengan
menghabiskan 160 Swiss Franc atau sekitar Rp 1,2 juta per orang setiap tahunnya untuk produk-produk organik tertentu. Pertumbuhan permintaan pangan organik
di pasar Kanada juga meningkat yaitu diprediksi mencapai 17,41 persen pada periode 2007-2011. Padahal, permintaan tahun sebelumnya hanya 3 - 4 persen.
Media organik Inggris menulis bahwa di Asia penjualan produk organik meningkat 20 persen setiap tahunnya.
2
Konsep organik tidak hanya dapat diterapkan pada sub sektor pertanian seperti sayur dan buah saja, tetapi juga sub sektor lain, seperti sub sektor
peternakan. Peternakan organik merupakan pengelolaan peternakan dengan sistem yang sesuai dengan standar manajemen pertanian organik. Produk-produk
peternakan yang telah diusahakan secara organik antara lain adala h daging, telur, madu, dan susu Litbang Deptan, 2002.
Salah satu perusahaan yang memproduksi dan memasarkan produk peternakan organik adalah UKM Diana Hermawati, yang salah satu produknya
adalah susu kuda organik. Susu sejak lama dipercaya sebagai pangan yang menyehatkan dan mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Susu
kuda yang diproduksi dan dipasarkan oleh UKM Diana Hermawati adalah susu kuda Sumbawa, atau yang dahulu dikenal sebagai susu kuda liar. Susu kuda
Sumbawa yang diproduksi oleh perusahaan ini didapat melalui kemitraan dengan kelompok peternak kuda Sumbawa di Kabupaten Dompu, Sumbawa. Dr. Diana
Hermawati selaku pemilik perusahaan kebetulan merupakan salah satu pembina dari kelompok peternak tersebut.
2
Rusdayanto, Falik. 2009. Potensi Pasar Produk Pe rtanian Organik. h
ttp:newspaper.pikira rRakyat.co m [25 Me i 2009].
18 Susu kuda sumbawa sejak lama dikenal manjur untuk mengobati berbagai
penyakit, mulai dari TBC, jantung, kanker rahim, hipertensi, asam urat, asma, diabetes, ginjal, anemia, types, lemah syahwat, sulit punya keturunan,
menurunkan kolesterol, dan sebagainya Hermawati, 2005. Khasiat susu kuda sudah diakui dengan banyaknya testimoni dari konsumen susu kuda yang
mengaku sembuh dari penyakitnya setelah mengkonsumsi susu kuda Sumbawa secara teratur. Namun sayangnya belum banyak penelitian yang membuktikan
secara klinis khasiat susu kuda Sumbawa. Salah satu yang penelitinya adalah Dr. Diana Hermawati sebagai pemilik UKM, yang telah melakukan penelitian
mengenai susu kuda sumbawa pada tahun 2005, dan berhasil membuktikan adanya senyawa anti bakteri pada susu kuda Sumbawa Hermawati,2005.
Khasiat dari susu kuda Sumbawa tersebut membuatnya banyak d icari terutama oleh pasien penyakit kronis. Selain itu, susu kuda Sumbawa memiliki
kelebihan lain yaitu tidak menggumpal dan tahan pada suhu kamar hingga lima bulan tanpa dipasteurisasi atau ditambahkan pengawet apapun. Susu kuda dapat
menjadi obat alternatif yang ampuh, aman, dan bebas zat kimia. Apalagi saat ini jumlah penyakit kronis seperti TBC, kanker, dan sebagainya di Indonesia terus
meningkat. Menurut Badan Kesehatan Dunia WHO jumlah penderita Tuberculosis TBC di Indonesia menempati posisi nomor tiga terbesar di dunia
setelah India dan China, dengan angka insiden kasus baru sebesar 107 per 100 ribu penduduk
3
. Hal ini membuat bisnis susu kuda Sumbawa cukup memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan
I.2 Perumusan Masalah