Analisis Deskriptif Estimasi Output Potensial dengan Metode Univariate Detrending

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Analisis

Bab ini akan membahas metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yang terdiri dari analisis deskriptif dan analisis ekonometrika. Analisis dengan metode ekonometrika menggunakan metode univariate detrending dan metode regresi data panel seperti telah disampaikan pada tinjauan teoritis dalam bab sebelumnya. Guna mendukung analisis ini, akan digunakan paket program software STATA 10.0. dan EViews 6.0.

3.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran umum mengenai dinamika inflasi regional dan beberapa variabel yang diduga terkait erat dengan inflasi, termasuk struktur ekonomi menurut provinsi. Melalui metode analisis yang pertama ini akan disajikan tabel dan gambargrafik untuk memperlihatkan kondisi perekonomian secara umum menurut provinsi. Selain itu, digunakan pula beberapa statistik sederhana seperti rata-rata sederhana, rata-rata tertimbang, koefisien korelasi Pearson dan pengujian kausalitas granger untuk melihat keterkaitan inflasi antar provinsi di Indonesia dan keterkaitan inflasi dengan variabel lainnya yang digunakan dalam penelitian ini. Melalui gambaran umum ini, diharapkan dapat menguatkan analisis ekonometrika yang akan dibahas selanjutnya, terkait dengan hipotesis yang telah disusun untuk menjawab tujuan penelitian ini.

3.1.2 Estimasi Output Potensial dengan Metode Univariate Detrending

Penghitungan output potensial pada hakikatnya tidak mudah dilakukan karena output potensial sendiri merupakan unobserved component. Metode yang umum digunakan untuk mengestimasi output potensial adalah pendekatan univariate . Pendekatan ini relatif lebih mudah dibanding pendekatan multivariate, karena bisa dilakukan melalui dekomposisi atau detrended dari series data tertentu. Adapun penggunaan metode univariate dalam penelitian ini mengacu pada hasil penelitian dari Justiniano and Primiceri 2008 yang menyatakan bahwa output potensial lebih halus dan lebih baik jika diestimasi dengan menggunakan metode detrended tradisional. Metode univariate detrending yang digunakan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Hodrick–Prescot HP filter dan band pass filter ala Christiano Fitzgerald. Penggunaan kedua metode ini didasari atas kesadaran bahwa output potensial sendiri merupakan unobserved component, sehingga pada praktiknya diperlukan metode penghitungan alternatif untuk melihat keterbandingan hasil estimasi output potensial. Berdasarkan hasil estimasi output potensial dengan kedua metode ini, kemudian akan diturunkan output gap yang menjadi salah satu variabel yang memengaruhi inflasi, dengan demikian akan dilihat bagaimana keterkaitan antara output gap yang dihasilkan dengan inflasi yang merupakan objek utama dalam penelitian ini. Langkah awal dalam melakukan estimasi output potensial adalah menyiapkan data dengan series yang cukup panjang, setidaknya 20 tahun, sehingga secara tidak langsung dapat mencerminkan adanya kondisi NAIRU non-accelerating inflation rate of unemployment atau menggambarkan tren pertumbuhan output dalam jangka panjang. Pada praktiknya, penelitian ini akan menggunakan PDB atas dasar harga konstan yang merupakan proksi dari output riil, untuk periode tahun 1983 – 2009. Pada metode HP filter, permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana memilih  1 , yaitu sembarang konstanta yang mencerminkan biaya atau pinalti terkait dengan bagaimana menurunkan fluktuasi menjadi tren. Dalam beberapa penelitian termasuk Hodrick–Prescot 1984, dalam Enders, 2004 dan Farmer 1993, dalam Enders, 2004,  ditetapkan sebesar 1.600. Menurut mereka, besarnya  tersebut merupakan nilai yang cukup ideal karena umumnya akan diperoleh hasil dekomposisi yang cukup masuk akal. Sayangnya, dalam Ender 2004 tidak dijelaskan lebih lanjut mengenai periode data yang digunakan, apakah data tahunan, triwulanan atau bulanan yang cukup baik untuk menggunakan nilai  yang disarankan. Merujuk pada Hodrick–Prescot 1980, dalam Ladiray et al., 2003, nilai  dibedakan menurut periode data, yaitu untuk data tahunan menggunakan  = 100, sedangkan pada data triwulanan  ditetapkan sebesar 1.600, sementara untuk data bulanan besarnya  adalah 144.000. Merujuk pada penjelasan Ladiray et al. 2003 tersebut, maka nilai  untuk metode HP filter dalam penelitian ini adalah 100, karena periode data yang digunakan adalah data tahunan. Permasalahan selanjutnya yang dihadapi dalam metode band pass filter dari Christiano Fitzgerald adalah memilih pendekatan simetris atau pendekatan asimetris. Pendekatan simetris menetapkan peningkatan dan penurunan output potensial berada pada band tertentu, dengan besarnya lower band dan upper band dibuat sama. Sebaliknya, pada pendekatan asimetris yang dimungkinkan terjadinya peningkatan atau penurunan output tidak selalu dalam range yang sama. Sayangnya, pendekatan simetris akan menyebabkan hilangnya beberapa observasi di awal dan di akhir dari suatu set series data, sementara pada pendekatan asimetris hal tersebut tidak terjadi. Berdasarkan penjelasan tersebut, metode band pass filter yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan asimetris dari Christiano Fitzgerald agar diperoleh observasi yang utuh dari series data yang diestimasi. Adapun nilai lower band dan upper band yang ditetapkan dalam model ini masing-masing sebesar 0,8 dan 0,2.

3.1.3 Aplikasi Regresi Data Panel