Pengaruh Output Gap terhadap Inflasi

127

5.5.2 Pengaruh Output Gap terhadap Inflasi

Estimasi koefisien regresi data panel dinamis menyatakan bahwa output gap tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap inflasi, baik diestimasi dengan metode non spasial maupun dengan metode spasial Tabel 12 dan Tabel 13. Hasil estimasi ini sepertinya terkait erat dengan kondisi umum Indonesia karena pada hampir seluruh provinsi, output aktual berada di bawah output potensial untuk periode tahun 2000 – 2006 dan baru pada tiga tahun setelahnya output aktual berada di atas kondisi potensialnya atau dengan kata lain, lebih dari separuh rentang waktu penelitian, output gap berada pada kondisi negatif Gambar 14. Secara teoritis, pada kondisi demikian, inflasi lebih disebabkan oleh sisi penawaran dibanding sisi permintaan, mengingat output gap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap inflasi. Meski tidak signifikan, namun dapat dilihat nilai dari koefisien tersebut positif dan sesuai dengan landasan teoritis. Merujuk pada hasil penelitian Solikin 2004 tentang keberadaan kurva Phillips di Indonesia dan Wimanda et al. 2011 mengenai determinan inflasi di Indonesia, didapati peran output gap dalam pembentukan inflasi cukup signifikan. Hasil ini tentu tidak sejalan dengan temuan yang telah dijelaskan sebelumnya, karena dengan pendekatan inflasi regional pada tataran provinsi output gap tidak berperan signifikan terhadap pembentukan inflasi. Perbedaan hasil temuan ini sepertinya terkait erat dengan formulasi dari spesifikasi model pada penelitian Solikin 2004 yang murni menggunakan model hybrid NKPC dan lag output gap sebagai proksi dari driving force variable. Berbeda dengan Solikin 2004, Wimanda et al. 2011 menggunakan spesifikasi model perluasan dari hybrid NKPC, sehingga hasil model tersebut lebih bisa dibandingkan dengan model penelitian ini. Perbedaan hasil penelitian ini dengan kajian Wimanda et al. 2011 merupakan temuan menarik terkait dengan pendekatan yang berbeda, yaitu penelitian ini menggunakan pendekatan pada tataran provinsi, sementara kajian sebelumnya menggunakan pendekatan pada level nasional. Mencermati hasil penaksiran output potensial dan output gap pada pembahasan sebelumnya, yaitu selama periode tahun 2006 – 2009 terjadi kondisi output aktual melebihi kondisi potensialnya, maka untuk periode selanjutnya bila 128 hal tersebut terus terjadi, dimungkinkan pengaruh dari output gap terhadap inflasi menjadi signifikan mengingat pada kondisi tersebut akan terjadi kelebihan permintaan. Guna menjawab pertanyaan tersebut, dibutuhkan tambahan data beberapa periode ke depan dan disarankan agar melakukan penelitian lebih lanjut.

5.5.3 Dampak Perubahan Nilai Tukar terhadap Inflasi